Mohon tunggu...
Jesse Kaunang
Jesse Kaunang Mohon Tunggu... -

“What we are doing to the forests of the world is but a mirror reflection of what we are doing to ourselves and to one another.” ― Chris Maser, Forest Primeval: The Natural History of an Ancient Forest

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Instrumental dan Emansipatoris Belajar Menuju Dunia yang Lebih Berkelanjutan

6 Juni 2016   01:31 Diperbarui: 6 Juni 2016   01:38 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa kasus yang dijelaskan dalam penelitian Wals, Francisca Hubeek, Sandra van der Kroon, dan Janneke Vader (dalam jurnal yang berjudul All Mixed Up? Instrumental and Emancipatory Learning Toward a More Sustainable World: Considerations for EE Policymakers) adalah yang pertama kasus “The Adopt a Chicken Campaign” (pendekatan instrumental). Di dalam kampanye ini pemerintah Belanda mencoba membangun kesadaran publik untuk mendukung peternakan unggas organik, dengan memungkinkan masyarakat melihara seekor ayam. Kasus yang kedua adalah Creating Sustainable Urban Districts. Proyek ini fokus pada peningkatan kualitas hidup yang berkelanjutan di daerah urban. Dengan adanya konsultasi bersama dan yang tujuan dari proyek ini adalah untuk mengusahakan partisipasi warga dalam proyek berkelanjutan. Kasus ketiga adalah “Den Haneker” (pendekatan terpadu). Den Haneker merupakan asosiasi lingkungan agrikultur yang bertujuan untuk konservasi dan mengatur elemen alami dari area perkebunan. Asosiasi ini menggunakan EE untuk mendukung programnya, seperti kursus, website, brosur, video, majalah, booklet, dan yang lain. Mereka lebih fokus untuk memberi pengaruh pada keputusan perencanaan pendapatan penggunaan lahan. Dan yang keempat adalah “The Story of the Heuvelrug Region”.Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan eko-koridor antara beberapa area alami di daerah Utrechtse Heuvelrug (perbukitan di profinsi Utrecht di pusat Belanda), dengan membangun jembatan penyeberangan yang ramah lingkungan (eco-ducts). Proses ini dapat diterima dengan menciptakan kesadaran, kolaborasi, dan dukungan dari semua stakeholder. Proyek ini menggunakan kursus, perjalanan lapangan, materi edukatif, booklet, dan simposium.

Sumber: Wals, Arjen E. J., Floor Geerling-Eijff, Francisca Hubeek, Sandra van der Kroon, dan Janneke Vader. 2008. All Mixed Up? Instrumental and Emancipatory Learning Toward a More Sustainable World: Considerations for EE Policymakers. Applied Environmental Education and Communication 7: 55-65.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun