Mohon tunggu...
Jesika Aulia
Jesika Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas hukum universitas jambi

Hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Perampasan Hak Asasi Manusia: Konflik Perang antara Israel dan Palestina

5 Juni 2024   19:43 Diperbarui: 5 Juni 2024   21:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/

Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik paling kompleks dan berkepanjangan dalam sejarah modern. Konflik ini tidak hanya melibatkan perebutan wilayah, tetapi juga perampasan hak asasi manusia yang terjadi di kedua belah pihak. Perampasan ini mencakup berbagai pelanggaran terhadap hak-hak dasar yang diakui secara internasional, dan dampaknya dirasakan oleh jutaan orang yang tinggal di kawasan tersebut.

Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap individu tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan. Dalam konteks konflik Israel-Palestina, pelanggaran hak asasi manusia terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk penggunaan kekerasan berlebihan oleh militer, pembatasan kebebasan bergerak, penghancuran properti, dan pemindahan paksa penduduk.

Salah satu contoh paling jelas adalah blokade Gaza oleh Israel. Blokade ini, yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, membatasi akses penduduk Gaza terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perawatan kesehatan. Kondisi ini menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, serta layanan kesehatan yang tidak memadai. Blokade ini merupakan bentuk kolektif hukuman yang tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga menimbulkan penderitaan besar bagi warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik.

Di sisi lain, serangan roket yang dilakukan oleh kelompok militan Palestina terhadap warga sipil Israel juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Serangan ini menargetkan populasi sipil dan menyebabkan ketakutan, kematian, dan kerusakan properti. Setiap tindakan kekerasan yang ditujukan kepada warga sipil tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.

Selain itu, pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat juga menjadi sumber utama pelanggaran hak asasi manusia. Pemukiman ini dibangun di atas tanah yang diakui secara internasional sebagai wilayah Palestina, dan seringkali disertai dengan pengusiran paksa penduduk Palestina, perampasan tanah, dan penghancuran rumah. Tindakan ini tidak hanya melanggar hak kepemilikan tetapi juga hak untuk memiliki tempat tinggal yang aman.

Penting untuk diingat bahwa perampasan hak asasi manusia tidak hanya menciptakan penderitaan fisik tetapi juga trauma psikologis yang mendalam. Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi konflik ini sering kali menghadapi gangguan mental yang serius, kehilangan pendidikan, dan masa depan yang tidak pasti.

Solusi terhadap konflik ini tidak hanya memerlukan upaya diplomatik dan politik, tetapi juga komitmen untuk menghormati dan melindungi hak asasi manusia bagi semua individu yang terlibat. Masyarakat internasional harus berperan aktif dalam menekan kedua belah pihak untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia dan mencari solusi damai yang adil dan berkelanjutan.

Konflik Israel-Palestina adalah pengingat kuat bahwa perampasan hak asasi manusia di mana pun terjadi adalah ancaman terhadap perdamaian dan kemanusiaan secara keseluruhan. Hanya dengan menghormati hak-hak dasar setiap individu, kita dapat berharap untuk mencapai perdamaian yang nyata dan abadi di kawasan tersebut.

Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung berabad-abad dan telah menyebabkan berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Dalam konflik ini, hak asasi manusia seperti hak untuk hidup, kebebasan, dan martabat telah dilanggar oleh pihak-pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam konflik ini:

Penyiksaan dan Penganiayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun