Mohon tunggu...
Jeremy Nicholas
Jeremy Nicholas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univesitas Airlangga jurusan sosiologi angkatan 2024

halo! perkenalkan aku Jeremy, disini aku hanya ingin menulis apapun yang ada di pikiranku selain itu aku juga senang untuk belajar menulis yang berhubungan dengan fenomena sosial tertentu. kalau kamu emang suka mempelajari ilmu sosial please stay in touch !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Cinta Fat Cat di Dalam Kajian Sosiologis

14 Mei 2024   09:40 Diperbarui: 14 Mei 2024   09:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Jatuh cinta bagi sebagian orang merupakan hal yang terindah didalam hidupnya, ada yang mengatakan bahwa dengan jatuh cinta dia merasakan kasih yang belum pernah didapatkannya. Namun ada juga yang mengatakan bahwa jatuh cinta merupakan hal yang paling dibenci didalam hidupnya karena jatuh cinta kepada orang yang salah. Jatuh cinta yang salah inilah yang di alami oleh pria muda berusia 21 tahun asal tiongkok bernama Pang Mao yang dijuluki Fat Cat di dalam streamingnya. Menjalin hubungan asmara bersama seorang wanita dan menjalani LDR(Long Distance Relationship). Cinta yang begitu kuat dari Fat Cat membuatnya rela hingga hidup hemat hanya demi untuk mengirimi pacarnya uang. Meskipun dengan segala hal yang sudah dilakukan oleh Fat Cat pacarnya mencari cari alasan untuk bisa putus dengannya. ini membuatnya depresi sehingga membuatnya melakukan hal extreme yaitu loncat dari jembatan yang ada di kota Chongqing. Ketidakseimbangan di dalam hubungan ini dapat dilihat melalui teori Pertukaran sosial M.Blau.

           Teori ini menekankan bahwa hubungan yang baik adalah hubungan yang seimbang dalam manfaat dan biaya. Hal ini berarti bahwa dari kedua belah pihak harus merasa bahwa manfaat yang mereka dapatkan dari hubungan tersebut sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan. Dari kisah Fat Cat, kita bisa melihat bahwa ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan tekanan psikologis yang besar pada salah satu pihak, dalam hal ini, pada Fat Cat.

           Ketika seseorang mengalami kerugian besar dalam hubungan, seperti yang dialami oleh Fat Cat, penting untuk mengenali tanda-tanda bahwa hubungan tersebut mungkin tidak sehat dan merugikan. Mengakhiri hubungan yang tidak sehat adalah langkah yang bijaksana dan tepat untuk menjaga kesehatan mental dan fisik seseorang. Keseimbangan dan kasih sayang haruslah menjadi landasan dalam menjalani hubungan, karena hanya dengan keduanya hubungan dapat berkembang dengan baik dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

            Dalam kesimpulan, kisah cinta Fat Cat mengingatkan kita akan pentingnya keseimbangan dalam hubungan. Teori pertukaran sosial M. Blau memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami dinamika hubungan, terutama dalam hal bagaimana individu mempertimbangkan manfaat dan biaya dari hubungan tersebut. Penting untuk selalu menghargai diri sendiri dalam sebuah hubungan, dan mengakhiri hubungan yang merugikan adalah langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita.

Rest In Peace FatCat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun