Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bolo-Bolo Gregetan, Adiknya Ahok Bandel, Anies Kirim Bunga, Lalu Apalagi...

29 Februari 2020   20:09 Diperbarui: 2 Maret 2020   18:13 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dita Soedarjo | Foto: JepretPotret

24 Februari 2020 lalu kulangkahkan kaki menyusuri salah satu sisi Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di kawasan Thamrin Jakarta Pusat. Tak pakai lama tibalah di GIOI Asian Bistro & Lounge Menteng. 

Wah ada kiriman papan bunga yang dikirim oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ucapan selamat dan sukses atas peluncuran novel berjudul JakartaHolic karya Dita Soedarjo.

Tak lama kemudian, Instagram @ditasoedarjo :

"Masalah jomblo dikirimin papan bunga jadi inget dia Yang bentar lg mau ke pelaminan tanpa ku ! 😂😂😂😂 Pak @aniesbaswedan baik bgt sih peluncuran bukuku aja segede ini papannya @dignitysocial Jakartaholic buku! Terimakasih banyak my leader and governor! You are always so kind dari jaman Indonesia Mengajar time! Sudah kenal pak Anies dari jaman dia sebelum jadi governor dan Menteri dan dia sungguh sangat passionate for Indonesia and peduli generasi anak muda untuk berkarya, you never change until now and still remember small events like this dll! Thank you pak! Tapi harusnya ga usah repot2 Ntar dong pak kalo aku udah ktemu jodoh trus menikah baru kirimin Papan bunga segede gini 😂😂😂😂😂😂😂 kalo cuman buku kan saya malu, sebagian teman2 saya bilang lebay🤣🤣🤣".

Wah, seandainya Dita Soedarjo sudah ketemu jodoh dan terus menikah... Kira-kira papan bunga yang bakalan dikirim oleh Anies Baswedan, bakalan segede apaan ya...? Hmmm...

Sementara itu ada diskusi dan pernyataan yang menarik di dalam GIOI, ketika hadir dalam peluncuran buku Jakartaholic.

"Aku tinggal di Jakarta saat berusia 13 tahun. Dipindahkan dari Bangka Belitung karena bandel," ujar Fifi Lety tertawa mengenang masa-masa kebandelannya.

Fifi yang dikenal sebagai adiknya Ahok alias Basuki Tjahaja Poernama mantan penguasa nomor satu di Jakarta tersebut, mengakui masa kebandelan masih terus berlanjut di Jakarta. Apalagi kemudian mengenyam pendidikan lanjutan di Budi Utomo, yang terkenal nakal dengan ke-BOEDOET-annya. 

Fifi menyatakan nakalnya tersebut berbeda dibandingkan dengan era socmed saat ini yang lebih gila-gilaan. Begitu mudahnya orang sok tau ngatain-ngatain orang lain. Trus yang benar jadi salah, dan yang salah jadi benar. Dirinya pernah dianggap gak laku setelah diketahui belum menikah. 

Tapi Fifi selalu teringat nasihat kakaknya tersebut:

"Kamu orang biasa-biasa, gak ada yang peduli dan gak ada yang ngomongin. Jadi kalo ada orang yang jelekin kamu dan ngomongin, BERSYUKURLAH... Tandanya kamu bukan Orang Biasa-Biasa."

Sementara ada anggota DPRD DKI Jakarta yang sangat gregetan dengan masalah banjir di Jakarta., terutama di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. 

"Empat kali lho kebanjiran di tempatku, dalam kurun waktu dua bulan," ujar Agustina Hermanto terlihat gemas dan gregetan. 

Agustina sang pemilik goyang Bolo-Bolo yang lebih dikenal dengan nama Tina Toon, sampai turun lapangan untuk memeriksa peralatan pompa dan prosedur penanganan banjir. Sampai sowan ke pihak Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya, hingga Propinsi.  

Wah untung saja sudah jadi anggota DPRD DKI Jakarta ya. Seandainya belum, bakalan seru ketika ngajakin Joshua Suherman. Airnya diobok-obok sambil goyang bolo-bolo.

Lalu apalagi...

Kemudian ada Zivanna Letisha Siregar yang telah dari lahir, besar, terus tinggal di Jakarta. Terlihat sempurna, berasal dari keluarga baik-baik serta sempat memiliki karir supermodel  yang moncer. Banyak rasa iri yang ditujukan kepada dirinya.

"Easy to judge people tapi susah judge diri sendiri," ujar mantan Putri Indonesia 2008 tersebut.

Ternyata Zizi panggilan akrabnya, sempat juga pernah mengalami cibiran serta perundungan di media sosial. Zizi dapat merasakan ketidakadilan ketika kehidupan seseorang di-judge dalam waktu 15 detik saja.

Dan akhirnya ada pernyataan dari Dita Soedarjo.

"Ogah disuruh pindah dari Jakarta," ujar si tukang es krim Haagen Dazs yang telah berusia 28 tahun di tahun ini. Dita yang kelahiran Singapura ini, menegaskan bahwa sangat cinta Jakarta Banget terlepas dari siapapun pemimpinnya serta masalah apapun yang membelit. 

Oh ternyata... Mereka hadir dalam peluncuran buku, serta turut berdiskusi dan berbagi cerita pengalaman selama hidup sebagai warga ibukota. 

Jakarta oh Jakarta...

Seluk beluk kehidupan di kota gemerlap yang menawarkan jaminan akan sebuah kehidupan yang layak, tetapi juga tempat gulita yang merampas kewarasan

Jakarta dapat disebut sebagai kota gemerlap tersebut, yang merupakan salah satu wilayah urban terbesar di dunia. Perjuangan hidup dari setiap individu yang berusaha mewujudkan segala mimpi-mimpinya. 

Terlihat Sempurna Tapi Tak Bahagia. Banyak kisah tentang kehidupan yang sempurna, namun mereka tak bahagia. Di kota yang penuh mimpi dan keputusasaan, semua orang tampak ingin sempurna tanpa cela. Tiada hari dalam kehidupan tanpa kepalsuan. Mereka bersedia membayar harganya demi hasrat memenuhi kebutuhan hidup  yang serba sangat mahal. 

Ada banyak berbagai kisah-kisah penuh skandal ini yang hendak diceritakan oleh Dita Soedarjo. 

Mau tau aja atau mau tau banget? 


Dita Soedarjo | Foto: JepretPotret
Dita Soedarjo | Foto: JepretPotret

Buku yang diterbitkan Dita Soedarjo bareng Storial[dot]co ini, merupakan novel fiksi metropop yang ingin menunjukkan bagaiamana tantangan tersembunyi dalam kehidupan di Jakarta.

Akan ada berbagai macam kisah percintaan yang dipenuhi skandal, pekerjaan, hingga self-acceptance yang akan pembaca menggugah rasa penasaran pembacanya. Jakartaholic merupakan buku ketiga yang ditulis setelah buku Dignity dan Selamat Datang Kenyataan.

"95 persen berdasarkan kisah nyata," ungkap salah satu cucu mantan hakim & notaris yang jago akuisisi hingga korporasinya dapat berakselerasi diri dalam setiap guncangan badai perekonomian.

Dita menerangkan ini cerita real, orangnya beneran ada, tapi of course namanya diubah. Dita sangat berharap para penikmat buku Jakartaholic harus dapat bangkit dari rasa keputusasaan dengan tidak membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang nampak seperti sempurna.

Sementara soal masalah diskriminasi, Dita juga seringkali merasakannya. Misalnya karena dianggap sebagai ras minoritas dan ras yang memiliki banyak duit, maka Dita diberikan pemberlakuan harga yang sangat mahal. Lalu pernah ditawari terjun ke dunia politik. Tentu saja terganjal oleh masalah double minority yang melekat di dirinya. Yaudah, its happens a part of life.

Dita tak pernah menyalahkan orang secara total yang melakukan diskriminasi. Cukup ambil sisi positifnya dan fokus pada goals yang dianutnya dalam kehidupan.  

Ya kira-kira begini kata-kata khas dari Dita: "Keep #Dignity #SelamatDatangKenyataan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun