Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dalam Keterbatasan Kalahkan Jarak, AlwaysOn Mengiris Risiko Lebih Pas

17 Juli 2020   12:02 Diperbarui: 17 Juli 2020   11:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]

Kala malam 9 Mei 2020, kulihat pintu gerbang sebuah kawasan wisata outbound sedikit terbuka. Maka segeralah aku dalam hitungan sekedip mata, telah kembali ke kontrakan tempat berteduh baruku yang kuhuni sejak 5 Mei lalu. Sambil membawa galon air mineral yang kosong, aku kembali memasuki pintu gerbang. 

Kulihat langit malam tiada berbintang. Sambil menunggu penuhnya air galon berkapasitas 19 liter tersebut, heningnya suasana malam membuatku bersenandung:

Kala malam tiada berbintang

Tampak redup wajah rembulan 

Hening sunyi sangat mencekam

Desir angin pun tanpa suara

Kutermenung menatap alam

Kepasrahan semakin dalam

Jagad raya dan seisinya

Lukisan segala kuasa

Kehidupan di alam semesta

Mengagumkan dan luar biasa 

Semakin kurasakan keagungan ini

Karya ciptamu Tuhan

Karena merasa badan kurang fit, maka langsung pulang setelah galon penuh. Beberapa hari kemudian, akhirnya kunikmati sejuknya pagi hari kawasan wisata outbound. Tentu saja membawa ponsel yang ada nomornya +6289xx978897. Penasaran, seberapa kuat sinyal di tempat yang sangat rimbun pepohonannya dan berada di bantaran Kali Pesanggrahan. Wow, jumlah bar (batang) sinyal penuh.  Lalu tak lupa untuk langsung bersenandung:

Embun pagi dan rerumputan

Hijau daun dan warna bunga

Kicau burung yang hinggap di dahan

Matahari bersinar terang

Semua ini semakin kurasa

Sebagai nikmat yang telah Kau berikan

Takkan kulangkahkan kakiku lagi

Tanpa bimbinganMu Tuhan

Kawasan Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]
Kawasan Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]

Kala malam tiada berbintang

Kutermenung menatap alam

Hening sunyi sangat mencekam

Kepasrahan semakin dalam

Embun pagi dan rerumputan 

Matahari bersinar terang

Kicau burung yang hinggap di dahan

Lukisan segala kuasa

Kehidupan di alam semesta

Mengagumkan dan luar biasa

semakin kurasa keagungan ini

Karya ciptamu Tuhan

Dan semua ini semakin kurasa 

Sebagai nikmat yang telah Kau berikan

Takkan kulangkahkan kakiku lagi

Tanpa bimbinganMu Tuhan

Meski gak setiap hari, masih kusempatkan berjalan-jalan di dalam kawasan wisata outbound yang masih tutup karena mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. Namun warga sekitar kawasan wisata masih diperbolehkan masuk. Apalagi yang telah terbiasa untuk mengambil air bersih yang tersedia gratis untuk keperluan sehari-hari. Selain "Hening", lagu Chrisye lainnya "Kidung" seringkali kusenandungkan dalam kawasan wisata.

Matahari yang bersinar terang hampir setiap pagi hari, kumanfaatkan dengan berjemur diri di dalam kawasan wisata maupun kompleks perumahan.. Menurut dokter dan para ahli kesehatan, paparan sinar ultraviolet B (UVB) dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi tubuh. Sinar UVB yang mengandung vitamin D, akan terbentuk sempurna di atas pukul 9 pagi hari. Cukup dilakukan selama 10 hingga 15 menit saja. Seandainya telah di atas pukul 10, maka cukup 5 menit saja. Sementara lakukan hanya 3 menit saja jikalau telah di atas pukul 11. Selain menyehatkan dan melindungi tulang dari pengeroposan, sinar UVB akan merangsang sel-sel kulit untuk memproduksi vitamin D secara alami.

Hal ini sangat membantu proses  penyembuhan luka sobekan di area tulang kering kaki kananku. Lebih dari sebulan lukanya belum dapat menutup juga. Begini awal mula ceritanya...

Luka di tulang kering kakiku [Foto:JepretPotret]
Luka di tulang kering kakiku [Foto:JepretPotret]

Kawasan Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]
Kawasan Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]
Diriku mulai familiar yang namanya Webinar (web seminar) sejak bulan Mei 2019. Saat itu mulai aktif dalam mengikuti kelas pertemuan pembelajaran dasar-dasar teknik akuisisi. Mendapatkan materi awal yang diberikan oleh sang mentor melalui salah satu teknologi layanan Webinar. Namun hampir tak pernah mengikutinya secara Live. Untunglah selalu ada kiriman link dan password untuk dapat mengakses siaran ulangnya. 

Kelas pertemuan offline yang rutin dilakukan setiap bulan di Jakarta. Namun kusempatkan mengikutinya pula di beberapa kota seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Selain menyesuaikan kecocokan waktunya, tentu saja untuk memperluas networking di masing-masing kota.Ilmu yang ternyata intisarinya dapat dikatakan bahwa dalam keterbatasan dapat #KalahkanJarak, AlwaysOn mengiris risiko lebih pas.

Seusai pulang dari kegiatan meeting class di Surabaya pada akhir Nopember 2019, mulai memiliki rencana untuk rehat sejenak dari Jakarta ke Surabaya. Akhir bulan Januari 2020 telah ada kepastian tempat tinggal dari kerabat maupun para sahabat di Surabaya. Pokoknya setiba di Surabaya, tinggal kontak saja. Setelah sempat tertunda, akhirnya pada 29 Maret 2020 dapat meninggalkan Jakarta tanpa memberi kabar dahulu. Karena menyadari situasi yang tengah terjadi, perjalanan darat transit dahulu di Solo dengan bus double decker Rosalia Indah. 

Namun ternyata ada halangan untuk dapat meneruskan perjalanan ke Surabaya. Meskipun saat itu belum diberlakukan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tapi kabar yang beredar bahwa ada pemeriksaan ketat di semua pintu masuk Surabaya dan Sidoarjo. Bagi yang tak ber-KTP asal Surabaya, akan disuruh putar balik kembali. Ketika kukontak kerabat dan teman, mereka memerintahkan agar diriku tak memaksakan kehendak masuk ke Surabaya. 

Akhirnya selama dua hari  tertahan di Solo dan Yogyakarta. Jika malam hari beristirahat tidur di Solo, maka pagi harinya jam 05.00 berangkat ke Yogyakarta dengan KA Prameks. Keluyuran melihat lengangnya jalanan kota di Yogyakarta, menikmati suasana lockdown yang dilalukan oleh hampir setiap perkampungan. Untunglah saat beranjangsana ke kerabat di Yogyakarta, masih bisa bersua hanya beberapa menit. Khawatir kalau kelamaan nanti tercyduk kemanan kampung. Bisa merepotkan jika ternyata tertangkap tangan ada warga Jakarta datang menyusup. hahaha....

Maka dengan berat hati pulanglah kembali ke Jakarta. Tiba di rumah pada pagi hari tepat pada 1 April dengan firasat yang tak enak. Wah bakalan dapat kejutan April Mop dari alam semesta. Keesokan harinya paha kiriku teriris paku sepanjang hampir 20 cm. Untunglah tak mengucurkan darah. Sementara dengan kondisi yang ada, kuputuskan untuk tinggal di kontrakan/kost-an. Lokasinya hanya selangkah dari Pondok Indah Office Tower 3.

Luka di paha kiri tertutup seminggu kemudian. Namun saat 24 April, giliran kaki kananku yang mendapatkan celaka. Sobek di bagian tulang kering. Saat itu lagi ogah #DiRumahAja, keluyuran di jalanan pada sore hari dari kawasan Pondok Indah hingga sekitaran Stasiun MRT Cipete. Pas di perempatan Petogogan dan Dharmawangsa, terpeleset mengenai beton pembatas jalan. Untunglah tak mengucurkan darah, serta tak terasa sakit hingga masih dapat terus berjalan lagi. Akhirnya kuputuskan awal bulan Mei untuk mencari kontrakan baru. 

Kini kuberteduh di sebuah perkampungan yang unik. Hanya sekedip mata dari sebuah kompleks perumahan, kawasan wisata outbound, serta bantaran Kali Pesanggrahan. Sementara tak ada tanda-tanda kapan luka sobekan di kaki kanan akan menutup. Pertengahan bulan Mei akhirnya mulai mencoba metode dengan menutup luka memakai sabun asepso daun sirih. Lalu dibalut dengan sabun hijau transparan. Tapi ini malah menyiksaku dengan adanya pembengkakan di sekitar tumit. Nyaris tulangnya tak terlihat dan kaki terasa hampir lumpuh. 

Untunglah pasca hari kedua Lebaran, luka mulai menutup dan kuhentikan pemakaian kedua sabun tersebut. Ternyata masih merepotkan sekali untuk merawat kulit baru. Harus hati-hati, apalagi ketika datang rasa gatal yang bikin ingin garuk-garuk. Akhirnya perlahan bengkak di kaki mulai memudar, dengan terlihatnya kembali tulang di pergelangan kaki. Yang terpenting adalah tidak terjadinya kelumpuhan, meskipun masih ada rasa was-was. 


Dalam masa pandemi virus corona yang memaksa banyak orang harus #dirumahaja dengan pemberlakuan PSBB, tentunya akan bikin kejenuhan luar biasa. Tapi diriku sangat beruntung sekali. Hanya dalam hitungan sekedip mata, dapat menikmati kesejukan pagi hari maupun keheningan malam hari di kawasan wisata outbound. Bukan sekedar #DiRumahAja...

Kebutuhan pelanggan dalam mengakses internet semakin meningkat, seiring pemberlakuan pembatasan fisik melalui kebijakan work from home (WFH) oleh Pemerintah sejak pertengahan bulan Maret 2020 lalu. Tentu saja diriku tak perlu khawatir akan melonjaknya biaya akses internet. Jaringan 3 Indonesia yang pertama kali kucicipi di Surabaya sejak 2011, tetap terus tercatat sebagai pelanggan setianya  hingga kini. 

PT. Hutchinson 3 Indonesia sebagai mobile provider merek Tri Indonesia, telah lama dikenal mengetahui bagaimana memberikan manfaat yang lebih dari produk AlwaysOn. Pelanggan Tri tak perlu memikirkan akan hangusnya sisa kuota data. Berinternetan dapat jalan terus dengan kuota data yang aktif, selama masih dalam Masa Aktif. Ini baru yang namanya produk AlwaysOn, yang hadir dengan harga yang terjangkau plus fasilitas UnLimited-nya.

Di tengah keterbatasan aktivitas dalam cobaan untuk hidup berdampingan dengan pandemi virus corona, tentu saja kita tak boleh malas dan berhenti usaha. Bersama kita #KalahkanJarak untuk dapat mengalahkan emosi, rasa malas, serta penderitaan dalam kondisi yang penuh keterbatasan.

Webinar telah turut mulai mewabah menjadi solusi efektif mengatasi keterbatasan ruang dan waktu seiring adanya pembatasan sosial dalam menghindari penyebaran pandemi virus corona secara masif di tahun 2020 ini. Kotak surat (inbox) dari e-mail yang kupunya, banyak sekali undangan untuk mengikuti webinar. Begitupula dengan kegiatan meeting class bulanan via Zoom Live. Dari sekian banyak webinar live, yang menarik minatku adalah yang dipersembahkan oleh salah satu selebgram tanah air. Materinya diposting ulang via channel Youtube-nya [Terimakasih ya...]. 

Ketika melakukan googling berita terkait dengan dunia usaha, banyak pembelajaran mengenai yang namanya risiko. Beruntunglah banyak hal harus tertunda dalam hidupku.

FlyingFox Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]
FlyingFox Wisata Outbound [Foto:JepretPotret]

Semua informasi digital yang cepat dan akurat, tak terlepas dari mumpuninya Jaringan 3 Indonesia. Kini Teknologi 4.5G Pro dalam Jaringan 3 Indonesia, akan dapat meningkatkan koneksitas internet hingga 8x lebih cepat dari generasi pertama 4G.

Kini layarku sudah siap terkembang. Membawa kekuatan baru dan mencari arah baru. Bersiap diri menaklukkan mereka yang mengaku sebagai juara negeri. Menciptakan peluang yang mereka bilang adalah kemustahilan. #SiapaTakut . Dalam Kesunyian, Dalam Keterbatasan #KalahkanJarak, AlwaysOn Mengiris Risiko Lebih Pas. AlwaysOn Siapkan Kemenangan...

Tapi sayangnya bukan kemenangan sebagai juara dalam blogcompetition ini. Artikel ini telah dua hari melewati deadline-nya. Ada gangguan berupa penghapusan konten artikel ini saat sedang ngebut diselesaikan pada malam hari 15 Juli 2020. Dengan terpaksa harus buru-buru logout sebelum konten terhapus semua. Setidaknya artikel ini dapat menjadi bagian dari kisahku dalam masa pandemi virus corona.

Oh ya, terimakasih ya buat Sang Peretas, yang merasa dirinya telah menjadi Malaikat Digital. Dimana dapat merasa menjadi Tangan Kanannya Sang Mahakuasa dalam mengatur rejeki umat manusia. Proficiat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun