Mohon tunggu...
Jeri pradinata
Jeri pradinata Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa teknologi hasil pertanian

Ketakutan adalah terang yang padam, jika tidak menyalakan cahaya dalam hati niscaya kau akan tenggelam dalam kebutaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanasan Makanan dengan Teknologi Infrared

1 Desember 2020   11:05 Diperbarui: 1 Desember 2020   11:26 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pemanasan inframerah ini dapat digunakan secara efektif untuk inaktivasi enzim. Dan juga telah berhasil digunakan untuk menonaktifkan enzim yang bertanggung jawab dalam pengembangan rasa. Dan juga menonaktifkan enzim serta mikroorganisme seperti bakteri lain yang terdapat didalam larutan.

  • Inaktivasi patogen.

Pemanasan IR dapat digunakan untuk menonaktifkan bakteri, spora, ragi, dan jamur baik pada makanan cair maupun padat. Efikasi inaktivasi mikroba dengan pemanasan inframerah ini bergantung pada parameter yaitu berupa tingkat daya inframerah, suhu sampel makanan, panjang gelombang puncak, dan bandwidth sumber pemanas inframerah, kedalaman sampel, jenis mikroorganisme, kadar air, dan jenis bahan makanan yang digunakan.

  • Pembakaran

Memanggang atau pembakaran merupakan bagian langkah yang sangat penting dalam produksi produk terutama produk roti, karena dapat menentukan kualitas, kelezatan, serta konsumsi produk akhir. Untuk pemanggangan menggunakan IR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pemanggangan udara panas konvensional, termasuk pengurangan waktu memanggang dan konsumsi energi, produk yang lebih baik dengan kerak tipis dan remah yang lebih lembut, dan kualitas yang lebih baik dalam hal warna, tekstur, kepulan, dan kemampuan menggulung.

Dalam teknologi pengolahan makanan dengan menggunakan Inframerah tersebut sangat hemat energi, lebih sedikit konsumsi air dan juga ramah lingkungan dan juga ditandai dengan homogenitas pemanasan, laju perpindahan panas yang tinggi, waktu pemanasan yang rendah, serta konsumsi energi yang rendah dan kualitas produk yang meningkat.

Namun teknologi pengolahan menggunakan inframerah tersebut tidak selalu juga menguntungkan ada juga kerugiannya  yaitu  beberapa orang harus berhati-hati saat menggunakan radiasi inframerah karena menghasilkan panas yang tinggi dan paparan dapat menyebabkan luka bakar, kedalaman penetrasi makanan kecil dan paparan radiasi inframerah jangka panjang menyebabkan jaringan pecah dan tidak peka terhadap sifat pantulan pelapis. Serta memiliki daya penetrasi yang terbatas sehingga ukuran produk makanan harus dipertimbangkan secara akurat.

Jadi proses pemanasan makanan menggunakan inframerah adalah metode baru yang menjanjikan, ini bukan obat mujarab untuk semua proses pengeringan. Namun Ini menarik, karena cepat dan menghasilkan panas di dalam bahan yang dikeringkan sehingga meningkatkan kualitas umur simpan suatu produk olahan.

Pemanasan inframerah saat ini juga sudah menarik banyak perhatian untuk aplikasi pemanasan permukaan seperti pencegahan pertumbuhan ragi dan jamur pada permukaan keju, pasteurisasi permukaan telur, serta daging siap saji seperti hotdog, mencegah pembusukan jamur pada stroberi selama penyimpanan serta pasteurisasi kering almond mentah. Serta pengolahan dengan teknologi inframerah ini menjadikan sebuah pengembangan dan penerapan teknologi di sektor pangan dan pertanian sebagai metode alternatif dan berkelanjutan yang akan bermanfaat bagi lingkungan dan mengurangi penggunaan energi dan air. Penggunaan pemanas inframerah di sektor pengolahan makanan kemungkinan besar akan meningkat dalam waktu dekat, terutama di area pengeringan dan pemrosesan minimal.

SUMBER: 

Yardaf garuma dkk. 2020.Infrared healting and its application in food procseing. The pharma innovation. 9(2) :142-151.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun