Perbaikan konsumsi RT didukung oleh terjaganya optimisme konsumen dan inflasi yang terkendali, serta tetap kuatnya penyaluran bantuan sosial oleh Pemerintah.
Ada beberapa tren yang patut dicermati, meskipun pertumbuhan konsumsi berperan besar pada pertumbuhan. Dengan adanya peningkatan pendapatan/kapita, maka terjadi perubahan pola belanja. Dari barang & jasa kebutuhan dasar (basic goods) pangan, sandang dan papan, akan beralih ke barang & jasa yang bersifat lifestyle/leisure (customer experience, quality vs low price).
Sementara membaiknya kinerja ekspor karena membaiknya harga komoditi dan permintaan dunia (60% ekspor terkait komoditi). Meningkatnya harga komoditas dan pembangunan infrastruktur mendukung pertumbuhan di tahun 2017. Diperkirakan industri yang berorientasi dalam negeri berprospek baik (mandiri) pada tahun 2018.Â
Tercatat ada penjualan motor domestik 7.867.195 unit dan penjualan ekspor 41.746 unit pada tahun 2014. Untuk tahun 2015 tercatat 228.229 unit penjualan ekspor dan 6.480.155 unit penjualan domestik.Â
Untuk tahun 2016 tercatat 284.065 unit penjualan ekspor dan 5.931.285 unit penjualan domestik. Di tahun 2017 tercatat 431.187 unit penjualan ekspor dan 5.886.103 unit penjualan domestik.Â
Membaik 2018? Di bulan Januari 2018 ini, tercatat 38.021 unit penjualan ekspor dan 482.537 unit penjualan domestik.
Lalu bagaimana dengan penjualan mobil? Di tahun 2017 tercatat penjualan mobil hingga 1.07 juta unit. Gaikindo memperkirakan akan terjual 1,1 juta unit pada tahun 2018, sementara berdasarkan pertumbuhan 4,6% Frost & Sullivan memperkirakan akan ada penjualan hingga 1,125 juta unit.Â
Sementara itu belanja pemerintah mengalami penurunan karena kendala pendapatan pemerintah. Namun belanja infrastruktur serta dana desa semakin meningkat. Pendapatan pajak %/PDB kecil 11% dibanding Malaysia 16% dan stagnasi. Peningkatan pendapatan lebih rendah dari pengeluaran dan dibawah target.Â