Mohon tunggu...
Jery Tampubolon
Jery Tampubolon Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Act and Wait. that's my Concept

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nurani,Nalar,dan Iman

26 Maret 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:29 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BERIMAN artinya PERCAYA. Namun ketika BERIMAN tanpa dikendalikan oleh NURANI dan NALAR, maka seseorang akan BERIMAN DENGAN MEMBABI BUTA. (**membayangkan gerakan babi buta**) karena itu berarti PERCAYA tanpa tuntunan NURANI dan NALAR.....

BERIMAN DENGAN MEMBABI BUTA akan menimbulkan penyakit2 sebagai berikut: 1. KERACUNAN PADA PIKIRAN. Contohnya: menganggap diri paling benar (yang lain salah) dan ajaran yang dianutnya adalah kebenaran absolut bukan kebenaran subyektip (ajaran lain yang dianut orang lain salah semua) yang pada gilirannya menjadikannya pribadi yang angkuh/pongah, sok suci, dan membenci yang berbeda.....

2. GANGGUAN EMOSI. Contohnya: mudah tersinggung, marah dan memaki maki, bahkan membunuh ketika ajaran yang dianutnya, nabi or orang suci yang dipujanya,  or bahkan Tuhan yang disembahnya disentuh (apalagi diguncang oleh orang lain).....

3. GANGGUAN KEJIWAAN. Contohnya: di satu sisi bersikap kekanak kanakan (padahal sudah dewasa dalam usia) karena masih senang MEMPEREBUTKAN DAN MEMAMERKAN KEBENARAN SUBEYEKTIP (persis seperti anak2 yang berebut memamerkan tatoo air di lengannya dan membanggakan gurunya sebagai guru yang terbaik didunia padahal sekolahnya baru sampe TK), namun disisi lain bertindak menjadi tuhan kecil bagi sesamanya dan sangat memuja KEKERASAN, serta senang jadi jagoan. Contoh lain adalah phobia dan pencemas.... Banyak hal disekitarnya dianggap mengancam, merusak, dan mencelakakan, serta membinasakan KEBERIMANANNYA, jadi dianggap pamali, tabu dan najis, bahkan berhalusinasi terhadap semua hal yang dianggapnya DOSA (suatu jenis ketakutan yang tidak alami yang ditanamkan kepadanya sejak dini).Ada lagi contoh lain: menderita delusi dan berhayal tentang SORGA (suatu bentuk narkotika yang disuntikkan kedalam pikirannya sejak dini sehingga hidupnya berpamrih sorga).....sehingga tidak dapat melihat dan menerima kenyataan bahwa dia ada di dunia bukan di sorga yang menjadi hayalannya (mengenyampingkan yang sekarang demi yang nanti)

4. ALERGI. Contohnya: menderita gatal2 ketika bersentuhan dengan orang yang berbeda darinya; ketika mesti menyatakan kegembiraannya dan ucapan selamatnya atas perayaan keagamaan orang lain; ketika mesti mengungkapkan simpati dan turut berduka pada orang lain; ketika orang lain mengucapkan ungkapan dalam bahasa non Indonesia yang biasa diucapkan sesama umatnya; ketika berbaur dengan orang2 yang berbeda.

5. GANGGUAN PENGLIHATAN. Contohnya: tidak dapat melihat bahwa jagad raya JUSTRU BERLANGSUNG DALAM KESELARASAN karena adanya KEBERAGAMAN, bahkan tidak dapat melihat bahwa tubuhnya adalah contoh kecil sistem jagad raya itu, termasuk berbagai warna yang ada yang bukan cuma hitam dan putih. Juga cuma mampu melihat KESERAGAMAN.

BERIMAN YANG MEMBABI BUTA hanya akan dialami oleh pribadi2 dengan ciri2 sebagai berikut:

* TIDAK MAMPU BERGAUL dalam komunitas yang beragam (heterogen) atau hanya dapat bergaul dalam komunitas yang seragam (homogen).

* MALAS mengembangkan NALAR nya dan mengeksplorasi keinginan tahunya sehingga mudah dibodohi dan menjadi seperti kerbau dicucuk di hidung serta enggan berpikir maju.

* KORBAN pengkerdilan NURANI dan pengajaran IMAN yang berlebihan yang menyatakan bahwa 'yang diajarkan HARUS DIPERCAYA tanpa melibatkan NURANI dan NALAR untuk menilainya, bahkan bila menggali dari sumber2 lain itu sama dengan DOSA'.

* EGOIS dan PENYUKA JALAN PINTAS, jadi tidak mau repot demi kepuasan diri sendiri tanpa memiliki empati terhadap orang lain,bahkan dengan menghalalkan segala cara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun