Mohon tunggu...
Jeremi Christian
Jeremi Christian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia

Seorang Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia yang lahir di bumi Indonesia tepatnya di Jakarta, tanggal 11 bulan 5 tahun 2002 anak ke - 2 dari 2 bersaudara, dan sekarang hanya menjadi mahasiswa semester 2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Di Balik Sikap Apatisme Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan

22 April 2021   17:32 Diperbarui: 22 April 2021   18:41 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Link http://m.harnas.co

Sikap apatis sering dianggap sebagai suatu hal yang negatif, namun sikap apatis diperlukan untuk terus bertahan hidup. Setiap tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang pada hakikatnya merupakan tanggapan dan balasan terhadap sesuatu yang ada. Beberapa individu bahkan menggunakan sikap apatis untuk proteksi diri mereka dari serangan musuh ataupun sekedar mengacuhkan sesuatu agar tidak terlibat lebih jauh kedalamnya dan meminimalisir segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Kemudian, seringkali sikap apatis dikaitkan dengan kurangnya kesadaran. Kesadaran yang dimaksud disini ialah siuman atau sadar akan tingkah lakunya, yaitu pikiran sadar yang mengatur akal dan dapat menentukan pilihan terhadap yang diingini misalnya baik / buruk, indah / jelek dan lain sebagainya.

Sedangkan, lingkungan itu sendiri berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling / sekitar. Menurut Darsono (1995), pengertian lingkungan adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya. Dalam kasus menjaga kebersihan lingkungan ini sikap apatis seringkali disalahgunakan oleh khalayak.

Dari kenyataan yang ada kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia terus –menerus memburuk. Data yang didapat dari hasil riset Kementrian Kesehatan dinyatakan bahwa hanya sekitar 20 persen dari total masyarakat Indonesia yang dianggap peduli terhadap kebersihan lingkungan beserta dengan dampaknya terhadap kesehatan. Hanya sekitar 52 juta jiwa yang memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan. Karena perbandingan jumlah manusia yang peduli akan lingkungan lebih sedikit, hal ini mengakibatkan dampak negatif semakin terasa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bersikap apatis terhadap kebersihan lingkungan, diantaranya:

1.Faktor Ketidaktahuan

Ketidaktahuan yang dimaksud bahwa masyarakat kurang mengerti akan pentingnya lingkungan sekitar dan kelangsungan kehidupan masyarakat ke depannya. Serta, kemungkinan masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang tentang lingkungan hidup baik itu cara pengolahan lingkungan, pencemaran, pengaruh tindakan masyarakat dari bagi lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. Jadi perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang peduli lingkungan oleh pemerintah

2.Faktor Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan ketidak mampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan mulai dari yang paling minimum. Kemiskinan terjadi akibat dari kekurangan bahan pangan, yang di sebabkan oleh ledakan penduduk, serta buruknya pengelolaan sumber daya alam.

Jadi untuk mengurangi angka kemiskinan, perlu adanya program pemerintah untuk mengurangi angka kelahiran dengan cara penyuluhan program KB di masyarakat terutama di daerah – daerah pedesaan serta program penyuluhan tentang pengolahan sumber daya alam dengan benar dan baik di kalangan masyarakat yang masih belum paham mengenai pentingnya mengurangi angka kelahiran dan program pengolahan lahan.

Selain itu seharusnya kita sebagai sesama ikut membantu untuk mengurangi kemiskinan yang semakin merajalela saat ini, khususnya di daerah pedesaan yang kurang bisa mengontrol tingkat angka kelahiran yang lebih banyak daripada tingkat kematian. Pemerintah seharusnya juga ikut membantu untuk memberantas kemiskinan tersebut, tidak hanya membuat program tapi tidak terlalu diprioritaskan.

3.Faktor Kemanusiaan

Faktor manusia juga berdampak besar terhadap keberlangsungan perkembangan lingkungan di sekitar kita sebab manusia yang bisa menjaga atau bahkan sebaliknya, yaitu sebagai perusak lingkungan. Manusia mempunyai sifat alami yaitu serakah, berusaha untuk mengambil keuntungan yang besar dengan tidak memperhatikan pengelolaan lingkungan dengan baik, sehingga merusak kelangsungan lingkungan hidup. Apapun bisa dilakukan manusia asal keinginannya dapat terpenuhi, dan manusia tidak akan pernah puas sebelum akhir hidupnya.

Di balik itu, manusia menganggap bahwa mereka adalah makhluk yang paling sempurna dari ciptaan Allah sehingga mereka menganggap makhluk ciptaan Allah lainnya rendah, sehingga mereka memperlakukan makhluk lainnya dengan sesuka hati seperti contoh perusakan lingkungan.  Jadi untuk menyadarkan manusia untuk lebih sadar kepada lingkungan dengan cara mengembalikan perilaku mereka sesuai dengan syariat agama yang mereka jalani, misalnya agama Islam. Karena di dalam Islam di pelajari untuk menjaga lingkungan serta di larang untuk merusaknya.

Sebelum manusia kembali sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, jangan harap kehidupan di alam ini akan lestari dan kembali seimbang. Untuk itu maka hal pertama yang harus dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan lingkungan yaitu menyadarkan manusianya terlebih dahulu. Cara yang paling baik untuk menyadarkan manusia tersebut yaitu mengembalikan manusia pada ajaran agama yang dianutnya.

4.Faktor Gaya Hidup

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta komunikasi yang sangat cepat, sudah tentu berpengaruh pula terhadap gaya hidup manusia. Gaya hidup yang sudah dipengaruhi oleh kemajuan IPTEK, misalnya seperti dengan mengikuti tren baju, tren kebiasaan dan perilaku orang luar dan lain sebagainya. Hal ini dapat menurunkan kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar karena dengan mengikuti tren yang telah mengglobal ini membutuhkan dana yang lumayan besar, apalagi tren global tersebut telah sampai di pelosok – pelosok desa.

Jadi dengan cara instan mereka mengeksploitasi lingkungan sekitar mereka misalnya penggundulan hutan yang digunakan sebagai tempat pemukinan, rumah toko, penyempitan lahan resapan air, dan lain sebagainya.

Secara garis besar lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan.

Masalah utamanya adalah hubungan antar manusia dalam mencari kehidupan maupun dalam meneruskan keturunannya dapat menimbulkan masalah kelestarian sumber daya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah manusia. Hal ini dapat diminimasilir dengan cara:

  • Peningkatan kualitas sosialisasi oleh pemerintah dilingkup masyarakat dengan memanfaatkan media, ruang, dan kesempatan yang ada untuk memaksimalkan sosialisasi (sekolah, media massa, ruang agama, dsb).

  • Kepedulian kelestarian akses sanitasi oleh pemerintah untuk membangkitkan rasa kesadaran dari masyarakat, akses sanitasi ini tidak hanya meliputi jamban dan fasilitas sanitasi lain yang sesuai dengan standard kesehatan, namun juga tersedianya air bersih.

  • Perbaikan perilaku dan kebiasaan yang dilakukan sejak dini, dapat dimulai dengan kegiatan – kegiatan kecil seperti; membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak tumbuhan, cuci tangan, dan kegiatan lain yang akan meningkatkan kualitas perilaku anak bangsa.

  • Menerapkan budaya baru untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan sikap apatis yang sudah menjadi kebiasaan sehari – hari.

  • Peningkatan perhatian kepada kalangan ekonomi rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, pemberian bantuan peralatan kebersihan, penyediaan fasilitas umum, penyediaan tempat tinggal yang layak dengan harga terjangkau, dsb.

Dengan banyak usaha yang dilakukan dengan maksimal, akan tercipta lingkungan yang bersih dan kualitas masyarakat Indonesia akan ikut meningkat. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun