Dosen Pengampu: Rijal Khaerani S.Si., M.Stat.
Manajemen Pemasaran Pariwisata
Indonesia sedang menjadi pusat perhatian karena menjadi tuan rumah KTT G20 yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 November 2022 lalu.
KTT G20 adalah Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty yang dilaksanakan di Bali, Indonesia. KTT G20 merupakan puncak dari seluruh rangkaian acara G20 selama satu tahun presidensi. Acara ini dihadiri oleh setiap kepala negara dari Uni Eropa dan 19 negara utama, termasuk Indonesia.
Lalu, bagaimana kondisi pariwisata Indonesia saat ini? Apakah KTT G20 merupakan salah satu ajang untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia ke kancah internasional? Berikut merupakan kondisi Pariwisata Indonesia.
Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Indonesia
Presidensi G20 merupakan kali pertama Indonesia untuk menjadi tuan rumah, ini merupakan momentum yang tepat untuk Indonesia agar dapat meningkatkan pendapatan industri pariwisata setelah pandemi datang.
Dilansir dari situs resmi Kemenparekraf, penyelenggaraan G20 diprediksi dapat meningkatkan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 1,8 hingga 3,6 juta orang. Kedatangan wisman ke Indonesia dapat menambah devisa negara, karena kunjungan wisman di berbagai tempat wisata Indonesia khususnya area pelaksanaan KTT G20 Bali.
Angka kunjungan wisman pada bulan September mencapai 2,4 juta orang dari lima negara besar dengan wisatawan yang paling banyak berasal dari Australia, Singapura, Malaysia, India dan Inggris.
Terbukanya Peluang UsahaÂ
Penyelenggaraan KTT G20 dapat membuka peluang usaha seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dimiliki oleh masyarakat, seperti kerajinan tangan, toko, restoran dan lain sebagainya.
Satu pekan kebelakang progres industri kreatif berkembang pesat, dan wisman di kota bertambah banyak. Penyedia jasa sewa kendaraan, penjual suvenir sangat merasakan hasil yang diperoleh. Kunjungan wisman saat ini dapat membantu perekonomian masyarakat untuk bangkit setelah pandemi.
Kembalinya Pekerjaan Karyawan HotelÂ
Lumpuhnya industri perhotelan Indonesia mengakibatkan sejumlah karyawan hotel di PHK. Namun, saat ini KTT G20 dapat mengembalikan okupasi hotel sebanyak 90%. Dilansir dari Dw Indonesia, (10/11/2022), tingkat keterisian hotel di Nusa Dua penuh karena pelaksanaan G20. Peningkatan okupasi hotel membutuhkan banyak karyawan, sehingga karyawan hotel dapat bekerja kembali.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan bahwa delegasi G20 tersebar di 24 hotel yang ada di Nusa Dua. Dampak okupasi hotel juga dirasakan oleh pihak hotel yang ada di Kuta, Canggu, Seminyak, Sanur hinga Ubud karena kunjungan wisman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H