Terakhir adalah kata Kufur, Kufur berasal dari kata kerja kafara yang berarti menutupi atau mengingkari. Dalam kitab Lisan al-'Arab, kufur dijelaskan sebagai tindakan mengingkari kebenaran yang telah diketahui atau tidak berterima kasih atas nikmat yang diberikan (Ibn Manzur, 1986).Â
Kemudian kitab Mufradat fi Alfadz al-Qur'an menambahkan penjelasan bahwa kufur bukan hanya tentang ketidakpercayaan, tetapi juga mencakup perilaku dan sikap yang berlawanan dengan ajaran Islam (Al-Isfahani, 2008). Sedangkan menurut Toshihiko Izutsu, Kufur dalam al-Qur'an mencakup dua aspek utama: ingkar kepada Allah dan risalah-Nya serta sikap tidak berterima kasih atau menolak kebenaran yang jelas (Izutsu, 1997).Â
Makna Relasional
Perlu diketahui bahwa dalam analisis semantik Izutsu, makna kata dalam Al-Qur'an sangat dipengaruhi oleh hubungan relasional antar kata. Islam, iman, dan kufur memiliki makna yang saling terkait dan saling menjelaskan satu sama lain. Islam dan iman seringkali digunakan bersamaan untuk menunjukkan dua aspek yang saling melengkapi: penyerahan diri lahiriah dan keyakinan batiniah. Kufur, di sisi lain, diposisikan sebagai antitesis dari kedua konsep ini, menekankan pada penolakan terhadap kebenaran dan ketidakpercayaan yang aktif (Izutsu, 2002).
Titik Perbedaan
Setelah mengetahui makna Relasional tiga kata tersebut, pastinya memiliki titik perbedaan, titik perbedaan tersebut adalah pemahaman antara Islam dan iman sebenarnya terletak pada cakupannya saja. Islam lebih menekankan pada aspek lahiriah dari ketundukan kepada Allah, sementara iman lebih berfokus pada keyakinan batin yang mendalam. Kufur, sebagai lawan dari keduanya, menunjukkan penolakan atau pengingkaran yang aktif terhadap keduanya. Dalam al-Qur'an, perbedaan ini sering diungkapkan dalam konteks perilaku dan sikap individu terhadap Allah dan wahyu-Nya (Izutsu, 2002).
Titik Persamaan
Selain titik perbedaan, pastinya memiliki titik persamaannya juga. Titik persamaan tersebut adalah dalam hal tujuan akhirnya saja yaitu antara ketundukan total kepada Allah dan penerimaan penuh terhadap risalahnya. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya Islam dan iman memiliki perbedaan konsep.Â
Kedua konsep ini saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan secara absolut dalam kehidupan seorang muslim dan mukmin. Kufur meskipun berlawanan, juga membantu memperjelas makna Islam dan iman melalui kontrasnya, menegaskan pentingnya keyakinan dan ketundukan yang benar dalam agama (Izutsu, 2002).
Kesimpulan
Melalui pendekatan semantik Toshihiko Izutsu, kita dapat memahami bahwa Islam, iman, dan kufur dalam al-Qur'an bukanlah sekadar istilah teologis, tetapi juga konsep yang kaya dengan makna relasional dan kontekstual. Lisan al-'Arab dan Mufradat fi Alfadz al-Qur'an memberikan landasan linguistik yang mendalam untuk memahami istilah-istilah ini, membantu kita menghargai kedalaman dan kompleksitas ajaran Islam. Pada akhirnya, pemahaman yang lebih dalam tentang istilah-istilah ini dapat membantu kita umat Islam menjalani kehidupan yang lebih sesuai dengan ajaran Al-Qur'an tanpa rasa ragu.Â