Mohon tunggu...
Jeson Alfredo
Jeson Alfredo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dampak Perang Rusia dan Ukraina terhadap Geopolitik dan Geoekonomi Kawasan

6 Desember 2024   16:27 Diperbarui: 6 Desember 2024   16:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

            Rusia dan Ukraina merupakan kedua negara yang pernah tergabung menjadi satu negara, yaitu Uni Soviet. Pengaruh Bolshevik yang dominan terpaksa membuat Ukraina mendukung federasi tersebut pada tahun 1917-1922. Rusia dan Ukraina memiliki perbedaan kepentingan yang membuat keduanya memiliki hubungan yang renggang. Rusia membutuhkan Ukraina untuk memanfaatkan letak geografisnya yang strategis serta kekayaan alamnya. Sementara itu, Ukraina ingin menjadi negara yang berdiri sendiri.  Kondisi ini semakin memanas dengan campur tangan NATO untuk mendekati Ukraina. Hal ini dianggap Rusia sebagai ancaman bagi kedaulatan wilayahnya.

            Perang antara Rusia dan Ukraina terjadi pertama kali pada bulan Febuari 2014, yang mana terjadinya invasi rahasia oleh pasukan Rusia ke otonomi Ukraina, Krimea. Konflik ini semakin meluas dengan keberhasilan Rusia merebut wilayah di Donbas. Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 24 Febuari 2022, menyebabkan keuntungan bagi Rusia. Hal ini ditanggapi Ukraina, dengan melakukan serangan balik terhadap invasi Rusia. Sebelum Invasi besar-besaran tersebut, Oktober dan November 2021, Rusia telah memulai penumpukan besar-besaran pasukan dan peralatan militer di sepanjang perbatasan dengan Ukraina. Hal ini mengkhawatirkan pihak barat, dan memberi peringatan bahwa Rusia akan melancarkan serangan ke Ukraina.

            Rusia merupakan negara yang memiliki power unggul dibandingkan dengan Ukraina, terutama dalam bidang militer. Maka dari itu, pihak Barat merespons hal ini dengan memberikan bantuan militer dalam skala besar ke Ukraina. Bantuan dari pihak  barat ini membantu Ukraina dalam melancarkan serangan balik ke pasukan Rusia. Dukungan Barat kepada Ukraina meningkat pada tahun 2023, misalnya transfer kendaraan lapis baja yang sudah direncanakan sejak lama. Beberapa negara yang terlibat terkait pengiriman bantuan ini, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara eropa lainnya. Agustus 2023, ketika AS mensetujui transfer jet tempur F-16 ke Ukraina, Belanda dan Denmark juga mengirimkan jet tempur yang sama ke Ukraina.

Dampak konflik

            Akibat dari invasi Rusia ini, Rusia mendapat sanksi internasional dari beberapa negara, misalnya Amerika Serikat dan Uni Eropa. Amerika Serikat dan Uni Eropa yang memperkuat sanksi mereka terhadap pemiliki bisnis dan pejabat pemerintah Rusia, membuat Putin mengizinkan nasionalisasi perusahaan asing yang masih beroperasi di Rusia. Rusia juga mendapatkan tindakan pengucilan dari komunitas internasional. Misalnya pada federasi olahraga internasional yang mempertahankan larangan menyeluruh mereka terhadap atlet Rusia menjelang Olimpiade Paris 2024.

            Konflik yang terjadi di negara ini tidak hanya berdampak bagi kedua negara saja, tetapi juga dunia internasional. Meskipun dampak seperti korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan rasa tidak aman yang dirasakan masyarakat sipil, dunia internasional lebih merasakan dampak dalam hal geopolitik dan geoekonomi. Dampak ini lebih dirasakan oleh negara-negara berkembang atau negara yang bergantung pada hasil kekayaan sumber daya alam baik Rusia ataupun Ukraina. Dibalik itu, justru konflik ini dimanfaatkan oleh pihak barat, seperti Amerika Serikat dalam pemberian sanksi.

           Dari sisi geopolitik, hal ini menjadi ajang persaingan negara-negara barat dengan Rusia. Sanksi internasional yang terjadi pada Rusia dianggap sebagai alat untuk melemahkan kekuatan negara tersebut. Selain itu, upaya NATO dalam memberikan bantuan baik militer maupun dana, merupakan tindakan untuk memperlemah hubungan Ukraina dengan Rusia. Rusia yang selalu melancarkan invasi militer ke Ukraina bukan tanpa tujuan. Hal tersebut dilakukan Rusia sebagai tindakan dari kekhawatiran Ukraina yang bergabung dengan negara-negara 'anti Rusia', salah satunya NATO. Persaingan geopolitik ini tentunya akan menimbulkan dampak pada geoekonomi global. Terutama Rusia dan Ukraina merupakan pemasok utama pasokan logam dan mineral bagi beberapa negara.

            Menurut Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada awal 2022,  setengah dari perdagangan global minyak dan biji-bijian, sekitar seperenam dari jagung , seperempat gandum dan barley, berasal dari Rusia dan Ukraina. Hal ini menunjukkan hubungan perekonomian antara negara di seluruh dunia memiliki pengaruh yang sama atas perang Rusia-Ukraina, salah satunya adalah negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hal yang pasti dialami dunia internasional adalah adanya kenaikan harga minyak global. Komoditas yang mengalami kenaikan harga, seperti minyak bumi, gas bumi dan hasil pertambangan, merupakan imbas dari perang Rusia-Ukraina. Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang bergantung kepada Rusia dalam komoditas minyak. Ditambah negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Vietnam, dan Thailand mempunyai hubungan perekonomian dan militer dengan Rusia.

            Dampak langsung kenaikan harga komoditas akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara yang terlibat hubungan perdagangan dengan negara berkonflik. Kondisi ini diperburuk dengan adanya sanksi dari negara barat terhadap Rusia. Hal ini menyebabkan kenaikan harga komoditas dan inflasi global yang akan meningkat. Rusia merupakan mitra dagang terbesar kesembilan di kawasan Asia Tenggara, yaitu mencapai 17 miliar, ditambah dengan beberapa investasi yang dilakukan Rusia. Hubungan ini dijalin Rusia sebagai tindakan untuk mencegah ketergantungan dengan negara-negara barat.

            Selain berdampak kepada negara kawasan Asia Tenggara, konflik ini juga berdampak bagi Eropa. Aspek perdagangan energy merupakan isu yang sangat berkaitan dengan negara-negara di Uni Eropa. Hal ini dikarenakan negara-negara Eropa, khususnya anggota dari NATO memiliki ketergantungan terhadap energi yang berasal dari Rusia. Rusia merupakan pemasok gas alam terbesar ke Uni Eropa yang digunakan sebagai energy untuk pemanas gedung rumah tangga dan publik, memasak atau produksi air panas, produksi listrik dan Industri., Jerman merupakan konsumen terbesar penggunaan energi dari Rusia, setidaknya 50%. Selain itu, Prancis dan Italia juga bergantung terhadap suplai energi dari Rusia, Prancis sebanyak 26% dan Italia 49%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun