"Adanya pembangunan perumahan mengancam lahan pertanian dan peternakan yang semakin sempit seiring berjalannya waktu," ujar Pak Andi, seorang petani di Desa Sei Mencirim yang terletak di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Desa ini berada di tengah gemerlapnya Kota Medan namun tetap mempertahankan akar budaya pertaniannya. Dengan memiliki irigasi yang luas, Sei Mencirim tidak hanya menyediakan akses air bersih untuk pertanian, tetapi juga menjadi simbol infrastruktur kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, infrastruktur hijau ini tidak lepas dari tantangan. Persaingan dengan pembangunan perumahan mengancam lahan pertanian dan peternakan yang semakin sempit.
Warga Sei Mencirim, baik petani maupun peternak seperti Ibu Suherna, menghadapi tantangan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam mereka. Ibu Suherna menyatakan, "Saya merasa bahwa Pemerintah perlu menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan bagi petani dan peternak di desa untuk membantu menghadapi tantangan di masa mendatang."
Pengembangan infrastruktur kota yang ramah lingkungan bukan hanya tentang mengurangi polusi udara dan air, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Anak-anak desa mendapatkan manfaat langsung dari infrastruktur seperti irigasi yang memastikan keberlanjutan sumber daya air. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan nilai properti di wilayah tersebut, menarik minat lebih banyak orang untuk berinvestasi dan berkontribusi dalam membangun ekonomi lokal yang kuat.
Sebagai bagian dari Kota Medan yang bertransformasi, Sei Mencirim menunjukkan bahwa konektivitas antara desa dan kota tidak hanya mungkin, tetapi juga penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur hijau, desa ini menjadi contoh bagi kawasan urban lainnya tentang bagaimana mempertahankan akar budaya sambil berinovasi menuju masa depan yang lebih cerah. Hal ini juga merupakan tujuan SDGs ke-11 "Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)". Salah satu target SDGs yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap perumahan layak dan terjangkau, promosi inklusi sosial, pelestarian warisan budaya dan alam, pengelolaan yang berkelanjutan terhadap penggunaan lahan dan dampak lingkungan perkotaan, pengurangan kerentanan terhadap bencana, peningkatan adaptasi terhadap perubahan iklim, dan penguatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan perkotaan, dengan fokus pada perlindungan terhadap kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan kebutuhan khusus.
Jesikha Juniarta Sitorus, Dwisya Br Tarigan, Gita Adelia, Riko Situmorang, Pascalya Br Munthe, Grescya Anastasya M - Mahasiswa Universitas Satya Terra BhinnekaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H