Yang kedua, yaitu nilai persatuan yang ditunjukkan pada saat mereka menerapkan toleransi perbedaan. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku maupun agama. Bahkan hingga saat ini suku di Indonesia mencapai 1.340 suku dan 6 agama. Dengan berbagai macam suku maupun agama yang ada di Indonesia, pada zaman sekarang khususnya di Indonesia sudah semakin baik dalam menjunjung tinggi nilai persatuan yang ditunjukkan dengan penerapan toleransi terhadap perbedaan. Contoh yang sudah ada yaitu masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petugas keamanan ataupun polisi bersatu menjaga rumah ibadah ketika sedang hari raya meskipun mereka berbeda keyakinan dengan agama yang sedang merayakan hari raya. Ada juga contoh lainnya yang ada di Indonesia, yaitu orang dari suku 1 membantu suku yang lain dalam acara-acara seperti pernikahan, dan acara-cara yang lain. Dari situ, dapat terlihat bahwa nilai persatuan yang ditunjukkan oleh masyarakat Papua pada saat mereka menerapkan toleransi perbedaan dan berkaitan dengan nilai sila yang ketiga itu, masih relevan dengan kehidupan jaman sekarang.
Yang ketiga dan terakhir adalah mempercayai pemerintah dalam mengatur dan mensejahterakan rakyat. Kita dapat melihat ini dalam kehidupan masyarakat barapen dimana mereka mempercayakan perwakilan kelompok untuk membawa jatah setiap kelompoknya. Disitu bisa kita lihat bahwa kepercayaan terhadap perwakilan itu juga menjadi salah satu faktor yangpenting. Sama halnya di masyarakat luas yang mempercayai pemerintah dalam memimpin dan mensejahterakan rakyatnya. Namun seperti yang kita lihat masih banyaknya kekurangan saat poin ini di relevansikan dengan masyarakat Indonesia, karena banyak faktor yang membuat masyarakat gagal dalam mempercayai mereka. Faktor paling utama, yang membuat masyarakat sulit untuk mempercayai “perwakilan” rakyat adalah korupsi yang terus menerus dilakukan oleh “perwakilan” itu yang akhirnya rakyat seperti sudah memiliki trust issue. Perwakilan dipercayakan oleh sebuah kelompok/rakyat membawa sesuatu yang penting untuk kehidupan dan kesejahteraan kelompok tersebut. Tetapi jika perwakilan itu serakah dan egois maka kehidupan kelompok tersebut akan sengsara. Sama halnya dengan Indonesia, perwakilan rakyat yang duduk di kursi DPR, MPR, dsb. Mereka seharusnya meninggalkan sifat egois dan serakah tersebut sehingga nantinya kehidupan masyarakat Indonesia akan lebih sejahtera dibandingkan dengan kehidupan sekarang. Dan saat sifat tersebut hilang maka trust issue yang ada dan sudah hidup di pikiran masyarakat akan juga hilang.
PENUTUP
Dari konsep Barapen yang disambungkan ke dalam pancasila ini, akhirnya kita dapat mengerti bahwa kehidupan rakyat pedalaman Papua sudah menghidupi Pancasila itu di kehidupan dan tradisi mereka. Sekarang yang kita harus lakukan adalah terus menjaga poin poin yang diatas dan terus menghidupi Pancasila di dalam kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan pasti akan semakin maju setiap harinya tetapi jangan sampai kita melupakan dan meninggalkan nilai-nilai Pancasila. Karena saat kita sudah tidak menghidupi Pancasila, disitulah saat kita tidak menghargai jasa para pahlawan yang sudah membuat dan merangkainya.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H