Mohon tunggu...
Jeslien Iskandar
Jeslien Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, senang bisa menambah wawasan di Kompasiana ^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Atensi Masyarakat Terhadap Lingkungan Sekitar

27 Oktober 2023   12:53 Diperbarui: 27 Oktober 2023   13:32 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Pada era globalisasi sekarang kerusakan lingkungan bukan hal yang yang tak biasa, bagaimana kita ketahui dan bisa saja jumpai disekitar lingkungan kita yaitu banyak sampah-sampah berserakan terlebih di perkotaan dengan jam sibuk yang lebih padat. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini mungkin menjadi sebuah isu global yang sudah sangat mendesak. Kerusakan lingkungan ini yang harus diatasi sebagaimana untuk menjaga lingkungan agar terciptanya keharmonisan lingkungan untuk kedepannya dan menjaga agar menjadikan Indonesia yang lebih bersih, dalam hal ini pemerintah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memutuskan sebuah kebijakan yang akan terjadi kepada lingkungan, pemerintah sendiri terus mengupayakan hal tersebut antara pembangunan yang sedang terjadi dengan kelestarian lingkungan itu sendiri. Pembangunan berkelanjutan juga perlu dipertimbangkan lagi dengan sebuah dampak yang terjadi pada lingkungan. Sama halnya dengan pemerintah masyarakat memiliki peran sangat pendukung untuk tetap menjaga lingkungan itu sendiri atau bisa disebut masyarakatlah peran utamanya. Masyarakat berperan dalam lingkungan untuk kedepannya karena banyak faktor yang terjadi dari masyarakat yang kurang dalam memahami akan pentingnya lingkungan contoh hal yang terjadi pada masyarakat untuk mengupayakan dalam mengatasi kerusakan lingkungan sekarang ialah adanya aksi dari sekumpulan anak muda bernama "Pandawara" yang mengungkap banyak nya sampah di lingkungan masyarakat yang hingga kini belum tuntas teratasi. Sehingga masyarakat dengan pemerintah dapat bekerja sama salam membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih bersih.

Kata kunci : Kerusakan Lingkungan, Pemerintah, Masyarakat, dan Pembangunan. 

ABSTRACT

The present era of globalization, environmental destruction is not unusual, how we know and can find around our neighborhood, which is a lot of garbage scattered around cities with denser rush hours. The environmental damage that is happening today may be a global issue that is already very urgent. This environmental damage must be addressed as to maintain the environment in order to create environmental harmony for the future and to make Indonesia cleaner, in which case the government has a great responsibility to decide on an environmental policy, The government itself continues to strive for this between development and environmental sustainability itself. Sustainable development also needs to be reconsidered with an environmental impact. Same thing with the community government has a very supportive role to maintain the environment itself or it can be called the community's main role. People play a role in the environment for the future because there are many factors that occur from the community that lack understanding of the importance of the environment. An example of what is happening to the community in order to deal with the environmental damage is the action of a group of young people named "Pandawara" who reveal that they have done.the amount of garbage in the community that has not been completely resolved until now. So that the community and the government can work together to build a better and cleaner Indonesia.

Keyword : Environmental, Government, Community, and Development damage. 

LATAR BELAKANG

Kebersihan lingkungan merupakan wujud upaya setiap orang dalam menjaga kesehatan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Kebersihan lingkungan mengacu pada keadaan masyarakat yang bebas dari segala macam kotoran dan penyakit yang dapat merugikan masyarakat, yang di dalamnya terdapat keterkaitan antara perilaku manusia dengan aktivitas yang dilakukannya, karena kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan antara kehidupan alam dan kehidupan sosial. Namun, untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, nyaman dan terhindar dari berbagai macam penyakit membutuhkan pengelolaan yang dari masyarakat itu sendiri.

Menurut Undang-undang No. 32 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa "Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) merupakan upaya terpadu dan sistematis yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah pencemaran serta kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pengendalian, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan, dan penegakan hukum". Sehingga, Pentingnya memelihara fungsi lingkungan hidup sudah menjadi peran dan tanggung jawab dari masyarakat, dimana pengelolaan atau kualitas lingkungan dapat dikatakan baik tergantung

Pada tingkah laku masyarakat terhadap lingkungan.  Kerusakan lingkungan merupakan dampak dari ketidaktahuan masyarakat dalam melestarikan, mengelola dan menjaga lingkungan. Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan merupakan salah satu penyebabnya, masih banyak masyarakat yang masih sering  membuang sampah sembarangan dengan berbagai alasan seperti tidak adanya tempat khusus yang disediakan oleh pihak yang berwenang, dan bahkan ketidakpedulian masyarakat terhadap rasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya.

Permasalahan sampah ini pun sering disalahkan oleh pihak pemerintah karena tidak dapat mengatasinya secara cepat. Namun, masyarakat sendiri tidak menyadari bahwa permasalahan sampah ini bukan hanya tanggung jawab oleh pemerintah saja, tetapi juga memerlukan peran serta masyarakat dan kesadaran akan pencegahan dan pemeliharaan lingkungan. Oleh karena itu, sudah selayaknya dibutuhkan kepekaan dan tanggung jawab seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan dan penataan lingkungan hidup, agar tercipta kondisi yang aman, bersih, sejuk, sehat dan indah di lingkungan masyarakat pada umumnya.

Dari penelitian yang dilakukan, sebagian masyarakat sudah mengetahui dari akibat yang dilakukannya namun masih saja ada persoalan dalam lingkungan masyarakat yang tetap membuang sampah sembarangan ke aliran sungai walaupun sudah diberi arahan dari pemerintah. Djaljhono dalam Karma (2012) menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan tentang lingkungan dalam  hal  ini  adalah  lingkungan sungai  mempunyai  peranan  esensial dalam     penyadaran perlunya kebersihan lingkungan sungai, dengan adanya    pendidikan    mengenai kebersihan    lingkungan    sungai merupakan  hal  yang  penting  dalam membentuk  pola  pikir  rasional  sera bertanggung jawab  dalam  menjaga kebersihan lingkungan sungai.

GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN
Sungai merupakan peran penting bagi sumber kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Aliran air yang mengalir terus menerus dari hulu menuju hilir, jika kondisi sungai yang tercemar mengakibatkan kehidupan di dalam aliran sungai pun terancam. Membuang sampah atau limbah sembarangan ke sungai merupakan faktor terbentuknya sungai yang tercemar, dampak yang ditimbulkan dengan sampah yang terkumpul di daerah terpencil merupakan tindakan yang tidak benar dikarenakan banyak makhluk hidup yang merasakan imbasnya seperti biota air jika membuang limbah jenis plastik dan styrofoam yang mengakibatkan jenis limbah tersebut sulit untuk terurai dan mengganggu sumber oksigen yang ada di sungai dan berujung dengan kematian biota laut, turunnya kualitas air dengan membuang sampah atau limbah ke sungai membuat air menjadi keruh, menimbulkan banjir yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang menumpuk.


Maka hal ini merupakan contoh kasus yang biasa terjadi di Indonesia yakni sering mengalami kebanjiran pada sebagian daerah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar. Tempat pembuangan sampah yang biasanya telah disiapkan oleh pihak berwajib tidak cukup menghentikan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kerja sama antara pihak berwajib dengan semua elemen masyarakat itu perlu dilakukan dengan tujuan yaitu menjaga Indonesia untuk menjadi negara yang bersih dan asri.


Karakteristik masyarakat yang masih memikirkan bahwa membuang sampah ke sungai lebih praktis dan mudah, rendahnya partisipasi akan kesadaran dalam membuang sampah. Contoh yang dapat dilihat yaitu dari jurnal yang sebagai acuan kami yaitu tumpukan sampah di badan jalan pada kawasan pedestrian tepian Sungai Batang Arau yang dimana kawasan tersebut merupakan kawasan para pedagang sehingga titik tepian Sungai Batang Arau dimanfaatkan oleh pada pedagang disana untuk berjualan tetapi para pedagang masih belum memiliki kesadaran atau memahami akan pentingnya manajemen kebersihan yang baik untuk lingkungan.

Pada 2023 Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 dengan hasil input dari 202 kab/kota se-Indonesia yakni jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton dan total produksi sampah nasional 65.7% (13.9 juta ton) yang dapat dikelola sedangkan sisanya yaitu 34.29% (7.2 juta ton) belum dapat terkelola dengan baik.

SASARAN ATAU TARGET

Berdasarkan permasalahan lingkungan yang telah dijelaskan, maka sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat bersama-sama melakukan perubahan. Perubahan tersebut dapat menggunakan model komunikasi Difusi Inovasi, di mana pemerintah dan masyarakat sama-sama mengetahui bahwa kerusakan lingkungan akibat sampah akan mengakibatkan banyak dampak bagi sekelilingnya, terutama banjir dan tanah longsor. Setelah pemerintah dan masyarakat mengetahui hal tersebut, pemerintah mempersuasi masyarakat untuk dapat bergotong royong dan menghimbau masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarang ke DAS maupun jalan yang digunakan sebagai sarana utama. Setelah proses persuasi selesai, pemerintah serta masyarakat memutuskan untuk membersihkan lingkungan yang dicemari sampah. Dengan begitu, sampah dan kerusakan lingkungan di sekitar kita akan terurai dan berkurang. Terakhir, masyarakat dan pemerintah sama-sama bisa melihat hasil yang terlihat setelah membersihkan dan peduli terhadap lingkungan. Lingkungan menjadi lebih sehat, terawat, bersih, indah, dan asri.

Selain menggunakan model komunikasi difusi inovasi sebagai pemecah permasalahan, pemerintah pusat maupun daerah harus terus untuk mengupayakan dan melaksanakan kebijakan program kolaboratif untuk pengelolaan sampah. Kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk modal untuk menciptakan budaya bersih sebagai bagian dari identitas dan karakter masyarakat Indonesia. Adapun gerakan yang diciptakan yaitu Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diupayakan dapat berkontribusi membina mental masyarakat untuk sadar dan paham akan permasalahan sampah dan ikut mengambil bagian dalam pengelolaan sampah.

Sehingga dengan adanya gerakan tersebut yang secara tidak langsung menjadikan masyarakat paham akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertujuan menjadikan Indonesia lebih bersih. Masyarakat Indonesia yang memiliki budaya gotong royong yang akan menciptakan gerakan terlaksana lebih mudah dan dengan adanya relawan-relawan untuk membudayakan dan melaksanakan gerakan tersebut. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sampah tersebut yakni meningkatkan program Bank Sampah yang patut terus disebarkan untuk mengupayakan penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam memilah dan memilih sampah yang dihasilkan.

ANALISIS

Berdasarkan gambaran dan target yang telah dijelaskan, sudah saatnya masyarakat bersama-sama melakukan suatu perubahan terhadap lingkungan sekitar. Berkaca melalui akun sosial media tiktok Pandawara Group, masih banyak daerah aliran sungai (das), selokan, dan pantai di Indonesia yang sangat rusak dan kotor akibat banyaknya sampah yang menumpuk. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kepedulian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup. 

Untuk menyelesaikan kasus kerusakan lingkungan tersebut, masyarakat dan pemerintah bisa menerapkan atau mengimplementasikan teori Daniel Lerner (1917-1980). Daniel Lerner mengatakan bahwa media massa memainkan peran, hal ini dibuktikan oleh sosial media Pandawara yang berhasil mengajak masyarakat di berbagai tempat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Selain itu, melalui akun sosial Pandawara juga masyarakat mengetahui bahwa ternyata masih banyaknya sampah di aliran sungai, jalan, dan pantai yang berada di Indonesia. Hal ini menyebabkan simpati dan empati masyarakat meningkat akan menjaga dan memedulikan lingkungan ke depannya. 

Selain media massa, modernisasi juga menjadi penentu masyarakat dapat bekerja sama, bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Modernisasi yang dapat diimplementasikan adalh mengelorakan informasi atau mengadakan sosialisasi bersama-sama ke seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama memperhatikan lingkungan. Dengan sosialisasi yang rutin betapa pentingnya menjaga lingkungan, masyarakat akan membuka jalan dan pikirannya sendiri untuk melakukan suatu perubahan yang berdampak besar.

Dalam teorinya, Daniel mengatakan bahwa model percepatan perubahan yang terdiri dari urbanisasi. literasi, media, dan partisipasi adalah kunci dari segala hal untuk dapat melakukan suatu perubahan besar di tengah masyarakat. Pemerintah harus lebih sigap dalam memperhatikan arus urbanisasi yang terus bertambah seiring waktu. Sebab, padatnya penduduk juga menjadi salah satu faktor menumpuknya sampah dan rusaknya lingkungan sekitar akibat pembangunan ilegal seperti bangunan pinggir kali atau sungai. Kemudian, pemerintah juga harus aktif dalam menjalankan misi literasi bagi masyarakat. Literasi tidak hanya berperan penting bagi masyarakat yang berpendidikan, namun masyarakat yang tidak berpendidikanlah yang menjadi sasaran atau target yang harus dibina. Literasi akan informasi dan berita akan berdampak besar apabila masyarakat memahami bahaya dari kerusakan lingkungan akibat sampah. Sehingga, literasi media yang dilakukan oleh Pandawara Group merupakan sesuatu yang tepat untuk mengajak siapapun peduli terhadap lingkungan hidup.

Dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap sampah dan kerusakan lingkungan hingga saat ini masih rendah. Beberapa masyarakat terlalu apatis akan hal tersebut. Padahal, kerusakan itulah yang akan menyebabkan bencana seperti banjir dan longsor yang akan berdatangan jika masyarakat tetap acuh terhadap hal tersebut. Langkah tepat yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat adalah bersama-sama membantu, saling membahu dan peduli akan lingkungan yang kita tinggali. Jaga kebersihan mulai dari yang terkecil, seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, pemerintah bisa lebih tegas dalam memberi sanksi kepada masyarakat yang melanggar. Jika hal tersebut dibiasakan, masyarakat akan lebih peduli dan menjaga lingkungan dari sampah.

DAFTAR PUSTAKA 

Gischa, S. (2021, September 29). Dampak Kurangnya kesadaran Masyarakat Dalam

Menjaga Lingkungan. KOMPAS.com. https://www.kompas.com

Purba, E. S., & Yunita, S. (2017). Kesadaran Masyarakat Dalam melestarikan Fungsi

Lingkungan hidup. JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 9(1), 57.

https://doi.org/10.24114/jupiis.v9i1.6461

Pentingnya Kesadaran Masyarakat Terhadap pengelolaan sampah melalui TPS Cibogo.

STKIP Muhammadiyah Kuningan. (2023, April 1). http://news.upmk.ac.id

Yuliani, W., Husin, A., & Saputra, A. (2023). Kesadaran Masyarakat Dalam Menjaga

Kebersihan Lingkungan Taman Kambang Iwak di Kota Palembang. Aksara: Jurnal

Ilmu Pendidikan Nonformal, 9(2), 1109-1114.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun