Mohon tunggu...
Jessakuu Nia Assyifa
Jessakuu Nia Assyifa Mohon Tunggu... -

membaca adalah gudang ilmu.\r\nsugesti diri untuk berbuat baik dan meninggalkan perasaan yang menumpulkan hati itu penting!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepergian Istriku, Wonder Woman-ku

19 Februari 2012   11:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:28 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

samantha wanita terbaikku, sebagai makhluk Tuhan yang mengerti aku dan untukku, bahkan di kala aku begitu tega dan kasar padanya, tidak memperlakukan layaknya manusia yang punya perasaan. ada begitu banyak senyum bibirnya, dan selalu ada 3 kata kecil namun berdaya hebat yang dibisikannya atas apapun yang kuperbuat padanya. "maaf,,, tolong,,, terimakasih,,,"

jika aku membentaknya, bahkan menjambaknya dengan kasar ia bersimpuh takzim : "Maafkan aku....". jika aku menolak keinginannya yang sungguh amat dahsyat dan luar biasa baginya dan kutahu aku sangat mampu mempersembahkan pintanya, namun aku memilih menolak dan mengabaikannya tanpa menimbang lagi dampak negatif bagi disik dan jiwanya. jika aku memberikan sesuatu yang sepele, yang sesungguhnya itu sudah menjadi kewajibanku, kemutlakanku sebagai seorang laki2 dan imam, ia pun dengan khusyuk dan penuh sumringah berkata dihadapanku dengan penuh keikhlasan "Terimakasih atas pemberian itu,,, ".

tak sekalipun menolakku, membangkangku, tak sekerlingpun ia melirik mata pada siapapun selain aku, sementara aku entah beribu-ribu kali t5elah kutampik dan menyia-nyiakan keberadaannya. laksana langit dan bumi, samantha adalah langit yang memayungi dengan begitu sejuk dan setia, sedangkan aku adalah bumi yang bergolak penuh lava, gempa, badai tsunami dll.

pagi yang belum sempurna itu, tak kudapat lagi sambutan lembutnya, biasanya samantha membangunkan aku dengan lembut , menyiapkan sarapan pagi, bersih-bersih rumah serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya tapi pagi ini hanya sunyi, sepi.

samantha,,,,,! hanya sunyi, sepi kian menyempurnakan diri dalam persembunyiannya. samantha...! kosong. berkali-kali aku tersaruk-saruk menyisir  tiap jengkal rumah ini, berkali2 kusebut namanya, tak ada jawaban. itulah pagi dimana aku berjanji akan menghajarnya habis habisan lantaran keberaniannya pergi tanpa izin, namun itupun sekaligus menjadi pagi yang mana aku tak pernah mampu menyentuhnya, apalagi menghajarnya sebagaimana yang kutimpukkan pada sekujur tubuhnya dan hatinya selama ini.

kian hari kian sempurna sesal menguliti setiap nafasku, kian hari kian terbayang wajahnya yang telah kusia-siakan membuncah ketakjuban atas setiap ketabahan, perngorbanan, ketulusan hati, dan kasih sayangnya selama ini. Ya Tuhan, manusia jenis apa aku ini. kini aku benar-benar kian dalam kehancuran, berjuta tanya hidup berkeliaran dihatiku silih berganti "mengapa engkau tinggalkan aku? bukankan kau tahu janin yang ada di rahimmu adalah hasil dari buah cintaku? bukankah engkau wonder womenku samantha? tapi hati kecilku menjawab "janin itu bukan buah cintamu, tapi buah berahimu yang selalu memperlakukannya begitu jalang dan buas layaknya domba yang dityerjang serigala lapar"

seminggu, sebulan, setahun berlalu, samantha, sang wonder womenku itu tak kunjung hadir lagi di kehidupanku, sepanjang waktu kusulurkan doa bersimpuh air mata kepada Tuhan agar dia baik-baik saja. oh samantha,,, istriku tercinta, kamulah wonder womenku, wanita sempurna dimataku. hanya dalam hatiku, percayalah samantha, namamu sebagai wonder women-ku selalu nyala dan terang hingga Tuhan menutup kelopak mataku selamanya...

aku bukan wonder womenmu

yang bisa terus menahan rasa sakit

karna mencintaimu

hatiku ini bukanlah hati

yang  tercipta dari besi dan baja

hatiku ini bisa remuk dan hancur

___tulisan dikutip dari buku Edi Mulyono yang berjudul

"Andai Aku Jalan Kaki, masihkan engkau selalu ada untukku" ___

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun