Mohon tunggu...
jesica pricilia
jesica pricilia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

jesica pricilia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kasus Managemen Media di Korporasi Disney

1 Oktober 2024   16:20 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu elemen penting dalam industri media dan hiburan adalah manajemen media korporasi. Bagaimana sebuah perusahaan mengelola aset medianya dapat berdampak pada citra, keuntungan, dan daya saing perusahaan di pasar global. The Walt Disney Company, yang didirikan pada tahun 1923, adalah salah satu contoh penting dari manajemen media. Dari film, televisi, hingga taman hiburan, perusahaan ini memiliki banyak aset. Dalam esai ini, akan dibahas bagaimana manajemen media strategis Disney membantu perusahaan mempertahankan dan memperluas pengaruhnya di industri media global.

  • Penguasaan dan Diversifikasi Aset
    Disney menguasai aset media melalui akuisisi penting, seperti pembelian Pixar (2006), Marvel (2009), Lucasfilm (2012), dan 21st Century Fox (2019). Akuisisi ini memperkuat posisi Disney dalam industri hiburan dengan memperluas portofolio kontennya di berbagai platform media (Smith & Kidron, 2019). Penguasaan ini memungkinkan sinergi antarplatform, di mana karakter atau cerita dapat muncul di film, serial, taman hiburan, dan merchandise. Diversifikasi ini memberikan Disney stabilitas keuangan dengan mengurangi ketergantungan pada satu jenis media. Meskipun beberapa segmen pasar mengalami penurunan, perusahaan tetap bertahan karena pendapatan datang dari berbagai sumber (Johnson, 2021). Dengan strategi ini, Disney menciptakan pengalaman holistik bagi konsumen di berbagai lini bisnis.
  • Manajemen citra dan merek
    Disney adalah merek yang kuat yang terkait dengan hiburan berkualitas tinggi untuk keluarga. Citra perusahaan ini berakar pada tema-tema ramah keluarga, yang membantu mempertahankan loyalitas konsumen di berbagai demografi (Bakker, 2020). Disney berhasil mempertahankan reputasinya yang baik ketika mengakuisisi Marvel dan Lucasfilm dan fokus pada audiens yang lebih dewasa. Setiap produk media memenuhi ekspektasi pelanggan tanpa mengganggu merek utama Disney melalui pengelolaan merek yang cermat ini. Selain itu, sinergi antara merek meningkatkan reputasi perusahaan sebagai pemimpin industri hiburan di seluruh dunia, memberikan daya tarik pada segmen pasar yang lebih luas (Williams, 2023).
  • Innovation in Distribution and Technology
    Disney mengambil tindakan strategis untuk menempatkan dirinya di garis depan industri streaming global dengan meluncurkan Disney+ pada 2019. Layanan ini menawarkan katalog besar, termasuk film klasik Disney serta konten dari Marvel, Pixar, Star Wars, dan National Geographic. Langkah ini mengurangi ketergantungan Disney pada pihak ketiga dan memberi mereka kendali penuh atas distribusi konten (Havens, 2022). Perusahaan dapat memanfaatkan data konsumen secara langsung untuk menyempurnakan strategi konten dan pemasaran mereka dengan Disney+. Disney menanggapi perubahan perilaku konsumen dengan beralih ke layanan streaming dan berfokus pada konten on-demand" dengan menggunakan teknologi digital (Smith & Kidron, 2019).
  • Permasalahan dan Kritik
    Disney dikritik karena monopoli pasar karena acquisisi besar, terutama 21st Century Fox, memicu kekhawatiran bahwa Disney mendominasi terlalu banyak sektor media (Johnson, 2021). Ini dapat membatasi pilihan konsumen dan mengurangi persaingan. Selain itu, banyak orang mengkritik Disney karena terlalu terfokus pada franchise populer seperti Marvel dan Star Wars, sementara mereka mulai mengabaikan penciptaan konten baru. Perusahaan lebih berfokus pada keuntungan komersial daripada eksplorasi kreatif, menurut kritik ini (Williams, 2023). Dalam hal lingkungan, Disney dan bisnisnya di seluruh dunia terutama taman hiburan dikritik karena dampak lingkungannya. Meskipun Disney telah meluncurkan beberapa inisiatif hijau, masih banyak yang menilai bahwa langkah-langkah ini belum cukup untuk mengurangi jejak karbon perusahaan secara signifikan (Bakker, 2020).
  • Masa Depan Bisnis Media Disney
  • Penting bagi mereka untuk mengembangkan konten baru di luar franchise besar untuk menjaga relevansi di pasar yang terus berubah (Havens, 2022). Disney mungkin terus berkonsentrasi pada ekspansi digital melalui Disney+ di masa mendatang. Agar tetap kompetitif dan mempertahankan daya tarik pelanggan yang mencari sesuatu yang segar, manajemen media Disney harus menyeimbangkan dominasi pasar dan inovasi konten.

Kesimpulan

Contoh klasik dari bagaimana perusahaan dapat memperkuat posisi mereka di industri media dengan diversifikasi, akuisisi, dan inovasi teknologi adalah manajemen media di The Walt Disney Company. Kesuksesan Disney dalam mempertahankan citra merek yang kuat sambil memperluas cakupan dan platform distribusinya menunjukkan betapa pentingnya manajemen media yang strategis di era digital saat ini. Namun, untuk tetap relevan dan berkelanjutan di masa depan, Disney harus menangani masalah seperti penguasaan pasar yang berlebihan, kritik terhadap inovasi konten, dan konsekuensi ekologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun