Tergolong manusiakah seseorang yang tidur nyaman di gedung mewah, sementara tetangganya tidur beratap langit? Tergolong bersyukurkah seseorang yang bertuhan jika dia kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan dan kekurangan gizi? Lah, terus, solusinya gimana bagi orang Indonesia? Yang sesuai dengan Pancasila? Solusinya mudah. Setiap orang Indonesia harus mau berbagi rezeki. Kita yang bertuhan harus mau berkemanusiaan. Yang berkemanusiaan harus berkeadilan sosial. Intinya, budaya memberi adalah solusi terbaik untuk membangkitkan dan mensejahterakan bangsa. Namun itu baru sebatas teori. Tanpa diamalkan, teori tersebut tak berguna. [caption id="attachment_173680" align="alignleft" width="400" caption="sumber gambar: socialismoryourmoneyback.blogspot.com"][/caption] Selama ini kita ringan mengeluarkan ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah demi menyaksikan konser penyanyi top luar negeri. Ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah demi mempercantik rumah, mengoleksi busana indah, berwisata eksotik, dan sebagainya. Namun kita menutup telinga ketika terdengar berita bahwa penyebab utama kematian umat manusia saat ini, tak terkecuali Indonesia, adalah kelaparan dan kekurangan gizi. Sebagian besar dari mereka ialah anak-anak yang belum berumur lima tahun. Padahal, apa sih hebatnya bermewah-mewah? Apa yang bisa dibanggakan dari menghambur-hamburkan uang? Yang hebat adalah yang bergaya hidup sederhana walau berpendapatan melimpah. Yang patut diteladani ialah yang dermawan meski masih miskin. Begitu menurut kami. Bagaimana menurut sampeyan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H