Apa yang terjadi dalam jurnalisme di masa depan ? Masa depan jurnalisme bukanlah tentang subjek atau panjangnya. Yang terpenting ke depan adalah transparansi.
Jika sebuah organisasi berita melaporkan berita yang bersumber secara akurat dan objektif, mengapa pembaca perlu mengetahui lebih banyak informasi tentang berita tersebut? Karena hanya menerbitkan karya yang diteliti dengan baik tidak cukup lagi.
Di era saat ini siapa pun dapat mempublikasikan apa yang mereka inginkan secara online, di mana artikel dan informasi menjadi viral tanpa diperiksa, di mana konten apa pun dapat disebut "hoax" dan di mana kepercayaan publik terhadap media dan institusi berkurang, pembaca menjadi skeptis.
Di masa lalu, bentuk media tradisional adalah satu-satunya cara untuk menyampaikan pesan penulis kepada publik. Namun untuk saat ini, ada berbagai metode baru untuk menjangkau audiens massal.
Apa itu media tradisional?
Media tradisional mengacu pada bentuk media massa yang fokus pada penyampaian berita kepada masyarakat umum atau kelompok masyarakat yang ditargetkan.
Bentuk media tradisional termasuk publikasi cetak (koran  dan majalah), berita siaran (televisi dan radio), dan, dalam beberapa tahun terakhir, versi digital dari media tersebut, seperti koran digital dan blog.
Apa itu media sosial?
Istilah "media sosial" banyak digunakan akhir-akhir ini untuk menggambarkan berbagai platform digital yang berbeda.
Untuk tujuan bagian ini, media sosial mengacu pada situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, YouTube, LinkedIn, dll.
Perbedaan antara media tradisional dan media saat ini
Media tradisional seringnya memperlihatkan kumpulan audiens yang lebih luas, sedangkan media saat ini memungkinkan distribusi yang lebih fokus untuk target-targetnya
Di sisi lain media sosial juga memberikan kesempatan bagi para profesional untuk benar-benar menargetkan pesan mereka, memilih segala sesuatu mulai dari demografi dan geografi audiens hingga waktu posting akan ditayangkan.
Media sosial bersifat langsung, sedangkan tradisional dapat ditunda karena waktu pers
Media tradisional cenderung memiliki pola pembuatan yang jauh lebih panjang dibandingkan media saat ini. Tidak hanya waktu pers yang dapat memperlambat penulis, potongan-potongan berita untuk media tradisional cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk disatukan (menyusun dan mendistribusikan promosi, menghubungkan jurnalis dengan sumber dan memberikan citra yang benar)
Postingan media sosial umumnya lebih pendek, biasanya berarti mereka membutuhkan waktu lebih sedikit untuk disatukan, dan dapat segera dipublikasikan.
Hasil akhir dari media tradisional lebih final, sedangkan dalam media sosial bersifat dinamis
Untuk sebagian besar, begitu sebuah cerita diterbitkan di media tradisional, itu sudah final.
Karena media sosial adalah bentuk media yang dimiliki, penulis memiliki kendali untuk melakukan pembaruan kapan pun Anda membutuhkannya.
Penulis juga memiliki kebebasan untuk mengeluarkan pencabutan, mengedit posting setelah dipublikasikan, atau bahkan menghapus pesan sepenuhnya. Dan karena media sosial terjadi segera, sama sekali tidak ada penundaan antara waktu perubahan diperlukan dan ketika mencapai Audiens.
Media sosial menawarkan kontrol lebih besar atas pesan daripada media tradisional
Penulis juga dapat mengontrol tanggal dan waktu publikasi posting media sosial, sosial juga menawarkan kontrol yang lebih besar atas pesan tersebut.
Meskipun penulis tidak dapat mengontrol bagaimana publik akan merespons setelah pesan tersebut keluar, penulis memiliki kesempatan untuk mengontrol apa yang dikatakan sejak awal.
Media sosial adalah percakapan dua arah, sedangkan tradisional adalah satu arah
Alur dari berita atau tulisan tradisional sangat mirip dengan saat ini ini, penulis menyampaikan cerita, reporter menerbitkan cerita dan publik membacakan cerita.
Dengan media sosial, publik memiliki kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka, dan memang begitu!
Masyarakat tidak hanya berharap untuk didengar ketika mereka membagikan pendapat mereka tentang sebuah cerita atau peristiwa terkini, mereka juga mengharapkan merek untuk merespons. Jurnalis yang menggunakan media sosial dalam kesehariannya harus siap untuk bertindak cepat dan merespons dengan tepat.
Industri media berubah dengan cepat, dan jurnalis harus mengikuti untuk bertahan.
Namun, itu tidak berarti semua cara lama sudah usang.
Seperti yang mungkin bisa dilihat dari perbandingan itu, media tradisional dan media sosial memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Bergantung pada situasi, tujuan, atau strateginya, satu metode mungkin bekerja lebih baik daripada yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H