Mohon tunggu...
Healthy

Kemoterapi, Baik atau Buruk?

25 September 2017   17:59 Diperbarui: 25 September 2017   18:37 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo pembaca setia kompasiana! Pada kesempatan kali ini saya Jeselin Angelina akan membahas mengenai dampak kemoterapi. Kemoterapi merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk pengobatan kanker. Meskipun memiliki dampak positif, tetapi sebenarnya kemoterapi membawa lebih banyak dampak buruk untuk tubuh kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui tentang dampak kemoterapi, kita harus mengetahui pasti bagaimana kanker bisa terjadi, lalu apa sebenarnya kemoterapi, bagaimana kemoterapi bekerja, kemudian apa saja dampaknya pada jaringan tubuh kita.

Kanker adalah kelainan yang terjadi pada siklus sel yang membelah secara abnormal atau tidak wajar yang berpotensi untuk menyerang ataupun menyebar ke bagian tubuh lain. Sel-sel yang membelah ini kemudian bisa saja membentuk tumor. Ciri-ciri sel kanker yang dapat menyerang bagian tubuh lainlah yang membedakan kanker dengan tumor jinak.

Kanker bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor lingkungan dan faktor genetik. Sebagian besar kanker disebabkan oleh faktor-faktor dari lingkungan seperti bahan kimia, radiasi, dan infeksi. Ada beberapa zat kimia yang dikaitkan sebagai dampak terjadinya perubahan pada pertumbuhan sel dan metagenesis, zat ini disebut zat karsinogen. Karsinogen menstimulasi tingkat pembelahan sel sehingga menyebabkan terjadinya kanker, contohnya adalah tembakau. Radiasi ultraviolet secara terus menerus juga dapat menyebabkan kanker. Selain itu, infeksi dari virus juga merupakan salah satu faktor resiko paling penting dalam perkembangan kanker. Sebagian kecil lainnya disebabkan faktor genetik. Hal ini disebabkan oleh mutasi DNA yang diturunkan dari orangtua ke anaknya, meskipun tidak semua jenis kanker dapat diturunkan.

Kanker biasanya menyerang salah satu jaringan atau organ dalam tubuh. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang dapat bekerja sama untuk membentuk suatu sistem disebut organ. Ada banyak sekali jenis jaringan dalam tubuh hewan maupun manusia seperti jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan saraf, dan juga jaringan penyokong.

Kanker dapat disembuhkan dengan beberapa cara seperti operasi, radiasi, maupun kemoterapi. Kemoterapi adalah penggunaan obat anti-kanker yang dapat digunakan untuk menyembuhkan kanker, atau bisa juga digunakan untuk memperpanjang jangka hidup seseorang, atau hanya sekedar untuk mengurangi gejala yang dirasakan penderita kanker. Tujuan dari kemoterapi sendiri adalah untuk menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker yang pada fase mitosis atau pembelahannya terjadi secara cepat.

Ada beberapa jenis pengobatan kemoterapi yang dapat dilakukan, yaitu Topikal atau dengan pengolesan krim secara langsung pada kulit, Oral dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan  yang  dapat langsung diminum, bisa juga melalui suntik pada otot atau lapisan lemak seperti pada lengan atau perut. Ada juga pengobatan kemoterapi melalui Intraperitoneal atau IP yang diberikan langsung ke rongga perut yang berisi usus, hati, dan lambung. Selain itu ada pengobatan kemoterapi yang langsung dimasukkan kedalam arteri yang menyalurkan darah ke pusat kanker yang disebut sebagai Intra-Arteri atau IA. Yang terakhir adalah dengan cara intravenous atau IV yang memasukan zat kemoterapi langsung kedalam pembuluh darah vena.

Seperti yang sudah disebutkan, kemoterapi memang memiliki dampak positif yaitu dapat membunuh sel-sel kanker, namun sayang, pengobatan kemoterapi ini tidaklah hanya menyerang sel kanker saja, namun juga menyerang sel-sel normal lain yang masih aktif membelah seperti sel rambut, sel mulut, dan juga sel dalam organ pencernaan, contohnya usus.

Nah dari yang sudah saya tuliskan diatas, bisa dilihat bahwa kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada sel-sel normal yang masih aktif membelah.  Hal ini disebabkan oleh luasnya jangkauan sel-sel yang diserang proses mitosisnya, sehingga terkadang obat anti kanker ini menyerang sel-sel yang sebenarnya merupakan sel yang sehat. Untuk menggantikan sel-sel lama yang rusak, diperlukan adanya pembelahan sel. Jika dalam jangka waktu yang panjang sel-sel yang sehat ini terus menerus dihambat pertumbuhannya karena kemoterapi, hal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada organ-organ penting dalam tubuh dikarenakan sel-sel yang rusak dalam jaringan maupun organ tidak dapat digantikan dengan sel-sel yang baru. Contoh penyakit yang bisa dialami adalah gangguan jantung seperti pembengkakan otot jantung, gagal jantung, dan penyakit-penyakit jantung lainnya. Selain jantung, paru-paru juga dapat mengalami penebalan lapisan, inflamasi jaringan, dan dapat juga mengalami kesulitan bernafas.

Selain itu, kemoterapi menyebabkan banyak efek samping. Contoh mudah yang dapat dilihat adalah saat pasien kanker menjalani pengobatan kemoterapi, akan terjadi beberapa efek samping seperti alopecia atau kerontokan rambut berlebih. Hal ini bisa terjadi dikarenakan zat-zat antikanker dalam kemoterapi menyerang sel-sel rambut yang aktif membelah.  Orang-orang yang menjalani kemoterapi juga akan lebih mudah memar, ini disebabkan oleh jaringan kulit yang melemah yang bisa disebabkan oleh obat kemoterapi yang menghambat pembelahan sel pada jaringan kulitnya. Selain itu, kemoterapi juga dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf. Kerusakan yang terjadi bisa mengakibatkan mati rasa pada pergelangan tangan atau kaki, tetapi juga bisa berdampak sangat fatal karena bisa saja sistem saraf yang rusak adalah sistem saraf otak kita. Jika sistem saraf otak kita sudah terganggu, otomatis seluruh tubuh kita tidak dapat berfungsi dengan baik dikarenakan rangsangan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh otak kita.

Efek samping lain yang biasanya sering dirasakan adalah sesak napas atau detak jantung abnormal yang disebabkan oleh anemia. Anemia adalah kondisi dimana tubuh kita kekurangan sel darah merah. Hal ini bisa terjadi pada orang yang menjalakan terapi kemoterapi karena obat-obatan kemoterapi tidak dapat membedakan sel kanker yang berkembang dan membelah pesat dengan sel normal yang sehat dan memang memiliki kecepatan pembelahan yang pesat, seperti sel darah merah.

Sel darah merah adalah pengangkut oksigen dalam tubuh kita. Hal ini akan berakibat fatal apabila zat kimia dalam obat-obatan kemoterapi terus menerus menyerang sel darah merah kita. Lama kelamaan, sel darah merah kita akan habis dan tubuh kita tidak dapat bekerja secara maksimal dikarenakan kekurangan pasokan oksigen yang diedarkan darah. Selain sel darah merah, ternyata kemoterapi juga dapat menyerang pembentukan sel darah putih. Hal ini tentunya sangat beresiko bagi tubuh kita.

Kekurangan produksi sel darah putih pada tubuh dapat menyebabkan resiko infeksi lebih tinggi pada penderita kanker. Apabila seorang penderita kanker sedang menjalani kemoterapi, kemudian justru terinfeksi oleh suatu penyakit lain, kemungkinan untuk bisa melawan penyakit tersebut sangat kecil dikarenakan sel darah putih yang seharusnya membunuh penyakit tersebut, justru terserang oleh kemoterapi. Hal ini dapat berdampak hingga selesainya kemoterapi. Banyak pasien yang sudah sembuh dari kanker justru mengalami banyak infeksi sekunder sepanjang kehidupan mereka.

Selain semua efek samping diatas, masih ada banyak efek samping lain seperti kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, mimisan, kulit terasa kering dan perih, gusi berdarah, sulit tidur atau insomnia, rasa lelah dan lemah sepanjang hari, masalah kesuburan, juga konstipasi atau diare.

Dampak buruk kemoterapi tidak hanya berhenti disitu, Kemoterapi ternyata juga dapat menyebabkan penderita kanker maupun keluarga terdekatnya semakin rentan terhadap kanker maupun penyakit lain. Dalam 48 jam pertama setelah kemoterapi, produk apapun yang dihasilkan oleh pasien yang mengikuti kemoterapi beresiko untuk menimbulkan kanker pada orang yang kontak dengan muntah, urin, maupun fesesnya. Obat kemoterapi pun ternyata bisa menyebabkan pasien yang mengidap kanker mendapat kanker kedua, yaitu kanker darah, atau leukemia. 48 jam pertama setelah kemoterapi, resiko berkembangnya kanker darah meningkat, termasuk resiko pada orang lain yang kontak dengan obat kemoterapi maupun muntah, urine, atau feses dari penderita kanker tersebut. Selain pada keluarga terdekat, perawat yang tidak menggunakan pelindung saat mencampurkan obat kemoterapi beresiko juga untuk terkena kanker dalam 15-20 tahun kedepannya.

Dengan banyaknya dampak yang sudah dijabarkan, ternyata kemoterapi masih memiliki kemungkinan untuk tidak menumbas sel-sel kanker hingga tuntas. . Sel-sel kanker yang masih tersisa ini suatu saat dapat kembali menyerang pasien. Terkadang, seorang penderita kanker sudah dinyatakan sembuh dari kanker, namun tidak lama kemudian pasien bisa saja kembali mengidap kanker yang sama. Dalam kasus-kasus seperti ini, biasanya obat kemoterapi yang digunakan sudah kebal kepada sel-sel kanker yang tersisa, sehingga hal ini menyebabkan proses penyembuhan kanker berikutnya semakin sulit dan akan memakan waktu yang lebih lama juga, dan memerlukan dosis obat yang lebih tinggi.

Jika seorang penderita kanker terus menerus mengkonsumsi obat-obatan kemoterapi, hal ini akan berdampak pada organ-organ dalam tubuh penderita. Obat-obatan kemoterapi semuanya merupakan zat kimia, jika kita secara terus menerus mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang panjang, tentu saja ini akan menyebabkan kerusakan organ-organ seperti ginjal.

Setelah dilakukan penelitianpun, ternyata didapatkan hasil sebesar hampir 50% pasien kanker justru meninggal dikarenakan kemoterapi dari seluruh jumlah pasien kanker payudara dan kanker usus. Kematian yang dialami pasien kanker ini bukan dikarenakan penyakit itu sendiri, melainkan lagi-lagi karena efek samping yang diderita oleh pasien selama menjalani kemoterapi.

Dari pembahasan yang sudah dilakukan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kemoterapi memang memiliki dampak positif yaitu dapat menghambat proses pembelahan sel kanker yang sangat cepat. Namun di sisi lain, kemoterapi membawa dampak yang buruk, yaitu kemoterapi dapat menyerang sel-sel sehat lain yang masih aktif membelah. Hal ini disebabkan karena obat kemoterapi sulit untuk bisa membedakan mana yang merupakan sel kanker, mana yang merupakan sel sehat yang memang membelah secara cepat. Dari hal itu, penderita kanker  dapat merasakan banyak efek samping selama jangka pengobatan, maupun setelah pengobatan.

Beberapa efek samping ini ternyata sangat beresiko hingga dapat menyebabkan kematian bagi penderita. Selain itu, Kemoterapi juga dapat meningkatkan resiko kanker untuk menyerang  orang terdekat kita .  Kemoterapi mungkin masihlah cara yang paling ampuh untuk bisa mengurangi pembelahan sel kanker, namun kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan kemoterapi, dan menimbang-nimbang efek samping yang dirasakan apakah sebanding dengan segala perawatan yang sudah kita lakukan dan biaya yang sudah dikeluarkan.  

Sekian dari saya, Terimakasih karena sudah mampir dan membaca tulisan saya hingga selesai. Semoga artikel saya ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

AMDG

Daftar Pustaka:

https://www.dokter.id/berita/dampak-jangka-panjang-dari-kemoterapi-pada-tubuh-anda

https://en.wikipedia.org/wiki/Cancer

https://en.wikipedia.org/wiki/Chemotherapy

http://gosehat.com/efek-kemoterapi-untuk-keluarga-pasien/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-kemoterapi-pengobatan-kanker/

https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemoterapi

http://www.alodokter.com/perawatan-kemoterapi-dan-efek-sampingnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun