Mohon tunggu...
Jesicca Amelia
Jesicca Amelia Mohon Tunggu... Lainnya - .

Jangan lupa bersyukur buat hari ini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pola Hidup Baru pada Masa Pandemi Covid-19

17 Oktober 2020   11:41 Diperbarui: 17 Oktober 2020   11:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hallo semua, udah pada terbiasa belum dengan kehidupan di era covid-19 ini, yang bangun tidur, sampai mau tidur kegiatannya sama.  Apalagi untuk kami para pelajar yang selalu diresahkan oleh banyaknya Tugas yang menumpuk dan tidak pernah habis.
Kali ini saya akan membahas mengenai pola hidup baru pada masa pandemi covid-19

Pada era pandemi covid-19 ini saya sebagai pelajar mulai dihadapkan pada pola hidup yang baru pada masa pandemi covid-19. Pola hidup yang mengajarkan tentang hidup hemat dan berhikmat, berhikmat dalam menaati maupun melakukan aktivitas diluar rumah yang wajib menerapkan protokol kesehatan, hemat dalam meminimalisir pengeluaran, karena saat ini pengeluaran maupun penghasilan yang diterima, tidak seperti hari-hari biasanya sebelum covid-19 bukan?

Masa pandemi saat ini membawa banyak sekali rintangan yang memang belum pernah kita alami di masa sebelumnya, Ketidakpastian yang selalu banyak kita lihat pada berita-berita yang tersebar dibanyaknya media, yang membahas tentang selesainya masa pandemi, kembali belajar secara tatap muka, dan masih banyak lagi. 

Tetapi saat ini bukan kita saja yang mengalami hal ini, seluruh dunia saat ini merasakan keresahaan, kesusahaan pada Era Pandemi Covid-19 ini, tetapi kita harus selalu menanamkan simbol dalam diri kita, bahwa apapun yang terjadi di Indonesia ini, jika pada hari ini kita masih Warga Negara Indonesia semua yang terjadi adalah penyebab  dari campur tangan masyarakatnya juga, tetap lewati segala cobaan dan rintangan YAKINLAH pasti ada banyak kebahagiaan yang akan menantikan untuk Indonesia Bangkit seperti sedia kalah.

Biaya pengeluaran pada masa pandemi

iyaps lagi-lagi kita dihadapkan pada biaya kehidupan karena biaya kehidupan yang tidak pernah berhenti semasa hidup kita,  di era pandemi covid-19 ini pengeluaran semakin meningkat dan penghasilan semakin menipis, banyak nya masyarakat yang kewalahan atau mengeluh saat ini karena biaya kehidupan yang tentunya tidak pernah berubah dari pada sebelumnya lalu dihadapkan pada pandemi dengan penghasilan yang menurun.

Banyaknya aktivitas di rumah yang membuat kita juga bisa mengeluarkan biaya yang tak terduga, biaya kuota yang tiap bulannya harus di isi dengan biaya  Rp. 20.000-100.000 belum lagi saat daring untuk urusan sekolah dan lain-lain, pasti kuota yang di habiskan  pada 1 bulan bisa habis dengan itungan hari saja.

Belum lagi jika orang yang melakukan aktivitasnya dengan bekerja sebagai Ojol maupun pegawai toko, karena saat ini gaji yang mereka terimapun tidak seperti biasanya yang biasanya mereka dapet Rp.1.500.000-2.670.000/Bulan saat ini bisa berkurang sekitar 50% sepinya pelanggan

Kota Surabaya, yang biasa disebut sebagai kota pahlawan, sekaligus kota metropolitan dan Kota terbesar nomor dua di Indonesia setelah Ibu Kota Jakarta. Pastinya biaya hidup dan pengualaran di Kota besar satu ini juga tidak jauh beda pada pengeluaran di Kota Jakarta, dan juga dihadapkan pada tingkat pengangguran yang semakin banyak juga.

Kota Surabaya sekitar 5 Bulan yang lalu merasakan PSBB yang membuat masyarakat resah, karena angka pengeluaran dan pola hidup yang sangat berubah drastis. karyawan / pegawai yang dihadapkan pada sepi nya pengunjung dan pengurangan gaji bahkan sampai rela melakukan PHK, agar perusahaan atau bisnis yang mereka miliki tidak mengalami kerugiaan yang besar karena nilai atau angka penghasilan yang sangat menurun.

Mall pun saat ini, juga terbilang sepi di Kota Surabaya mall Tunjungan Plaza, PTC tidak pernah jauh dari kerumunan masyarakat tapi pada saat ini Tunjungan Plaza dan PTC mulai menurunnya angka pengunjung karena masyarakat saat ini lebih suka berbelanja Via Online.

Karena harga yang di patok jauh lebih murah seperti berbelanja baju dengan mendatangi toko harga yang dipatok berkisar Rp. 69.900 - Rp. 299.900 sedangkan Via Online harga yang dipatok dari harga Rp. 25.000 - Rp. 180.000 sudah bisa mendapatkan baju dengan kualitas yang baik, lembut dan halus, dibandingkan harus berkunjung ke Mall. Pasti jika dihadapkan pada harga yang standart dengan kualitas produk yang sangat memuaskan siapa yang tidak mau? Pasti akan menggiurkan sekali bukan? Untuk di Klik ke keranjang lalu bayar.

Tetapi saat ini kita semua harus benar-benar bisa memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan hidup saat ini karena dengan masa pandemi ini kita diajarkan pada pola hidup yang baru, agar bisa meminimalisir keuangan dan pengeluaran sesuai penghasilan tidak ada salahnya memulai menabung dan hidup hemat mulai sekarang, karena kita tidak tau apa yang terjadi di hari esok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun