Menjadi seorang karyawan berprestasi di sebuah perusahaan sangatlah hal yang sangat didambakan oleh setiap orang yang berkarir. Kinerja gemilang serta dedikasi pada perusahaan, merupakan capaian yang akan melesatkan profil kebintangan di kantor.Â
Apalagi jika dapat meraih predikat sebagai Karyawan Teladan dan mendapatkan apresiasi terbaik dalam bidang profesinya dari berbagai asosiasi profesi yang menaunginya. Akan menjadi kebanggaan lebih apabila perusahaan tempat berkarir, merupakan institusi terkemuka yang telah melantai di bursa saham.Â
Namun semua raihan itu tak semudah membalikkan tangan dalam mewujudkannya. Apabila telah sukses untuk mencapainya, merupakan tugas maha berat dalam usaha mempertahankan reputasi sebagai Karyawan Teladan.Â
Sebentar ya, mau nyetel televisi dahulu. Lagi ingin nonton saja nih. Yaaa! Cuma nonton ending-nya. Yuk nikmati soundtrack-nya saja ya...!
Yuk, Lanjut...!
Ngomong-ngomong perusahaan yang telah go public, tentu saja tak terlepas dari apa yang namanya saham. Tak hanya masyarakat umum saja yang dapat memiliki saham, namun internal karyawan perusahaan pun dapat ikut memiliki saham perusahaannya sendiri. Biasanya sih para direksi sudah pasti mendapatkan jatah saham dalam jumlah tertentu.Â
Ngomong-ngomong saham sebuah emiten, tentu saja dapat berfluktuasi setiap harinya dalam hitungan menit saja. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhinya.Â
Faktor eksternal dapat datang dari dalam dan luar negeri, dimana sangat memiliki risiko serta ketidakpastian. Faktor eksternal dalam negeri dapat timbul dari kebijakan pemerintah mengenai tingkat bunga / hutang. Untuk faktor eksternal luar negeri dapat bermula dari gejolak pasar dan kebijakan pemerintahan negara-negara maju, yang akan berimbas pada kebijakan pemerintah kita sendiri serta kondisi perekonomian dalam negeri.Â
Gak percaya? Yuk kita tengok 19 April 2010, dimana lantai bursa nasional bergetar akibat sebuah gugatan Securities & Exchange Commision terhadap Goldman Sachs. IHSG melorot 1,33%, serta berdampak besar pada harga saham sektor semen dan pertambangan.Â
Saham emiten INTP melorot 3,34%, SMGR melorot 2,45%, BUMI melorot 3,09%, ADRO melorot 2,25%. Tercatat ada 160 emiten yang mengalami penurunan harga saham, 53 emiten mengalami kenaikan serta harga 48 emiten tak berubah.Â
Faktor internal perusahaan dapat bermula dari informasi positif (misal kenaikan laba bersih) yang akan membuat harga saham terkerek naik, juga informasi negatif (misal adanya kerugian) yang akan membuat harga saham turun.Â
Skandal.... Iya, inilah faktor internal yang dapat menjadi awal mula melorotnya nilai saham hingga bisa bikin nyungsep dalam kurun waktu lama. Biasanya sih bermula dari tingkah pola direksi (terutama CEO) yang telah lupa daratan, seperti perselingkuhan, suap & korupsi, manipulasi data. Prinsip trust, respect, integrity sudah tak dilakukan sesuai standar.Â
Saham Boeing Company melorot 0,14% usai keputusan pemecatan Presiden Direktur Harry Stonecipher pada 7 Maret 2005 akibat terkuaknya skandal seks bersama salah satu eksekutif wanita.Â
Harga saham Hewlett-Packard (HP) melorot 8% pada 10 Agustus 2010, setelah pemberhentian CEO Mark Hurd akibat tuduhan skandal seks. Uniknya kemudian Hurd malah menyeberang ke Oracle, yang akhirnya menabuh genderang permusuhan antara Oracle dan HP. Â
Skandal kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica (CA), telah menyungsepkan harga saham Facebook pada 19 Maret 2018 lalu. Saham Facebook melorot hingga 6,77%.Â
Nah itu beberapa contoh melorotnya harga saham akibat faktor internal berupa skandal yang melibatkan pimpinan tertinggi perseroan. Lalu bagaimanakah seandainya ada skandal seks yang melibatkan karyawan teladan sebuah perseroan. Apalagi seandainya jika karyawan teladan itu merupakan garda terdepan dalam menjaga nama baik dan reputasi korporasi. Pertanyaannya, Dapatkah Melorotkan Harga Saham Perseroan?Â
Sepertinya tak mungkin terjadi di negeri yang sangat religius ini. Kemungkinan terbesar akan dapat terjadi di negeri-negeri seberang yang sangat jauh lokasinya dari negeri tercinta ini. Marilah kita ucapkan, "Mudah-mudahan!"...
Sumber Referensi: Kontan*co*id, Bisnis*com, Liputan6*com, DetikFinance.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H