Mohon tunggu...
Jeremy Jonathan Damanik
Jeremy Jonathan Damanik Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mengimani dan mengamini

Calon Pekerja Gereja Methodist Indonesia (GMI)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Teologi Pertanian

1 Oktober 2020   04:04 Diperbarui: 1 Oktober 2020   04:00 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investasi di bidang pertanian adalah senjata terbaik untuk melawan kelaparan dan kemiskinan, yang telah memperbaiki kehidupan miliaran orang (Bill Gates)

POKOK-POKOK TEOLOGI PERTANIAN

Pertama, teologi Allah Sang Petani. Kisah Allah Sang Petani di dalam Alkitab membuat kita menyelami suasana Kebun Eden sebagai gambaran lingkungan hidup yang sangat makmur. Kemakmuran Kebun ini tidak biaa dilepaskan dari karakter Ilahi dan manusia citra Allah yang mengembangkan tantanan lingkungan hidup sebagai landasan kehidupan organis demi kesejahteraan makhluk hidup. Teologi Allah Sang Petani dimaknai dari Kej. 2:4b-25 yang berasal dari konteks agraris Timur Tengah memiliki teologi yang membela keberadaan masyarakat petani dengan sistem pertanian agroekologi. Melalui Kejadian 2:4b-25 bisa dipahami bahwa kesejahteraan, kemakmuran, dan keselamatan suatu bangsa bisa dicapai hanya bila pemerintah dan rakyat negara tersebut sungguh-sungguh berpihak kepada nasib petani dengan mengelola pertanian yang berbasis keutuhan ciptaan . Teologi Allah Sang Petani yang diambil dari kisah kebun Eden memberikan tekanan pada pentingnya memelihara etos kerja dan kedisplinan memelihara ekologi bumi denu kehidupan yang menyejahterakan. 

Kedua, teologi tanah subur. Alkitab menunjukkan bahwa penciptaan manusia yang berasal dari humus adalah dasar yang harus dipahami bahwa tanah-tanah subur pertanian harus dilindungi dari perusakan.

Ketiga, teologi ekonomi yang menyejahterakan petani. Alkitab, tekhusus dalam kitab Imamat dengan jelas mengutamakan pelaksanaan ekonomi berbasis ekologi di pedesaan. Ekonomi yang menyejahterakan petani adalah kunci terwujudnya keutuhan ciptaan. 

Keempat, spritualitas transformatif. Spritualitas transformatif adalah sumber semangat yang memotivasi perubahan sosial, ketidakadilan kepada keadilan, dari kemiskinan kepada kesejahteraan petani. Sumber penggerak spritualitas transformatif ini adalah roh Allah yang berpihak kepada kaum lemah. Kekeristenan harus menyatakan belas kasih dan menyatakan kekuatan injil Yesus di tengah-tengah petani yang sengsara dan menderita. Kita harus menghadirkan kerjaan Allah di bumi Indonesia, khususnya pertanian.

Mari kita (gereja) merayakan Hari Tani Nasional pada 24 September. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun