Sabang, menjadi pilihan liburan kami sekeluarga di pertengahan bulan januari 2016 yang lalu. Suatu kepuasan tersendiri bisa berkunjung ke kota kecil wisata Indonesia yang menyandang gelar Kilometer 0 Indonesia.Terlepas dari kunjungan ke Tugu Kilometer Nol, kali ini saya akan membahas salah tempat wisata yang tidak akan terlupakan kecantikannya ialah pantai Iboih.
Terletak di pinggir pulau Weh, Sabang, Aceh,Indonesia. Kami tiba di malam hari dan memesan family room dengan harga Rp600.000 per malam.
Mungkin jika terlebih dahulu mengecek promo di Pegipegi pada saat itu, kami bias mendapat harga yang lebih memuaskan kantong.
Apadaya, saat itu saya belum mengenal dan mengunduh aplikasi Pegipegi dimana tentu akan membantu mempermudah pemesanan tiket pesawat, hotel dan kereta. Pemandangan langsung ke bibir pantai dengan suara desiran ombak, menemani istirahat malam kami.
Pagi kami awali dengan berkeliling pulau weh dan memilih untuk menikmati keindahan pantai ini saat petang.Pantai dengan gradasi warna yang menarik mata terlihat tidak terlalu ramai dan masih sedikit dikunjungi wisatawan. Ini mungkin karena kami berkunjung tidak pada musim libur akhir tahun maupun tahun baru.
Tidak jauh di depan kami ada sebuah pulau bernama Pulau Rubiah, yang mana kami masih dapat melihat jelas orang beraktivitas disana. Ternyata di pinggir pulau itu menyediakan snorkeling dan diving.
Sehabis bermain pasir dan berfoto ria di pantai Iboih, kami pun menyewa peralatan snorkeling yang masih terjangkau dibanding diving yang membutuhkan sertifikat khusus. Kami menyebrang menggunakan kapal cepat yang mengangkut kami pulang pergi ke- dan dari Pulau Rubiah dengan mengocek harga Rp200.000.
Setelah antre, kami berenam akhirnya diseberangkan dan memakan waktu 15 menit saja kami sampai. Sebelum snorkeling kami melakukan pemanasan sendiri dan melihat kondisi air.
Tidak lupa kami memakai sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Ini adalah tips liburan yang pernah saya baca. Kamu juga dapat membaca tips lainnya di travel tips Pegipegi. Kami juga membeli makanan ikan berupa mie instan yang dibuat didalam plastik yang sengaja dilubangi.
Kami pun segera snorkeling dan berenang di sekitar pantai yang sudah ditentukan. Biota laut disana masih asli dan "ramah". Terdapat berbagai macam ikan dengan motif yang berbeda.
Disanalah saya pertama kali melihat ikan berwujud seperti tokoh dori dalam film finding nemo.Saya menekan plastik makanan ikan di dalam air dan segeromboloan ikan pun dating menghampiri saya. Tidak lupa saya langsung mengabaikan momen itu.Â
![Snorkeling di Pulau Rubiah (Dok.Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/03/whatsapp-image-2018-11-03-at-18-06-21-1-5bddb428aeebe128196bb972.jpeg?t=o&v=770)
Sesuai dengan jam yang ditentukan, kami dijemput kembali oleh kapal cepat. Pada saat itu angin mulai berhembus kencang membuat kami sedikit khawatir.
Syukurlah kami bisa menyebrang dengan selamat kembali ke penginapan.Setelah bersih besih, kami melanjutkan jalan kaki meyusuri pinggiran pantai tidak ingin ketinggalan melihat indahnya pantai di malam hari sembari mencari makan malam.
Tidak jauh dari penginapan banyak tempat makan dipinggir pantai dan ikan bakar di pinggir pantai pun menjadi menu pilihan kami. Sentuhan pasir dan desiran ombak pun menemani perbincangan kami sehabis makan.
Buat kamu yang mau bepergian jangan repot seperti saya ya! Segera unduh aplikasinya dan temukan tips dan promo menarik di Pegipegi.
Kamu bisa JelajahiIndonesiamu dengan mudah dalam pemesanan hotel, tiket pesawat dan kereta. Kamu juga harus ikuti terus sosmednya di instagram @pegi_pegi, facebook Pegipegi dan twitter @pegi_pegi. PegiPegiYuk!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI