Baru-baru ini supermusic.id (sebuah portal media musik Indonesia) merilis artikel dengan tajuk "4 Crew Hip-Hop Lokal yang Lagi Panas". Dari deretan empat grup musik tersebut, muncul satu nama yang kiblatnya lagi booming di pasar hip-hop Indonesia.
Mereka adalah MukaRakat. Sebuah grup musik lokal asal NTT bermarkas di Bali yang mengawali karir dalam dunia hip-hop sejak Mei 2017 kemarin. Sebelumnya, MukaRakat hanya grup musik  yang biasa nimbrung di cafe-cafe dan bar.
Kerap kali juga mereka diundang dalam banyak festival musik bergengsi, seperti Soundrenaline Festival, Legian Beach Festival, Raw Materials 8 (Bali), Street Dealin XI (Jakarta), Projam International Open (Bali), dan masih banyak lagi.Â
Namun kemunculan mereka di pasar hip-hop Indonesia kemudian membuat geger banyak penikmat hip-hop, dengan dirilisnya lagu Rompes: "Rombongan Pesta" pada Maret 2018 yang menjadi lagu ikonik MukaRakat.
Dipayungi oleh brand 16 Bar Indonesia, Rombongan Pesta berhasil menggaet lebih dari 1 juta tontonan dalam seminggu di Youtube.Â
Di tengah pusaran hip-hop Indonesia yang hanya memprioritaskan popularitas dan kemasan ketimbang konten yang powerfull dalam lagu, MukaRakat justru hadir sebagai local pride dengan segmentasi yang berbeda.Â
Kekuatan rima, flow yang deras, kombinasi musik etnis dan modern, identitas kearifan lokal, dengan kritik sosial yang tajam sangat langka ditemukan dalam hip-hop Indonesia.
Squad hip-hop bentukan kiwari ini pertama kali hadir dengan kombinasi keroyokan. Namun dalam perkembangannya, mempertahankan komposisi personil agaknya susah bagi MukaRakat.Â
Sekarang beranggotakan 4 orang; Lipooz, DirtyRazkal, D'Flow, dan I'm Rapholic. Seperti biasa, banyak rapper yang identitasnya disamarkan, mereka juga begitu. Namun, Desember 2018 kemarin MukaRakat memperkenalkan personil baru mereka yaitu DJ Geramar.
Tapi roh sebenarnya MukaRakat ada dalam entitas kearifan lokal Indonesia Timur yang terus dipertontonkan, entah lewat kombinasi musik, atribut pakaian, lirik dan logat khas ketimuran, serta-merta penggunaan bahasa daerah dalam lirik.Â