Perjuangan yang belum selesai.
Tentunya kita pasti sudah tahu bahwa Jakarta adalah kota yang memiliki situasi jalan yang sangat ramai. Di pagi hari, masyarakat harus siap keluar rumah untuk menghadapi kemacetan sebelum beraktivitas, begitupun saat harus pulang ke rumah. Kata orang, waktu adalah uang. Lalu, sudah berapa banyak uang yang kita buang untuk menghadapi keadaan ini? Situasi ini bukan hanya kita temui dan hampir tidak bisa diprediksi pada segala kondisi termasuk akhir pekan yang seharusnya menjadi waktu untuk bersenang-senang bersama orang-orang yang kita sayangi.
Mirisnya ibukota kita.
Jakarta adalah salah satu kota termacet di Asia dan dunia. Sekitar 18 juta kendaraan berlalu-lalang di Jakarta tiap harinya. Banyaknya promosi yang untuk membeli kendaraan bermotor meningkatkan jumlah kendaraan di Jakarta yang berdampak bagi kemacetan di jalan. Ditambah lagi faktor seperti kenyamanan dan keamanan yang menjadi pertimbangan.
Tahun 2018 menjadi periode yang membanggakan bagi Indonesia karena Jakarta menjadi tuan rumah dari acara Asian Games 2018. Oleh karena itu, pemerintah juga semakin berusaha cepat untuk membenahi kondisi di Jakarta dengan bebagai cara, salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur di Indonesia yang memberikan manfaat untuk jangka panjang.
Hal ini seharusnya juga membuktikan bahwa pemerintah akan terus berusaha memperbaiki infrastruktur demi membantu masyarakat di masa depan.
Berubah memang sulit, namun..
Christa Aurora, seorang mahasiswi dari Bekasi yang merupakan salah satu sekolah tinggi ilmu komunikasi Jakarta juga merasakan hal yang sama. Dia pernah merasakan penderitaan di tengah kemacetan, dimana ia harus duduk di atas sepeda motor yang membuatnya cukup lelah ketika harus melanjutkan aktivitas berikutnya. Begitu pun juga saat arus pulang jam kantor. Christa mengaku bahwa dengan menggunakan transportasi umum yang menurutnya dapat membawanya ke tempat tujuan lebih cepat. Beliau lebih memilih menggunakan kendaraan umum karena biayanya cenderung lebih murah dibanding harus menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil. Ditambah lagi lokasi tempat pemberhentian transportasi cukup dekat dengan lokasi kampus.
Namun dari sisi lain masyarakat yang memanfaatkan transportasi umum dari pemerintah juga memiliki pendapat yang hampir serupa. Salah seorang karyawan dari sekolah tinggi Jakarta aktif menggunakan transportasi umum, Yoseph Wahyu yang berdomisili di Bekasi.Â
Sebelumnya beliau pernah menggunakan kendaraan pribadi, namun saat ini Yoseph memilih menggunakan transportasi umum KRL disebabkan oleh kondisi jalan di Jakarta yang semakin macet karena adanya pembangunan infrastruktur seperti penyempitan jalan yang membuat kondisi semakin ramai, tidak hanya di jalan biasa, namun juga di jalan tol. Yoseph mengaku banyak pengalaman suka maupun duka menggunakan transportasi umum.Â
Sebagai seorang karyawan yang aktif membantu kegiatan-kegiatan di tempatnya bekerja sering kali membuat dirinya harus lembur. Namun, menggunakan kendaraan pribadi pun juga memiliki dukanya. Beliau mengalami keterlambatan karena kemacetan yang tidak terduga, dimana yang seharusnya waktu tiba hanya membutuhkan 1-2 jam, namun terlambat hingga 4 jam perjalanan.
Lalu, apa solusinya?
Mengeluh tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Banyak pertimbangan kelebihan dan kekurangan dari berbagai sisi untuk menentukan kendaraan yang digunakan sehari-hari. Kita perlu memikirkan dampak dari tindakan kita bagi lingkungan dan kemajuan Jakarta. Terutama dengan mengurangi keegoisan kita untuk hal-hal yang bisa kita lakukan demi kemajuan negri ini. Mulai dari cara kita berkendara dan kebiasaan lain yang dapat kita ubah. Dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah dan akan terus diperbaiki oleh pemerintah merupakan salah satu cara kita untuk berkontribusi bagi Jakarta. Beberapa manfaat menggunakan transportasi umum :
Biaya
Tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan kendaraan pribadi, pajak, dan lain-lain.
Waktu
Dapat lebih tepat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiba di lokasi tujuan.
Energi
Tidak perlu membuang energi untuk menghadapi keramaian kendaraan di jalan. Serta kita juga dapat menjaga emosi kita ketika harus menghadapi kemacetan.
Lingkungan
Dapat membantu mengurangi polusi di Jakarta yang saat ini semakin memburuk.
Â
Kesehatan
Semakin banyak orang yang terancam terkena penyakit karena kurangnya olahraga. Oleh karena itu, menggunakan transportasi umum merupakan solusi.
Jakarta bisa maju.
Hal ini akan memberikan kemajuan bagi ibukota apabila sungguh-sungguh dilakukan oleh kita, dimulai dari generasi muda untuk melakukan perubahan untuk menunjukkan kontribusi kita kepada masyarakat luas.Â
Tentunya juga membutuhkan usaha pemerintah untuk mengatasi beberapa kekurangan yang sampai saat ini membuat masyarakat mempertimbangkan kelayakan dan kenyamanan dari transportasi di Jakarta dan sekitar.Â
Pemerintah harus lebih tegas memberikan sanksi kepada pengendara pribadi yang melanggar aturan. Sehingga program pengalihan transportasi ini dapat terealisasi dengan cepat menuju operasi MRT dan LRT Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H