Mohon tunggu...
Jesika Rizky Ananda
Jesika Rizky Ananda Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa Psikologi yang like teaching dan love children. Basic di dunia Psikologi dengan konsentrasi Psikologi Klinis Anak. Menaruh minat besar terhadap dunia anak-anak, pendidikan, serta sosial masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggerakkan Pendidikan Berarti Menggerakkan Semesta

24 Mei 2016   11:06 Diperbarui: 24 Mei 2016   11:42 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soekarno pernah berkata, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Pada suatu waktu, Tan Malaka pun melontarkan sesuatu, “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali."

Arah Angin ke Kabupaten Domba

Kuberanikan diri menelpon Papa. Beliau sosok yang sangat aku segani. Nasihatnya selalu aku patuhi. Aku memohon restu sekaligus izin untuk pergi mengabdi bersama 1000 Guru Garut pada peringatan Hardiknas 2016 kemarin. Aku memang telah berencana untuk berangkat dari Bandung ke Garut sendirian. Meskipun aku buta arah dan tak tahu jalur transportasi yang bisa membawa aku kesana. Kusampaikan niat ku kepada papa. Pertimbangan beliau adalah aku seorang perempuan yang tidak mengenal wilayah Garut (aku mahasiswa rantau asal Palembang) dan seorang diri menuju Garut. Namun tekadku bulat. Dengan sedikit bujuk rayu, izin itu pun aku dapatkan. Dan segera aku menyiapkan segala sesuatu yang akan berguna bagi pengabdianku disana.

Untuk Sebuah Kehormatan

Menjelang keberangkatan menuju lokasi sekolah
Menjelang keberangkatan menuju lokasi sekolah
Aku bukan mahasiswa dengan basic keguruan. Aku juga bukan seorang calon guru. Aku hanyalah seorang mahasiswa Psikologi yang menyukai teaching dan mencintai anak-anak. Minatku terhadap pendidikan begitu kuat. Salah satu cita-cita terbesarku adalah menjadi bagian dalam proses pendewasaan anak-anak yang kurang beruntung dan menjadi pacuan untuk mereka melompat tinggi meraih semesta. Memang benar ungkapan bahwa pendidikan adalah gerakan semesta. Pendidikan mampu menarik para pemuda dari seluruh belahan semesta untuk bersama membangun negeri. Para volunteer traveling and teaching 1000 Guru Garut spesial Hardiknas ini terdiri dari para pemuda bangsa dengan latar belakang profesi, kejuruan, suku, serta wilayah demografis yang berbeda. Semua berkumpul dan dipertemukan disini oleh semesta melalui kecintaan terhadap pendidikan. Sebuah keberuntungan bisa berada di tengah-tengah pemuda dengan jiwa 'mendidik' yang selalu berkobar. 

Cobaan Berwujud Jalanan Terjal

Jalanan berbatu yang ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 2 jam
Jalanan berbatu yang ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 2 jam
Salah satu PR di bidang pendidikan adalah pendidikan yang merata di seluruh pelosok Indonesia. Salah satu penyebab lambatnya pemerataan pendidikan di Indonesia adalah faktor demografis. Begitu pula SDN Jagabaya 1 yang terletak di pedalaman Kp. Cijaringao Desa Jagabaya Kecamatan Mekarmukti Kabupaten Garut. Untuk mencapai sekolah ini, kami harus menempuh perjalanan kaki selama kurang lebih 2 jam. Jalanan menuju SDN Jagabaya 1 cukup berbatu tajam ditambah musim hujan yang menyebabkan jalanan licin. Hal ini cukup menyulitkan bagi pejalan kaki. Di sisi kanan dan kiri jalan merupakan hutan dan kebun milik warga. Selain itu, jalanan juga menurun dan menanjak dengan terjal ditambah tebing-tebing curam yang membentuk jurang kecil. Pantas saja jika pendidikan yang bermutu sedikit lebih lambat sampai ke sekolah ini. Kembali lagi, pendidikan yang lebih baik menjadi harapan utama kami sehingga menambah kekuatan kaki ini untuk terus menapak.

Sekolah Sarat Cerita

Jalan terjan berbatu menuju gedung sekolah
Jalan terjan berbatu menuju gedung sekolah
Gedung sekolah SDN Jagabaya 1 sudah cukup memadai. Terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 Mushola dan 1 toilet. Ketersediaan di ruang kelas juga cukup lengkap (meja guru, meja dan kursi siswa, sebuah blackboard, dan alat kebersihan). Perpustakaan menyatu dengan ruang guru. Hanya saja, tenaga pengajar masih sangat minim. Hanya ada 1 guru PNS di sekolah ini. Sisanya adalah para tenaga sukarelawan yang tak jarang hanya memiliki ijazah SMA. Inilah potret pendidikan bangsa kita. Tenaga pengajar masih jarang yang bersedia ditempatkan di pelosok-pelosok. Padahal justru mereka yang sangat membutuhkan. Percayalah, niat berbagi itu indah. Semua akan terbayar saat melihat antusiasme anak-anak belajar dan menuliskan cita-cita mereka. Kita tidak pernah tau siapa di antara mereka yang akan menggiring kita ke surga.

Menulis di Sebuah Pohon Impian

Pohon impian
Pohon impian
Pendidikan adalah Gerakan Semesta. Ya, dengan pendidikan lahirlah bibit-bibit unggul Bangsa Indonesia yang nantinya akan bergerak tumbuh mengubah semesta menjadi lebih baik. Cita-cita harus dimiliki oleh anak-anak bangsa. Jangan sampai mereka salah arah dan terjerumus hanya karena tidak memiliki tujuan hidup. Tanamkan dalam hati dan tuliskan supaya tetap abadi. Jadikan pendidikan sebagai kebutuhan, bukan sekedar kewajiban.

Detik-Detik Kepulangan

Kesan dan pesan dari siswa untuk 1000 Guru Garut
Kesan dan pesan dari siswa untuk 1000 Guru Garut
Tanamlah sesuatu dimanapun kita berada. Suatu saat kita akan memetiknya. Pendidikanlah yang telah menggerakkan semesta, yang menggerakkan kami para pemuda untuk turut berkontribusi. Suatu saat ini nanti, pendidikan yang bermutu juga akan mengubah semesta. Kehidupan ini bersinergi, apa yang kita tanam itu yang akan kita panen. Selamat tinggal adik-adikku. Teruslah menjadi pembelajar yang baik sepanjang hayat. Kami menunggu kalian menggerakkan semesta. Salam, kakakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun