Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bill Gates dan Alasan Menjadi Bahagia

27 Februari 2019   22:48 Diperbarui: 28 Februari 2019   18:25 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bill Gates, mantan pemilik Microsoft. Kekayaan memang dibutuhkan, tetapi dia bukan menjadi ukuran kebahagiaan. (Sumber: timeblock.com)

Sesi Ask Me Anything (AMA) yang digelar Bill Gates, miliarder dan mantan bos Microsoft, di forum online Reddit menarik untuk disimak. 

Beberapa pertanyaan pengguna Reddit dan jawaban Bill Gates pantas untuk direnungkan lebih dalam. Ulasan Bill Gates seputar alasan menjadi bahagia tidak hanya menggugurkan pandangan sekelompok orang, bahwa kebahagiaan ditentukan oleh kekayaan, tetapi tidak serta merta juga berarti bahwa kekayaan tidak akan membuat orang mengalami kebahagiaan. 

Pengguna Reddit dan pembaca umumnya tertarik untuk mengetahui apakah orang sekaya Bill Gates merasa bahagia? Apakah pengertian kebahagiaan yang selama ini diterima masyarakat termanifestasi dalam pengalaman Bill Gates mengenai kebahagiaan? Atau, mungkin saja ada dari pembaca yang pemahamannya mengenai kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh ajaran dan tradisi keagamaan tertentu yang melihat kebahagiaan sebagai yang tidak ditentukan oleh uang?

Bill Gates mengatakan bahwa memang dia merasa bahagia. Bagi suami dari Melinda Gates itu, kekayaan yang ia miliki memang membuat dirinya merasa berbahagia. 

Seorang pengguna Reddit bertanya, "Apakah menurutmu, menjadi seorang miliarder itu telah membuatmu menjadi lebih berbahagia dibandingkan dengan jika Anda seorang warga kelas menengah?"

Bill Gates menjawab, "Ya, [dengan menjadi kaya] saya tidak harus berpikir soal biaya kesehatan atau biaya kuliah. [Kekayaan] telah membebaskan saya dari rasa khawatir akan hal-hal yang berhubungan dengan uang. [Dengan begitu kekayaan itu] suatu berkat nyata." Untuk diketahui, total kekayaan Bill Gates diperkirakan mencapai 100 Miliar Dollar Amerika Serikat.

Kekayaan Material Bukan Ukuran

Apa yang dikatakan Bill Gates ini sepintas menegaskan pandangan sebagian masyarakat, bahwa kebahagiaan itu ditentukan oleh kekayaan. 

Steve Siebold, seorang penulis buku, telah melakukan penelitian terhadap lebih dari 1.200 orang kaya (karena usaha sendiri). 

Dari penelitian itu ditemukan bahwa orang kaya memandang uang tidak hanya sebagai hal yang positif, tetapi juga sebagai alat yang mampu menciptakan kekuasaan, kebebasan dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berada bersama anak-anak dan keluarga. Bahkan persepsi semacam ini yang membuat Siebold berani menyimpulkan bahwa itulah alasan mengapa orang kaya terus berusaha menjadi kaya, dan kelas menenga berlomba-lomba mencapai kekayaan materi.

Tetapi apakah itu yang dimaksudkan Bill Gates, bahwa kebahagiaan ditentukan oleh kekayaan? Tampak jelas bahwa itu bukan yang dimaksudkan Bill Gates. Dia mengatakan bahwa menjadi kaya, memiliki harta kekayaan itu sesuatu yang baik. Tetapi tentu itu bukan menjadi syarat untuk menjadi bahagia.

Bill Gates mengatakan bahwa orang kaya dan kita semua seharusnya bekerja keras untuk menurutkan biaya kesehatan dan pendidikan, supaya menjadi murah dan bisa diakses oleh semakin banyak orang. Hanya dengan cara ini orang akan membebaskan diri dari kemiskinan.

Bill Gates menegaskan bahwa ini juga yang menjadi hasratnya dan istrinya (Melinda Gates) untuk terus bekerja keras memajukan kesehatan dan pendidikan melalui investasi miliaran dollar selama ini. Ini yang membuat kita mengerti mengapa Bill Gates mengatakan bahwa dia juga merasa sangat bahagia ketika melihat orang lain berhasil.

Dengan kata lain, menjadi filantropis demi memajukan kesehatan dan pendidikan di dunia akan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Bill Gates merasa senang dan berbahagia ketika semakin banyak orang menjadi kaya makmur.

Kebahagiaan juga dialami ketika kita membantu orang lain dan melihat orang lain mencapai kehidupan yang berkecukupan. (Sumber: completewellbeing.com)
Kebahagiaan juga dialami ketika kita membantu orang lain dan melihat orang lain mencapai kehidupan yang berkecukupan. (Sumber: completewellbeing.com)
Pelajaran Bagi Kita

Apa yang dikatakan Bill Gates ini menegaskan beberapa nilai tradisional yang selama ini kita pegang teguh. Pertama, secara filosofis dapat dikatakan bahwa memiliki kekayaan atau mengalami kemakmuran adalah kondisi yang dibutuhkan (necessary condition) untuk mencapai kebahagiaan. Ini mengandung konsekuensi bahwa hidup dalam kemiskinan yang ekstrem tidak akan membuat orang berbahagia.

Di sini kita mengerti dengan baik mengapa orang yang terlalu miskin tidak memiliki cukup kapabilitas untuk mengembangkan diri dan hidup secara manusiawi. Meskipun demikian, kekayaan materi bukanlah kondisi yang memadai (sufficient condition) bagi kebahagiaan. 

Secara filosofis dapat dikatakan bahwa kekayaan material yang dimiliki atau kemakmuran adalah kondisi yang dibutuhkan (necessary condition) dan kondisi yang memadai atau mencukupi (sufficient condition) bagi kebahagiaan.

Kedua, kekayaan dan kemakmuran memang mampu membebaskan orang dari rasa khawatir, terutama khawatir akan biaya pendidikan dan kesehatan. 

Pengalaman hidup kita membuktikan hal ini. Sebagai orangtua,tidak jarang kita merasa khawatir ketika anak-anak kita akan masuk sekolah, ketika harus membayar iuran SPP setiap bulan, ketika harus membeli buku pelajaran, dan berbagai kegiatan sekolah. 

Dengan penghasilan yang pas-pasan, kita juga mengkhawatirkan kesehatan diri dan keluarga. Tetapi yang menarik dari Bill Gates adalah keyakinannya bahwa dengan keadaan hidup yang telah terbebaskan dari belenggu kemiskinan dan ketidakcukupan materi, dia dan istrinya justru menjadi bebas untuk membantu orang lain.

Ini menegaskan suatu kayakinan yang sering dilupakan, bahwa kekayaan memiliki dimensi sosial, bahwa orang kaya memiliki kesadaran moral untuk membantu mengentaskan kemiskinan. Ini sekaligus juga menegasikan pandangan orang, bahwa orang kaya itu pelit, egois dan tidak mau membantu orang lain.

Ketiga, pada akhirnya daya dorong -- orang beragama menyebutnya sebagai spiritualitas -- yang membuat Bill Gates dan Melinda Gates terus membantu mengentaskan kemiskinan adalah rasa cinta akan kemanusiaan universal.

Ketika Bill Gates mengatakan bahwa dia merasa berbahagia ketika melihat orang lain berhasil justru menegaskan nilai universalitas kemanusiaan itu. 

Kebaikan yang ditawarkan Bill Gates dan Melinda Gates melampaui sekat-sekat kesukuan, egoisme agama, dan pandangan-pandangan sempit lainnya.

Kita yang belum kaya atau belum mencapai kemakmuran masih harus rajin bekerja. Mereka yang sudah kaya akan terus membantu mengentaskan kemiskinan orang lain. Apakah dengan begitu kita tidak membantu sesama karena kita belum kaya? Cara berpikirnya bukan begitu.

Spiritualitas kuno mengatakan, "Jangan menunggu kaya dulu agar bisa membantu. Justru kadang-kadang kita mengalami kebahagiaan tak terkira ketika kita berbagi dalam kekurangan."

Kita semua pernah mengalaminya, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun