Mohon tunggu...
Jessica Dorinda Simanjuntak
Jessica Dorinda Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Praja IPDN XXXI

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sekolah Pencetak Kader Berintegritas, Cerdas, Sekaligus Terampil, Bagaimana Bisa?

8 Februari 2023   08:55 Diperbarui: 8 Februari 2023   10:22 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau lebih dikenal dengan singkatan IPDN merupakan salah satu sekolah kedinasan dibawah naungan Kementrian Dalam Negeri. Undang undang yang mengatur tentang Institut ini dimuat dalam ialah Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2004 tentang Penggabungan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri Ke dalam Institut Ilmu Pemerintahan menjadi IPDN. Wadah perguruan tinggi ini memiliki sering disebut sebagai miniature Indonesia mini karena menampung lebih dari ribuan kader calon aparatur pemerintahan dari seluruh Indonesia yang akan siap dtempatkan dimanapun. Lulusan dan alumninya sendiri akan mendapat gelar Sarjania Ilmu Terapan Ilmu Pemerintahan dengan pengkat Penata Muda golongan IIIA, yang akan dilantik dalam Pelantikan Pamong Praja Muda oleh Presiden Republik Indonesia di tahun keempat. Untuk itu dalam mencetak lulusan dan alumninya yang akan bekerja sebagai calon pemimpin bangsa kelak dibutuhkan kurikulumdan system pendidikan yang bisa mewujudkan karekter yang beintegritas, terampil dan cerdas.

Dalam mewujudkannya sendiri IPDN mengenal dan menggunakan system Pendidikan yang cukup berbeda dari sekolah kedinasan lainnya. yaitu tritunggal terpusat. Tritunggal terpusat sendiri untuk metode penggabungan pengajaran, pelatihan dan pengasuhan(Jarlatsuh). Dimana melalui system ini dapat mengaktifkan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif dala pengalaman belajar praja (sebutan siswa program serjana di IPDN) semasa pendidkan. Adapun siklus kehidupan praja selama menempuh pendidkan selama 4 tahun di Ksatriaan ini diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 63 tahun 2015.

Pengajaran menekankan pada sifat kognitif/pemahaman. Kegiatan pengajaran meiluti seperti kuliah, kuliah umum, seminar, ceramah yang memeberikan output berupa ilmu pengetahuan , pemahaman teoritis dan pragmatis , serta pendalaman wawasan dalam bidang keahlilan yang menyangkut lingkup pemerintahan kelak. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, di tiap tengah dan akhir semester peserta didik akan menmpuh Ujian baik UTS maupun UAS dalam memenuhi nilai bidnag pengajarannya. Adapaun fakultas yang terdapat di IPDN ialah fakultas politik pemerintahan, fakultas manajemen pemerintahan, serta fakultas perlindungan masyarakat.Diharapkan alumni lulusan IPDN dapat menjad seorang pemimpin yang akademis, adaptive, berkompeten , cerdas, serta memiliki daya saing yang tinggi.

Pelatihan merupakan bentuk kegiatan yang nyata dari teori yang telah didapatkan dari pengajaran. Sesuai dengan Dalam pengaplikasiannya diselenggarakan sehabis jam kuliah di kelas, lapangan maupun di laboratorium . Pelatihan ini diharapkan untuk membentuk skill maupun kemampuan dalam menguasai dan menganalisis hal hal berbau profesionalisme pemerintahan. Sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2009 tentang Kurikulum Diploma IV Institut Pemerintahan Dalam Negeri,yang mengembangkan pada penguatan skill dan keterampilan praja berjenjang sesuai tingkatan, Salah satu harapan bapak Menteri dalam negeri sendiri, Tito Karnavian mengungkapkan pada momen acara bersama IKAPTK (Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan) di Palu, Sulawesi Tengah untuk memperbaharui kurikulum IPDN agar lebih menekankan lagi prinsip prinsip dasar otonomi daerah dan tata cara pengelolaannya. Penilaian akhir pada tiap semester untuk pelatihan sendiri yaitu adanya Praktik Lapangan. Disana tiap praja akan dikelompokkan menurut jurusannya untuk turun langsung ke lapangan mengabdi untuk menyelesaikan problem riil yang terjadi di masyarakat . Sehingga dapat dipastikan bahwa setidaknya kader pemimpin yang lahir dari institusi ini dapat diuji keterampilannya.

 Yang terakhir ialah pengasuhan. Kalimat pamong praja memiliki arti diambil dari kata among dari Bahasa Jawa yang artinya asuh Kalimat pamong praja memiliki arti sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan , dalam kata tersebut terdapat kata among yang dalam Bahasa jawa memiliki arti asuh . Tidak jauh dari itu, salah satu dari system pendidkan di IPDN menerapkan asas asas untuk mengamong atau mengayomi dan mengasuh melalui pengasuhan Jajaran pengasuh mengambil peran dalam membimbing sekaligus memberikan pengawasan serta pembinaan terhadap praja dalam menjalankan siklus kehidupannya menjadi praja IPDN. Salah satu indikator penilaian bidang pengasuhan juga diambil melalaui ujian SAMAPTA sebelum kenaikan tingkat yang bertujuan untuk memastikan kebugaran dan Kesehatan jasmani para praja tetap dalam kontrol. Pengasuhan sangat berpersan penting dalam memastikan setiap paraja mendapatkan tritunggal terpusat secara seimbang dan selaras. Metode umum yang dilakukan dalam menanamkan nilai positif tersebut melalui trilogy kepemimpinna pemikirian Ki Hajar Dewantar yaitu ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Tujuan yang ditekankan dari metode Pengasuhan agar tiap lulusannya tertanam nilai nilai afektif dari kepamongprajaan melalui output kedisplinan dan berintegritas .

Ketiga aspek ini menjadi investasi bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri dalam mempertahankannya eksistensinya sebagai sekolah kedinasan yang diidolakan, Pengajaran, pelatihan dan pengasuhan adalah ranah yang tidak bisa dipisahkan dalam mencetak kader pemimpin yang dibutuhkan negara ini. Pada kesempatan yang sama di Palu, Bapak Menteri Dalam Negeri juga menekankan agar tiap calon ASN yang dilhirkan menjunjung tinggi kode etik ASN dalam hal ini setia sumber daya aparaturnya harus memegang teguh integritas. Semua yang sudah diatur dalam system, metode dan Teknik yang disusun institusi ini rasanya dirancang sedemikian testruktur dan cukup untuk mencetak kader pemimpin selaku aparatur penyelenggara pemerintahan yang berintegritas, cerdan sekaligus terampil. Orientasi ini sejalan dengan fondasi yang dberikan Bapak Pesiden Joko Widodo sekaligus sebagai dan Core Values dari Aparatur Sipil Negara yang beAKHLAK meliputi Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,dan Kolaboratif.. Tinggal bagaimana tiap tiap elemen dalam institusi ini dapat berkomitmen dan konstisten dalam menjaga kurikulum dan mewujudkan cita cita untuk cita untuk melahirkan pemimpin yang dibutuhkan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun