ABSTRAK
Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Bangun Ruang dengan Media Gambar Bangun Ruang Kelas XII SMA Negeri 14 Malinau
Jerry Simon
SMA Negeri 14 Malinau
Email: tikusemut@gmail.com
Penulisan Best Practice ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi bangun ruang melalui media gambar bangun ruang di SMA Negeri 14 Malinau. Subjek penulisan Best Practice ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 14 Malinau Tahun Pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 27 siswa. Penulisan Best Practice menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan informasi aktivitas siswa melalui dokumentasi, observasi, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes formatif. Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan penggunaan media gambar bangun ruang dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang sebelum menerapkan pembelajaran dengan media gambar bangun ruang, hasil belajar peserta didik hanya 70,4% peserta didik yang dapat mencapai KKM menjadi 88,9% peserta didik dapat mencapai KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dengan media gambar bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada materi bangun ruang.
Kata Kunci: Media Bangun Ruang, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
- Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standart isi telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
- Salah satu tujuan diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu untuk “Mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.” (Depdikbud, 1994:1). Dikatakan pula oleh Gagne (Ruseffendi, 1988: 165), bahwa objek tidak langsung dari mempelajari matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah. Dari pendapat Gagne dan tujuan Kurikulum Matematika, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat memecahkan suatu masalah, para peserta didik perlu memiliki kemampuan bernalar yang dapat diperoleh melalui pembelajaran matematika.
- Matematika adalah suatu pelajaran yang berhubungan dengan banyak konsep. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Saling keterkaitannya antar konsep materi satu dan yang lainnya merupakan bukti akan pentingnya pemahaman konsep matematika. Karenanya, siswa belum bisa memahami suatu materi jika belum memahami materi sebelumnya atau materi prasyarat dari materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran matematika masih terdapat kendala-kendala yang menyebabkan siswa gagal dalam pelajaran ini. Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak paham konsep-konsep matematika atau siswa salah dalam memahami konsep-konsep matematika.
- Matematika dianggap sangat sulit terbukti dari survei yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) yang dilakukan pada 65 negara di dunia tahun 2012 lalu, mengatakan bahwa kemampuan matematika peserta didik di Indonesia menduduki peringkat bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen peserta didik Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika. Ini adalah pernyataan yang sangat memprihatinkan bagi dunia pendidikan Indonesia.
- Matematika sebagai ilmu dengan objek kajian yang bersifat abstrak. Dalam bahasa Indonesia ‘abstrak’ diartikan sebagai sesuatu yang tak berwujud atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud dalam bentuk konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja. Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan obyek-obyek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang diajarkan
- Dan dilihat dari kenyataan yang ada, ternyata terdapat permasalahan bahwa peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi yang abstrak. Untuk itu perlu adanya model pembelajaran atau media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan dalam memahami materi yang abstrak seperi bangun ruang. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami materi yang bersifat abstrak salah satunya yaitu dengan menerapkan media gambar dalam proses pembelajaran matematika.
- Setelah melaksanakan pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan media gambar bangun ruang, penulis menemukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika penerapan media gambar bangun ruang ini diterapkan pada kelas XII ternyata proses dan hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Praktik pembelajaran dengan media gambar bangun ruang berhasil dengan baik ini sehingga penulis simpulkan bahwa dalam sebuah best practice (praktik baik) dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang.