Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Nature featured

Tanggap Darurat Kecelakaan Transportasi Pembawa Limbah Radioaktif

31 Desember 2018   22:59 Diperbarui: 16 Februari 2020   10:12 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu 6 Desember 2018 selewat pukul 07.00 WIB, tibalah diriku di gerbang utama Kawasan Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi (Puspiptek) Serpong Tangerang Selatan. 

Setelah laporan ke petugas keamanan mengenai destinasi yang dituju, kulanjutkan dengan berjalan kaki ke arah Gedung Puslitbang KLHK dan Dewan Riset Nasional (DRN).

Setelah melewati kawasan Gedung Puslitbang KLHK dan DRN, tibalah di pertigaan Jalan Teknologi II yang terhampar sebuah lapangan hijau dengan aneka tanamannya.

Dalam kesejukan udara pagi itu, kulihat dari arah kawasan DRN dan Puslitbang KLHK melintas sebuah kendaraan pickup Toyota Hillux berwarna biru.

Seusai melintasi pertigaan jalan raya, entah mengapa tanpa terduga Toyota Hillux telah bertabrakan dengan sesamanya namun beda generasi, yakni Toyota Kijang era 90-an. Tak pakai lama telah ada petugas sekuriti Puspiptek yang sigap mendatangi tempat kejadian perkara.

Dari radio komunikasi petugas sekuriti, diketahui bahwa Toyota Hillux merupakan kendaraan pembawa limbah radioaktif yang sedang menuju Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di dalam kawasan Puspiptek. Petugas keamanan Puspiptek pun segera memasang garis pembatas keamanan.

Tak pakai lama terdengar mobil Ambulans milik BATAN, yang datang dengan tim evakuasi/penyelamat. Tim penyelamat dari BATAN ini berusaha mengevakuasi sopir dan penumpang dari kedua kendaraan nahas tersebut. 

Namun tiba-tiba terdengar suara ledakan keras, di mana api dan asap sempat membumbung tinggi. Petugas keamanan dan tim penyelamat sempat bertiarap sesaat.

Tim penyelamat BATAN pun rehat sejenak untuk menggunakan pakaian lengkap dengan masker khususnya. Tak lama kemudian Tim Pemadam Kebakaran Puspiptek dan Tim Petugas Proteksi Radiasi (PPR) BATAN telah tiba di lokasi kejadian. 

Lalu tim penyelamat berusaha kembali mengevakuasi sopir Toyota Hillux yang masih tergencet dan terkapar di dalam mobil. Akhirnya kedua sopir dan satu penumpang berhasil dievakuasi.

Sementara itu tim Pemadam Kebakaran mulai menyemprotkan air ke lokasi sumber ledakan dan sekitarnya. Tak pakai lama terdengar sirine dari iring-iringan kendaraan miliiter. 

Ada yang bertukiskan KiZiNubika, Unit Dekontaminasi Zeni TNI-AD,serta KBRN Direktorat Zeni TNI-AD. Para prajurit dari satuan militer penanggulangan bahaya nuklir, biologi, kimia (nubika) ini, segera menggelar terpal dan berbagai perlengkapan khasnya.

Sementara ketiga korban mendapatkan pemeriksaan intensif dari Tim PPR BATAN, untuk mendeteksi tingkat paparan radiasi dari zat limbah radioaktif yang sempat bocor tersebut. Seusai pemeriksaan dan perawatan intensif, korban segera dimasukan ke dalam mobil ambulans.

Namun ambulans milik BATAN harus berdiri di atas terpal, untuk terlebih dahulu mengalami pembersihan diri dari Tim Unit Dekontaminasi Zeni TNI-AD. 

Ambulans disemprotkan cairan pembersih oleh beberapa prajurit Kompi Zeni Nubika (Kizinubika) TNI-AD, untuk menghilangkan sisa paparan limbah radioaktif yang mungkin masih menempel.


Sedangkan beberapa anggota sekuriti Puspiptek dan tim penyelamat BATAN, mulai menjalani proses dekontaminasi personel oleh prajurit Kizinubika. Mereka melepaskan pakaian hingga meninggalkan celana dalamnya saja, untuk membersihkan diri dari sisa paparan zat limbah radioaktif.

Tim PPR BATAN pun telah bergerak di sekitar lokasi tabrakan untuk mengevakuasi sisa-sisa limbah radioaktif yang masih tercecer. Seusai pembersihan oleh Tim PPR BATAN, giliran Toyota Hillux berwarna hijau metalik militer milik Kizinubika yang beraksi. 

Toyota Hillux Kizinubika akan berusaha meringankan meringankan kedua "saudara jauhnya" dari paparan zat limbah radioaktif.


Dua prajurit Kizinubika menyemprotkan cairan pembersih ke badan Toyota Hillux biru dan Toyota Kijang, jalan raya, hingga ke udara di sekitar lokasi kejadian. 

Setelah dilakukan penyemprotan manual, kedua prajurit Kizinubika pun masuk kembali ke Toyota Hillux. Sekarang Toyota Hillux menyemprotkan jalan raya secara otomatis dari bagian depan kendaraan. 

Toyota Hillux yang telah menunaikan tugasnya, ternyata juga harus mengalami pembersihan terlebih dahulu oleh rekan-rekannya dari kendaraan Unit Dekontaminasi Zeni TNI-AD. Sementara kedua prajurit segera melakukan dekontaminasi personel dengan melepaskan pakaiannya.

Eh tapi kok yang menonton di lokasi kejadian, terlihat anteng dan terlalu dekat dalam mengambil foto dan video. Oh ternyata, peristiwa ini merupakan kegiatan simulasi Geladi Lapang Penanggulangan Kedaruratan Nuklir / Radiologi "Kecelakaan Transportasi yang Melibatkan Bahan Radioaktif".

Kegiatan Geladi Lapang ini melibatkan institusi yang tergabung dalam I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security), yakni Puspiptek, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kompi Zeni Nubika (Kizinubika) TNI-AD, Kepolisian RI.

Abdul Qohhar (Kepala Bagian Humas & Protokol BAPETEN) mengatakan bahwa geladi lapang ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan personel dalam menanggulangi kecelakaan, serta mengujicoba peralatan, meningkatkan sarana-prasarana pendukung, serta menyempurnakan prosedur. 

Kemudian perbaikan mendasar terhadap sistem yang ada di Puspiptek. Lalu sebagai sarana evaluasi koordinasi dan kerjasama antar institusi dalam wadah I-CoNSEP. 

Abdul Qohhar mengatakan geladi kedaruratan dilakukan minimal satu kali dalam empat tahun sesuai Peraturan Pemerintah No. 58/2015 tentang Keselamatan Radiasi & Pengangkutan Zat Radioaktif. 

Implementasi Program Kesiapsiagaan Nuklir untuk meningkatkan keandalan tanggap darurat nuklir / radiologi dalam mencegah eskalasi dan meminimalkan dampak yang merugikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun