Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang aku tak pantas bersanding denganmu hanya karena masalah tinggi badan. Tapi apa peduliku , karena cintaku asalnya tidak dari situ. Hatiku luluh karena perhatianmu.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang keburukanmu dan mereka menyayangkan keputusanku memilihmu. Tapi apa peduliku, karena aku tak pernah menemui keburukan itu di dalam dirimu. Bukan karena tai kucing rasa cokelat tapi begitu baiknya aku diperlakukan olehmu.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang ketidaksetiaanmu. Tapi apa peduliku, karena sikapmu padaku cukup membuktikan bahwa tak ada yang lain dihatimu selain aku.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang ketidakmapananmu. Tapi apa peduliku, karena Tuhan memproses masa depan tidak seperti menggali upil di hidung berlubang besar. Mereka tidak berhak meramal masa depan dan tak perlu mereka tahu prosesnya.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang aku tak akan bahagia bersamamu. Tapi apa peduliku, karena bahagia itu dibangun antara kau dan aku. Mereka yang tak suka hanya akan mengkritik seolah mereka maha tahu.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Tak sekali dua kali orang bilang buruknya masa lalumu. Tapi apa peduliku, karena kita hidup itu melangkah maju. Tak seperti mereka yang seolah melangkah maju tapi sering melihat spion milik orang lain untuk dicibir bersama bagaikan membincangkan obralan baju supermarket.
Cerita kita terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah kertas. Ribuan baris mungkin tak cukup menggambarkan perjalanan cinta kita. Cinta Si Kecil dan Si Gendut mungkin judulnya. Si kecil itu kamu dan Si Gendut itu aku. Si Kecil dan Si Gendut akan tetap maju, badai datang tak kan mengganggu. Karena semua hanyalah bumbu. Untuk Si Kecil dan Si Gendut tetap bersatu.
Cintanya tak pernah beku karena setiap hari selalu merindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H