Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jadi Pramugari, Gak Mudah!

12 April 2018   23:06 Diperbarui: 12 April 2018   23:23 2105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramugari Garuda Indonesia sedang olahraga sore [Foto:JEPRETPOTRET]

Dari dalam tubuh pesawat Garuda Indonesia, beberapa wanita cantik berpakaian hitam terlihat segera terjun bebas ke dalam air. Mereka yang telah diperlengkapi pelampung yang melingkar di leher, segera berenang menggunakan 'gaya punggung' menuju perahu karet besar. Terakhir terlihat lelaki berbadan tegap dengan pakaian warna merah segera sebagai orang terakhir yang terjun dari pesawat Garuda Indonesia. 

Mereka semua berjuang mendekati perahu karet besar berwarna kuning, dan bahu membahu untuk dapat terangkat ke perahu. Akhirnya mereka semua dapat selamat, aman dan nyaman. 

Oh ternyata, peristiwa ini merupakan bagian simulasi evakuasi penumpang dalam situasi pendaratan darurat pesawat Garuda Indonesia di atas air. Wanita muda nan cantik ini adalah para calon Pramugari Garuda Indonesia. Sementara lelaki tersebut adalah instruktur pelatihan. Wet Drill, begitu istilah dari kegiatan dua tahunan bagi para pramugari Garuda Indonesia.



Betapa sigapnya calon Pramugari Garuda Indonesia, merupakan standar kompetensi tinggi yang tak dapat ditawar dalam dunia penerbangan. Kemampuan insan pramugari Garuda Indonesia ini tak dapat lepas dari peranan Garuda Indonesia Training Center (GITC)yang berlokasi di Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat ini. 

GITC merupakan pusat pendidikan dan pelatihan yang benar-benar menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para insan Garuda Indonesia nan mumpuni, baik itu kru darat maupun kru udara (Pilot Academy, Flight Attendant Training, Flight Operation Officer Training, Airline Business Training). 

Pramugari yang merupakan bagian dari Flight Attendant, merupakan salah satu profesi yang sangat diminati oleh para gadis muda. Pastinya jalan-jalan gratis ke seluruh penjuru muka bumi, dapat dinikmati sambil menunaikan pekerjaannya. Tapi banyak juga lho yang harus terpupus harapannya karena ada kualifikasi khusus yang telah menjadi standar. Oh... Jadi Pramugari, Gak Mudah? 

Foto:JEPRETPOTRET
Foto:JEPRETPOTRET
Masih single berusia minimal 18 tahun dan maksimal 27 tahun saat melakukan pendaftaran, dengan pendidikan minimum SMA/SMK/Sederajat dimana akan diutamakan berpendidikan D3 ke atas. Wah kalau persyaratan ini pasti bisa masih banyak yang dapat berharap. 

Tidak menggunakan kacamata, namun penggunaan lensa kontak  dapat ditoleransi dengan ketentuan maksimal minus -3.00, silindris C -1.00. Fasih berbahasa Inggris dengan baik (lisan & tulisan), dan nilai plus untuk penggunaan bahasa asing lainnya. 

Wah pasti mulai dag-dig-dug. Trus, trus apalagi...?   

Tapi kalau mulai melihat beberapa persyaratan berikut, pasti mulai banyak yang skeptis dan tak memiliki harapan. Emamgnya apaan sih?

Tinggi badan minimum 158 cm dan maksimum 172 cm, dengan berat badan ideal dan postur tubuh proporsional. Yang pendek dan mungil pasti meratapi, sementara yang kelewat tinggi mendekati tiang listrik pastinya hanya bisa ngelus dada. 

Salsha Diana Solin [Foto: Salsha Diana Solin]
Salsha Diana Solin [Foto: Salsha Diana Solin]
Salah satu calon pramugari itu bernama Salsha Diana Solin yang baru akan berusia 19 tahun di tahun ini. Telah ada keinginan menjadi seorang pramugari telah tertanam sejak duduk di bangku SD. Pertama kali merasakan naik pesawat terbang saat berumur 6 tahun, ketika dalam rute penerbangan dari Jakarta ke Medan. 

Cacha, panggilan akrabnya, melihat Garuda Indonesia merupakan "5 Star Airlines" versi SkyTrax yang telah menjadi maskapai terbaik di dunia. Selain telah meraih penghargaan "The Best Cabin Crew in The World", sosok para pramugari Garuda Indonesia mencerminkan wanita Indonesia yang berwibawa dan elegan. Gak percaya? Lihat sendiri saja fotonya Cacha. 

Gadis yang memiliki tinggi badan 161 cm ini, telah dapat berenang di usia 10 tahun. Meskipun begitu ada rasa ngeri juga karena harus berenang dalam situasi yang mendekati kondisi darurat. Tapi tentu saja kini telah timbul rasa keberanian untuk tugas mulia menyelamatkan penumpang. 

Cacha yang baru lulus dari sebuah sekolah kejuruan pada tahun lalu, telah menjalani pendidikan Flight Attendant (FA) Training selama dua bulan. Ada banyak materi pelatihan dimana banyak menyangkut security, safety & service. Dengan terpenuhinya kualifikasi yang ditentukan, maka dipastikan akan diterima menjadi pramugari Garuda Indonesia. Durasi pendidikan diperkirakan selama tiga hingga empat bulan. 

Pengalaman Cacha saat mengikuti pelatihan, salah satu instruktur harus melakukan persalinan saat situasi turbulensi. Untunglah dapat selamat dan aman melahirkan bayinya. 

Pramugari Garuda Indonesia tak hanya dituntut memiliki kompetensi dalam hal teknis keselamatan penerbangan, namun juga mampu memahami aneka rasa makanan domestik maupun internasional. Wah, ini merupakan layanan Garuda Indonesia yang sejak lama telah menjadi kepercayaan utama para pelanggan pengguna jasa maskapai penerbangan kebanggaan milik bangsa. 

Selain icip-icip aneka kudapan, termasuk ada pembelajaran pencampuran (mixing) minuman yang beralkohol maupun non-alkohol. Untuk membuka botol minuman beralkohol, ternyata ada teknik khusus agar tak mengganggu keselamatan penerbangan. 

Ternyata katering Garuda Indonesia dapat menerima pesanan khusus seperti misalnya untuk anak-anak sesuai usia, untuk vegetarian serta untuk penderita diabetes. Jadi para pelanggan maskapai Garuda Indonesia dapat meng-order makanan saat melakukan reservasi tiket penerbangan. 

Dirjen Perhubungan Udara Dr.Agus Santoso [Foto:JEPRETPOTRET]
Dirjen Perhubungan Udara Dr.Agus Santoso [Foto:JEPRETPOTRET]
Wah betapa beruntungnya 25 Sobat Aviasi Kompasiana bersama timDirektorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan, yang dipimpin langsung sendiri oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Dr. Agus Santoso menyambangi Garuda Indonesia Training Center (GITC). Tak hanya melihat simulasi pendaratan darurat pesawat di darat maupun di air, namun juga menjajal fasilitas beberapa Flight Simulator yang dimiliki oleh maskapai Garuda Indonesia.Sebuah perjalanan melelahkan namun menyenangkan yang dilakukan pada 5 April 2018 lalu.


Menjelang menuju bus saat hendak kepulangan #BlogTripSobatAviasidari GITC, terlihat berseliweran banyak pramugari yang tengah melakukan olahraga sore. Kebugaran tubuh mutlak untuk performa tugas melayani Terbang yang Selamat, Aman dan Nyaman.

Nah sudah tahu kan betapa tugas Pramugari itu bukanlah cuma sekedar yang dibayangkan selama ini seperti mengantarkan menu F&B ke setiap penumpang. 

Ternyata.. Jadi Pramugari, Gak Mudah!

Ayo Terbang Selamanya! Terbang dengan Selamat, Aman dan Nyaman...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun