Ketika menyimak acara di tv one yang menghadirkan Ali Ngabalin, dan dari wawancara jarak jauh yang menyambungkan Bahar bin Smith. Sepanjang acara berlangsung, host TV One yang biasa dipanggil Putri itu memanggil Bahar dengan sebutan Habib.
Namun saya heran, ada beberapa orang yang juga keturunan dari Nabi yang sangat tidak mau dipanggil Habib, Padahal keilmuwannya sudah setaraf dengan Proffessor, bahkan ada yang sudah proffessor bidang ilmu hadist. Sedangkan Bahar yang masih muda sepertinya bangga sekali dipanggil Habib.
Yahh..mungkin sebagian besar jemaah yang belum memahami secara batiniah makna Habib sehingga mudah mengucapkannya hanya karena melihat tampilan luar, dan sebagian besar jemaah mendapatkan sedikit informasi tentang nasab.
Tapi begitulah, sejatinya keturunan Nabi itu punya tugas besar, namun jika ego dan nafsunya begitu menggebu-gebu, tak mampu menundukkannya lalu berkata kasar, maka keturunan nabi itu bisa saja akan mengalami banyak masalah.
Para keturunan nabi memang tugasnya berat, karena itulah ada beberapa sayyid atau keturunan nabi yang terus berpikir bagaimana bagaimana dirinya bisa melanjutkan perjuangan suci ini. Dan apakah selama ini hidupnya benar-benar sudah berguna atau belum berbuat apa-apa?.
Dan tentu saja Al-Qur'an menjadi pegangan untuk terus dihayati. Sehingga mengkajinya terus menerus agar bisa berdaya guna dan tidak menjadikan pengetahuannya itu justru mempertunjukkan dirinya, atau membawanya pada kebanggaan, seperti yang pernah Iblis lakukan.
Kalau mau melihat keturunan Nabi yang benar-benar berjuang melawan kezaliman yang telah dilakukan oleh negara-negara besar, seperti Amerika dan sekutunya, bisa melihat sosok Sayyid Hasan Nasrallah, Sekjen Hizbullah yang pernah mengalahkan Israel sewaktu menyerang Libanon. Dan itu tidak sampai seminggu Israel ketakutan.
Lalu di Iran sana, keturunan Nabi sudah menjadi pemimpin besar atau biasa disebut Grand Leader The Ayatullah Imam Ali Khamenei. karena dedikasinya pada pengabdian. Sebelumnya, ada yang namanya Imam Khomeini. keturunan Nabi yang mengguncangkan dunia, namun tetap tawadhu atau tidak sombong. Keberhasilannya telah meruntuhkan kerajaan Persia yang sudah berumur ratusan tahun lalu lahirlah revolusi Islam di Iran, yang tidak tunduk pada kehendak Amerika namun negara itu maju mandiri
Keberhasilan Imam Khomeini itu tidak menjadikannya semakin membusungkan dada. Malah beliau berkata bahwa dirinya hanyalah setitik debu di kaki kuda Imam Ali. Beliau senantiasa mengambil contoh dari datuk-datuknya, sehingga berusaha terus dan tidak memberikan ruang pada hatinya untuk kosong atau lalai dari Allah SWT.
Imam Ali adalah sepupu nabi Muhammad yang juga menjadi menantu beliau, Suami dari Sayyidah Fatimah Zahra putri tercinta Rasulullah SAW. Nah, dari Fatimah-lah, generasi penerus Nabi Muhammad terus berlanjut, mulai dari Hasan dan Husain, lalu diteruskan lagi oleh Imam Ali Zaenal Abidin (yang senantiasa sujud), lalu menyusul Imam Baqir, dan seterusnya.
Jika negara Indonesia ini sudah aman, tinggal memolesnya dan membuat suasana kondusif adalah jalan Islam, yaitu mewariskan sifat-sifat nabi. yang senantiasa menjadi rahmat. Namun kalau ada seseorang seperti Bahar bin Smith, yang masih muda memang, kemudian mengumbar kebencian dengan gaya bahasanya, tentu ini tidak mencerminkan cara Nabi.