Profil Perusahaan
Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO) merupakan perusahaan kabel kedua terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut didirikan pada 9 Nopember 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 2 Oktober 1972. Kantor pusat Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. berlokasi di Jln. Kebon Sirih 71, Jakarta 10340, sedangkan pabrik berlokasi di beberapa tempat, yaitu di jalan Daan Mogot, Km.16, Jakarta Barat, Jalan Raya Pejuang Km 2, Bekasi, Jalan Raya Cikarang Cibarusah Km 7,5 No. 20A, Cikarang dan Jalan Kalisabi No. 61, Tangerang. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. adalah memproduksi bermacam-macam kabel (kabel listrik, kabel telekomunikasi dan kawat Enamel), produk-produk yang berhubungan berikut bahan bakunya, dan segala macam produk melamin, serta menjual produk-produk tersebut di dalam negeri (lokal) dan luar negeri (ekspor).
Analisis Makro Ekonomi
Dapat kita lihat pada tabel di atas bahwa dalam jangka waktu tiga bulan, kurs dollar US terhadap rupiah sudah naik secara signifikan, hingga menyentuh angka 13.525 rupiah per dollar US pada tanggal 27 November 2016. Hal tersebut dikarenakan adanya ketidakpastian bagi investor dikarenakan kondisi politik dalam negeri dan luar negeri yang cukup memanas. Efek demo pada tanggal 4/11 serta 2/12 dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat menyebabkan melemahnya kurs rupiah terhadap dollar US. Selain melemahnya kurs rupiah terhadap dollar US, IHSG juga mengalami penurunan yang cukup tinggi. Hal tersebut juga dikarenakan investor asing yang takut akan ketidakpastian kondisi dalam negeri Indonesia sehingga menarik dananya dari Indonesia. Untungnya, saat ini kondisi baik dalam maupun luar negeri sudah cukup mendingin sehingga menyebabkan kurs rupiah dan IHSG membaik.
Analisis Industri
Seperti yang sudah sering diberitakan sebelumnya bahwa di pemerintahan Presiden Joko WIdodo sedang mengerjakan proyek listrik 35.000 MW, yang belakangan diturunkan menjadi 19.000 MW sampai 2009. Di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo kita dapat melihat bagaimana proyek – proyek infrastruktur berjalan dengan cepat. Proyek listrik ini pun juga diyakini akan dikebut oleh pemerintah, karena urgensi yang ada. Tentunya jika ingin sektor industri pada suatu negara mengalami kemajuan, pemerintah harus menyokong kebutuhan dari industri – industri tersebut, dan salah satu hal yang tidak bisa lepas adalah listrik.
Dengan latar belakang pembangunan infrastruktur listrik tersebut, maka prospek industri kabel akan sangat menarik bagi investor. Dengan adanya proyek listrik tersebut, maka mau tidak mau industri kabel juga akan bergerak naik dikarenakan kabel merupakan barang komplementer dari listrik. Oleh karena alasan – alasan tersebut, maka saya memilih sub sektor kabel untuk diteliti.
Analisis Mikro Perusahaan
Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di industri kabel. Sebagai perusahaan kabel kedua terbesar di Indonesia, Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. bisa dibilang merupakan good company,tetapi memiliki bad stock.Hal tersebut dikarenakan Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. memiliki EPS yang tergolong tinggi, yaitu 1.515, tetapi dengan PBV sebesar 0.93 yang berarti saham perusahaan tersebut undervalued.
Perbandingan dengan Sektor, Industri dan Emiten di Bidang Kabel
Analisis Laporan Keuangan
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang pertama adalah rasio DER atau sering disebut dengan debt to equity ratio.Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada tahun 2015, rasio debt to equity ratioSupreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. sebesar 1.05 yang berarti perusahaan sedikit bergantung kepada hutang untuk menjalankan operasional perusahaan.
Rasio solvabilitas yang kedua adalah DAR atau sering juga disebut dengan debt to asset ratio.Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar pinjaman yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Rasio DAR yang dimiliki oleh Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. adalah 0,51 yang berarti bahwa 51% pembiayaan perusahaan berasal dari hutang, sedangkan sisanya berasal dari aset perusahaan.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang pertama adalah ROE sebesar 14.03%. ROE merupakan rasio keuangan yang dapat menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio profitabilitas yang kedua adalah ROA sebesar 6.83%, yang berarti 6.83% laba bersih perusahaan diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Valuasi
Berdasarkan data yang ada di atas, pertumbuhan EPS Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. pada tahun 2014 ke 2015 adalah sebesar (772.92-665.24)/665.24 = 16,1%. Dengan melihat kenaikan EPS Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. dari tahun 2013 sampai 2015, maka untuk menghitung nilai wajar saham Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. digunakan proyeksi EPS sebesar 18% dan proyeksi PER sebesar 4 kali.
= 13872.68
Dividen tahun ke 5 = 4% x total EPS 5 tahun
= 4% x 12797.74
= 511.90
Sehingga nilai saham pada tahun ke 5 adalah 13872.68 + 511.90 = 14384.58
Harga wajar saham saat ini:
Dengan kalkulasi data risk premium Indonesia per Oktober 2016 sebesar 2.15% dan risk premium Amerika Serikat sebesar 4.41% ditambah dengan suku bunga deposito sebesar 6.50%, maka didapatlah angka risk premium sebesar 13.06%
Harga saham SCCO pada tanggal 13 Desember 2016 adalah 6800. Dari kalkulasi yang telah dihitung di atas, maka saya memproyeksikan harga saham saham SCCO adalah Rp 7786 pada tahun 2017.
Rekomendasi untuk calon investor
Dari grafik di atas, dapat kita lihat bahwa saham Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. sedang mengalami fluktuasi. Untuk investor yang memiliki saham Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. maka disarankan untuk melakukan aksi jual saham dikarenakan terjadinya bullish. Akan tetapi jika investor berkeinginan untuk membeli saham Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. maka disarankan untuk menunggu harga saham sampai menyentuh angka 6624
Nama: Jeremiah Oscar
Artikel ini merupakan syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio, Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia
Referensi:
http://www.reuters.com/finance/stocks/overview?symbol=SCCO.JK
http://markets.ft.com/data/equities/tearsheet/financials?s=SCCO:JKT
http://id.investing.com/currencies/usd-idr-historical-data
http://www.market-risk-premia.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H