Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Forever Banget Buat San Antonio Spurs

6 Maret 2020   19:29 Diperbarui: 9 Maret 2020   11:19 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: instagram @spurs

Ketika itu era kejayaan Chicago Bulls bersama Michael Jordan, Scottie Pippen, dan John Paxson. Masyarakat Indonesia banyak sekali yang mengidolakannya. Selain Bulls, teman di sekolah  ada yang menjagokan pula Boston Celtic dengan Larry Bird, Los Angeles Lakers dengan Magic Johnson & Vlade Divac, Golden State Warriors dengan Chris Mullin, New York Knicks dengan Patrick Ewing, New Jersey Nets dengan Drazen Petrovic.

Oya, jadi teringat dengan teman sekolah saat itu ketika olahraga basketball. Mereka sering ngeledekku urusan menembakkan bola ke jala ring. Mereka sering teriak-teriak: "itu mah nyambit, bukan nembak". Tapi mereka kadang terdiam takjub akan three point shoot-ku yang lumayan akurat. hahaha, ternyata mereka tak dapat menerima kenyataan tangan kurusku bisa ngalahin anak basket yang jago three point shoot sekalipun.  Kayaknya sih tangan kurusku ini, masih cukup jago sih urusan tembakan three point shoot ngeladeni yang pro sekalipun.

Tapi... hatiku malah tertaut oleh Utah Jazz. Mungkin awalnya mata tertarik pada logo, yang kemudian jatuh hati melihat gaya bermain dari seorang bernama Karl Malone dan John Stockton. Seiring waktu permainan khas kebanggaan warga Salt Lake City sangatlah membosankan, hingga hatiku berubah ke arah bagian selatan dari negara bagian Texas [Tapi masih ada hati lho sama Jazz. Bolehkan..., asal tak mendua buat urusan yang itu, tu....]

Yes, namanya San Antonio. Hingga kini forever banget San Antonio Spurs. Gak tau mengapa juga hingga kini sangat tak menyukai yang namanya Chicago Bulls, New York Knicks, dan Los Angeles Lakers.  

Dallas Chaparrals yang berdiri tahun 1967 mengikuti kompetisi American Basketball Association (ABA). Seiring waktu sempat berganti nama menjadi Dallas & Texas Chaparrals. Tahun 1973 akhirnya resmi disebut dengan nama San Antonio Spurs. Ketika terjadi merger kompetisi ABA dan NBA, Spurs resmi masuk NBA pada tahun 1976. Lima kali juara divisi berhasil digapai dalam tujuh musim awal di NBA.   

Tanda era kejayaan Spurs telah dimulai saat ditangani oleh Gregg Popovich sejak tahun 1996. Menara setinggi 216 cm bernama David Robinson semakin menemukan taji permainannnya. Apalagi setelah Sang Admiral mendapatkan partner bermain bernama Tim Duncan. Duo yang berjulukan "Menara Kembar", berhasil mengantarkan San Antonio Spurs untuk pertama kalinya Juara NBA pada tahun 1999.   



Kejayaan Spurs terus berlanjut di era trio Tim Duncan, Tony Parker dan Manu Ginobili yang dikenal sebagai The Big Three. Pelatih Popovich berhasil menambah koleksi cincin NBA di jarinya pada tahun 2003, 2005, 2007 dan 2014.   

Entah mengapa akhir-akhir ini rivalitas San Antonio Spurs dan Los Angeles Lakers sangat menggelitik. Musim NBA 2019-2020 ini, Spurs selalu keok oleh Lakers. Pada 4 Nopember 2019 lalu kalah 96-103. Dua minggu kemudian kalah lagi 104-114.  Wah, padahal main di AT&T Center. Tambah menyedihkan saat dibantai 102-129 di Staples Center pada 5 Februari 2020 lalu.   



Jadi membayangkan seandainya diriku kelak berkesempatan menonton langsung Spurs vs Lakers di Staples Center maupun di AT&T Center. Trus, trus, diriku memakai jersey Spurs, sementara yang menemaniku memakai jersey Lakers. Kira-kira bakalan seseru apaan ya, gemuruh penonton melihat tingkah laku dua fans-nya dari negeri +62... 

Forever banget buat San Antonio Spurs. Tapi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun