Mohon tunggu...
Jeremy Randolph
Jeremy Randolph Mohon Tunggu... Buruh - opini-opini

aku ingin tinggal di Meikarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Opini: Social Justice is irrelevant and evil.

28 Maret 2017   18:52 Diperbarui: 30 Maret 2017   06:00 2993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://redaksiindonesia.com/sites/default/files/styles/konten-750x500/public/field/image/sumbu.jpg?itok=w0MfHRUC

inspirasi saya dapat dari kang ben shapiro

dalam 3 menit Ben Shapiro berhasil menyelesaikan masalah-masalah dunia yang sebenarnya memang terlihat jelas oleh common sense  tapi semuanya tertutupi oleh moral.

mengapa moral justru menggiring ke hal-hal yang tidak bermoral ? Karena mereka sendiri menggunakan moral untuk Social Justice, atau Group Justice, bukan Justice atau individual Justice. Terutama di negara sebesar Indonesia dengan keragamannya yang sungguh tak terhingga, Social Justice is Evil. 

secara garis besar Social Justice mengedepankan hal-hal yang bermoral dan masuk ke ranah perasaan (keadilan dari distribusi kesempatan, uang dan sosial), seperti yang sekarang sedang ngetrend di Amerika adalah Social Justice Warrior atau SJW, dimana mereka menyuarakan 'kebenaran' yang secara moral benar tapi secara fakta dan praktik belum tentu benar. Contohnya adalah kejadian seperti Black lives matter yang mirip kerusuhan 98, lalu gerakan-gerakan atau suara-suara demo dari feminist ekstrim, transgenderist radikal dan hal-hal lain. Saya tidak bilang bahwa semua feminist, aktivis, transgenderist atau apapun adalah hal yang jahat, tetapi ketika motivasi, dan eksekusi nya sangat tidak masuk akal dan hanya merugikan maka itu bukti bahwa Social justice is Evil.

Woman's March di kala February lalu menurutku tidak termasuk hal ini, karena dari pandangan saya memang motivasi nya adalah untuk menyuarakan kesetaraan dan lebih ke preventif atau pencegahan terulangnya kasus-kasus lain, bandingkan dengan aksi demo lain yang sama-sama berlandaskan MORAL. Saya tidak akan menyebut aksi 212 atau demo tidak masuk akal lain, tapi kalian bisa identifikasi sendiri demo-demo yang hanya bertujuan sebagai fake moral justice dan mana yang benar-benar membahas rusaknya moralitas dari sebuah permasalahan yang mengakibatkan terjadinya tindak-tindak kriminal.

Kerusuhan 98 juga berlandaskan seperti ketimpangan sosial dari dua golongan ras dan itu tidak adil secara sosial menurut mereka, tetapi aksi dan eksekusinya sungguh jauh lebih tidak adil dan tidak bermoral. Apa sih yang mereka capai dari itu ? 

Sama-sama Social Justice tetapi berlatar belakang 180 derajat. 

Social Justice yang saya dukung adalah yang memang mencegah terjadinya hal kriminal yang sama di masa depan.

Social justice yang saya kutuk adalah yang berlandaskan terpelatuknya sekelompok orang bersumbu pendek dan mudah kzl.

Dari sini, bergeserlah arti dari keadilan bagi mereka. Dengan euphoria yang memanas, adrenalin yang memuncak, idealisme tertutup dan ditambah sumbu yang pendek tertjiptalah arti baru dari keadilan untuk mereka. 

Saya sendiri tidak tahu apa arti keadilan di benak mereka, dan mungkin mereka sendiri tidak begitu tahu apa arti keadilan yang mereka koarkan selama ini, apakah ketika orang yang menyinggung perasaan, sekali lagi perasaan, sekali lagi perasaan saja harus di penjarakan atau dibunuh bahkan, itu namanya keadilan ? menyebut setiap orang yang oposisi dengannya adalah hama dan parasit yang harus ditumpas. Dan inilah kenapa Social Justice dalam kasus ini sangat sangat irrelevant dan evil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun