Mohon tunggu...
Jessica Anindya
Jessica Anindya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

Penulis amatiran. Suka bakso.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Belajar Mencintai Kekurangan Seseorang Melalui Drama "It's Okay to Not Be Okay"

11 Desember 2020   20:45 Diperbarui: 11 Desember 2020   21:01 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini Drama Korea menjadi salah satu hiburan yang paling disukai banyak orang. Apalagi, situasi pandemi seperti saat ini yang mengharuskan kita untuk tetap di rumah membuat kita memiliki waktu luang untuk menonton. 

Tak hanya mereka para remaja, Drama Korea sudah menjerat orang dewasa, hingga orang tua. Kemudahan dalam mengakses drama-drama yang mereka inginkan membuat usia berapa pun dapat dengan mudah menikmatinya.

Bagi penggemar Drama Korea, pasti tidak asing dengan judul drama "It's Okay to Not Be Okay". Drama yang tayang pada 20 Juni hingga 9 Agustus lalu dihujani banyak antusiasme dan pujian dari para penontonnya. Pasalnya, drama ini memiliki jalan cerita yang unik dan tidak sama dengan fokus kebanyakan Drama Korea lainnya (Hary, 2020).

Dibintangi oleh aktor terkenal Kim Soo-hyun (Moon Gang Tae) dan Seo Yea-ji (Ko Moon Young), drama ini bercerita tentang bagaimana dua orang yang sangat bertolak belakang kepribadiannya saling jatuh cinta, justru mampu menyembuhkan luka emosional satu sama lain dan saling melengkapi. 

Mereka menggambarkannya dalam kehidupan seorang perawat di rumah sakit jiwa dengan penulis buku cerita anak yang mengidap penyakit anti-social disorder yang menyebabkan penulis ini sering dianggap gila.  

Pengangkatan tema mengenai mental health yang jarang dibicarakan khalayak ini menjadi menarik karena dikemas dengan sangat halus dan nyaman untuk dinikmati. Pemeran utama yang keduanya menderita gangguan mental karena trauma masa kecil membuat drama ini memiliki sensitifitas tersendiri.

Foto: 123movies.eus.com
Foto: 123movies.eus.com

Jika ditinjau lebih jauh, drama ini tak hanya berbicara mengenai dua orang yang jatuh cinta namun juga berbicara tokoh-tokoh lain yang juga memiliki kondisi mental yang beraneka ragam. 

Salah satunya adalah Kang-tae yang merupakan kakak dari Gang Tae yang juga mengidap penyakit autisme. Tiga tokoh utama yang memiliki penyakitnya masing-masing membuat drama ini unik. 

Bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan mereka, bagaimana mereka menghadapi penyakit yang mereka idap, bahkan bagaimana mereka menyampaikan pesan tersirat melalui kondisi mereka itu menjadi hal menarik dan sayang untuk dilewatkan.

Tentunya, banyak pelajaran berharga yang kita bisa dapatkan dari drama "It's Okay to Not Be Okay" ini, apalagi untuk masyarakat Indonesia mengenai stereotype penderita penyakit mental.

Mengingat Indonesia yang masih menyepelekan kondisi kesehatan mental seseorang, membuat tiap orang yang menontonnya merasa bahwa kondisi mental bukanlah hal yang remeh.

Di sisi lain, sudut pandang drama ini mengajak kita untuk lebih menunjukkan kepedulian kita terhadap mereka yang memiliki gangguan mental. Menekankan bahwa mereka juga manusia yang juga perlu mendapat perhatian, pun tidak seharusnya dikucilkan. Malahan memberi validasi bahwa merasa "tidak baik-baik saja" adalah sebuah hal yang wajar. 

Meyakinkan pada mereka yang memiliki gangguan mental bukanlah sebuah yang pantas mendapat perlakuan berbeda dan tidak adil, justru seharusnya mereka mendapat perhatian lebih.

Korea menjadi salah satu dari 4 media raksasa di Asia (McPhail, 2014). Hal tersebut yang membuat pendistribusian Drama Korea ke seluruh dunia menjadi sangat mudah. Banyak negara yang terterpa Korean wave melalui Drama Korea itu sendiri, dan Indonesia salah satunya. 

Dilansir dari CNN Indonesia, Drama Korea memiliki potensi besar di pasar Indonesia. Walaupun sesungguhnya jika dilihat lebih jauh, potensi Drama Korea di Indonesia itu dapat dianggap sebagai "a double-edged sword" bagi berbagai aspek yang ada seperti kebudayaan dan ekonomi.  

Daftar Pustaka

McPhail, T. (2014). Global communication theories stakeholders and trends. Fourth (4th) Ed. WilleyBlackWell: West Sussex (Wiley Vital Source).

Khoiri, A. (2018, Maret 18). Drama korea punya potensi pasar besar di indonesia. cnnindonesia.com.

Hary, Y. (2020, Juni 26). Jadwal tayang drama korea terbaru it's okay to not be okay dan 6 alasan tak boleh melewatkannya. jogja.tribunnews.com.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun