Mohon tunggu...
Jerry S. Justianto
Jerry S. Justianto Mohon Tunggu... -

Jerry S. Justianto, Masima Contents + Channels, dan pengajar Internet Strategic Marketing di pasca sarjana Universitas Bina Nusantara International. Di waktu senggangnya ia adalah seorang fotografer, penggemar Miles Davis, Pencinta buku dan menulis Haiku, juga sangat menikmati segala jenis musik jazz. Neruda adalah penulis favoritnya. Twitter @jsjxyz

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Top 5: Masa Depan Digital Radio Indonesia

11 Oktober 2009   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:37 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah salah satu orang yang mempunyai rasa sedikit pesimis terhadap format2 radio Digital yang ada pada saat ini (IBOC maupun DAB). Namun apa bila bisa diurut inilah Top 5 bentuk Radio Digital:

5. Mobile Radio Program (semacam program2 untuk Hand Phone yang mengsinkronisasi informasi lagu dan funksi interaktif terhadap acara live sebuah radio). Format seperti ini lumayan banyak, ada yang di buat oleh Hewlett Packard bersama Nokia, sampai ke program suntikan khusus untuk radio2 tertentu. Menurut saya bentuk ini akan sulit sukses karena disamping sistem ini tertutup, juga ada keengganan orang untuk meng install segala macam program kecuali benefitnya terlihat jelas (dampak ekonomi, misalnya yang di install remaja di HPnya seperti eBuddie karena memang akan mengurangi pengeluaran pulsa SMS dengan bisa melakukan YM dan MSN di HPnya).

4. DAB. Problem dengan DAB (as radio per se), adalah too little too late. Kalaupun digabung dengan Video broadcast format, ini sudah tertinggal dengan technologi MediaFlo dari Qualcomm yang sangat power effesien (karena memakai freq tinggi) dan mempunyai kualitas video dan interaksi yang lebih baik (subyektif). Dan 'ehem' negara mana yang DABnya penetrasinya bisa di bilang sukses? Saya bukan bilang DAB akan mati, tetapi DAB akan ber reinkarnasi menjadi format multimedia yang menarik untuk mobile devices yang murah dan sangat terjangkau, karena tidak memakai jaringan 3G untuk data streamingnya.

3. IBOC (dikenal pula dengan nama HD Radio), saya percaya sistem ini adalah sebuat sistem digital yang bijaksana untuk dilakukan. Disamping perijinan di Indonesia yang cukup ribet ( yang terkait dengan satu PT dan satu frequency dan satu penyiaran), di Amerika ijin yang di berikan adalah ijin frequency dan diberi hak untuk melakukan multi-casting. Contoh terbaik adalah sebuah radio bisa mempunyai channel audio analog, dengan digital counterpartnya, 2 channel musik lainnya, 1 channel data streaming seperti info iklan, cuaca dan kemacetan lalu lintas). Dan radio lama pun masih bisa mendengarkan channel analognya.

2. Podcast. Simple, ellegan, ekonomis. Saya percaya dengan open system. Podcast dengan spirit Internet 2.0 yang berbasis RSS dapat di akses dengan berribu-ribu cara (bahkan jutaan cara). Di Komputer dengan iTunes, Podcast Alley, RSS reader umumnya dll. Di iPod dengan iTunes. Di HP dengan Nokia Podcast, Blackberry pun banyak program untuk podcast ini. Dimana kita berlangganan kemudian setiap ada konten baru kita bisa meng download kapan saja. Ingat motto digital kini: AnyTime, AnyWhere, AnyPlace. On Demand merupakan faktor utama dari suksesnya Podcast. Terlebih ketika jaringan bagus internet menjadi milik masyarakat umum di masa depan dan tidak lama lagi.

1. IP based Audio Streaming. Bukan hanya radio Internet (yang kini masih terkadang memakai format2 eksklusif tertentu) tetapi ini benar2 yang open system. As simple as, IP streaming. Sama dengan semangat Internet 2.0 dengan system kolaborasi, format ini akan bisa memberikan pengguna mengakses dengan any device. Dan device yang menurut saya akan banyak mengakses adalah dengan Mobile device (HP). Bayangkan feature yang bisa diberikan adalah customized radio, misalnya dengan playlist yang di predik kita akan suka (seperti last.fm), konten yang kita suka, dan iklan pun yang fokus kepada pendengarnya.
Namun format ini masih ada kendala:
a. Legal Issue, kusus untuk musik masih banyak label yang tidak mengijinkan untuk di stream. Namun hal ini akan hilang dengan sendirinya ketika mass usage mencapai suatu level dimana secara ekonomi menjadikan label atapun asosiasi musik yang paling rewel RIAA terpaksa mengikuti (ingat iTunes dan musik download? serta serangan terhadap Non-DRM musik?).
b. Telco bukan hanya di Indonesia masih menganaktirikan mobile IP based streaming dengan memberikan quota yang lebih kecil terhadap demand ini. Bahkan ada beberapa HP yang belum mendukung terhada radio Internet yang menggunakan 3g line (contohnya Apple iPhone), karena membuat jaringan AT&T penuh. Namun itupun masih ada jalan keluarnya misalnya device tersebut bisa mengakses streaming Video ataupun Audio dengan cara lain seperti Wi-Fi, atau technologi streaming lain di beberapa device yang memakai chip yang bisa mengakses DAB ataupun MediaFlo.
c. Unlimited badwith fee yang reasonable akan muncul dimana semua pemakai HP tidak usah gusar dengan pemakaian bandwith quota. Tetapi dengan kecepatan yang baik serta pemakaian terserah terhadap demand user akan terjadi dengan munculnya teknologi2 baru yang memberikan kompresi data secara canggih untuk jaringan2 telpon yang ada (salah satu penciptanya orang Bandung) dipasang untuk jaringan GPRS ataupun 3G yang ada. Lihat tunggu waktunya saja. Mudah2an 2-4 tahun kedepan mulai terimplementasi. Pada saat terimplementasi pola hidup generasi digital akan berubah!

Tulisan diatas saya tulis pada December 2008 untuk forum diskusi Crew Radio Indonesia di Facebook.

Update Jan 2009:

Akhirnya ada juga salah satu produk yang bisa menset trend the Future of Radio. Bayangkan jenis workflow yang sama apabila ini bisa di akses dari jaringan 3G secara simple yang kemudian terkonek ke Audio sistem di mobil, di kantor atau di rumah.

Video presentation bisa di lihat disini

Workflow nya adalah sbb: Internet radio stations are the next best thing on earth since sliced bread. Tivoli sees the potential of Internet radio by releasing its NetWorks radios which feature built-in Wi-Fi connectivity, where hooking up to the Internet will enable it to receive streaming radio. In addition, users are able to access their networked PCs through an Ethernet connection (or Wi-Fi network where available, of course) with the NetWorks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun