Mohon tunggu...
Jesicha Rosiana Simanjuntak
Jesicha Rosiana Simanjuntak Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

beauty, brain, behaviour

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengantar Proposal Jokowi JK

14 Juli 2014   08:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesta demokrasi dalam waktu dekat akan digelar untuk menentukan pemimpin republic ini dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Evaluasi terhadap kepemimpinan nasional terus mendapat sorotan tajam guna memperbaiki kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.

Momentum Pilpres 2014 sepertinya akan menjadi pertarungan antara dua tokoh nasional yaitu Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto. Masing- masing menyajikan karakteristik yang berbeda tetapi sama-sama berkampanye untuk memajukan Indonesia kea rah yang lebih baik. Namun, masyarakat khususnya pemuda harus kritis untuk mencari yang terbaik diantara yang ada. Maka untuk itu, menarik untuk mengidentifikasi kepemimpinan praktis dari masing-masing kandidat dengan konsep kepemimpinan yang melayani.

Sebuah terminology dalam kepemimpinan baru telah lahir dengan istilah yang begitu mulia yaitu “kepemimpinan yang melayani”. Sebuah konsep kepemimpinan yang berusaha meninggalkan warisan dari budaya feodalisme. Kepemimpinan ini selalu mengajarkan agar pemimpin senantiasa memposisikan diri sebagai abdi atau pelayanan bagi rakyat. Sesuatu yang mulai jarak kita temukan. Namun anehnya sering diperbincangkan.

John C Maxwell, seorang pakar kepemimpinan pernah mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan dari seorang pemimpin, yaitu karakter, komitmen, dan kemampuan berkomunikasi. Ketiga hal ini dapat kita jadikan sebagai acuan untuk menilai calon presiden yang akan berlaga nanti di pentas demokrasi.

Pertama, karakter dari seorang pemimpin dapat kita lihat dan uji dari perkataannya. Apalagi yang bisa “dipegang” dari seorang pemimpin, selain dari perkataannya? Perkataan harus selaras dengan tindakan. Penulis percaya masyarakat awam sebenarnya punya kemampuan melihat secara jernih dan objektif mengenai karakter seseorang. Sebab sangat sulit melakukan rekayasa atas karakter. Contohnya, sangat sulit kita menerima perkataan seorang pemimpin yang menghimbau hidup dalam kesederhanaan, tetapi berkata sambil mengendarai mobil mewah yang berharga miliar-an.

Kedua, komitmen dapat ditunjukan dari konsistensi perbuatan hingga masyarakat dapat merasakan itikad perubahan tersebut. Ketiga, kemampuan berkomunikasi dianggap sesuatu hal yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan rakyat, yang mampu menghilangkan jarak dengan rakyat. Tentunya, akan lebih “diterima” oleh rakyat serta mampu menggerakkan rakyatnya untuk bersama-sama melakukan perubahan.

Sudah selayaknya kita berkata “tidak” kepada pemimpin atau calon presiden kita nanti yang hanya mengandalkan otak kiri. Ambisi pemimpin politik otak kiri hanya akan membawa kesengsaraan bagi kita. Sebab, tujuan merupakan segala-galanya baginya. Kita butuh calon presiden yang mampu menyeimbangkan otak kiri dan otak kanannya. Dia adalah pemimpin yang autentik (tidak dibuat-buat atau direkayasa), jujur, berintegritas, konsisten, tidak plin-plan dan tentunya “dekat” dengan rakyatnya.

Untuk itu, kami dari Jaringan Pemuda Sumatera Utara memandang penting untuk melakukan sebuah kegiatan seminar untuk menemukan kembali kepemimpinan yang melayani. Sebuah konsep kepemimpinan yang dimimpi-mimpikan rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun