Demikianlah puisi khas seorang Henry C Widjaja, yang dibawakan ketika membuka Seminar Makro Ekonomi & KickOff Konvensi QCC Mitra UKM YDBA 2018 di Astra International Sunter Jakarta Utara pada 8/3/2018 lalu.Â
Henry C Widjaja yang menjalani mandat sebagai Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak tahun 2016 ini, mengingatkan kita betapa semangat memberi dan berbagi tak kan membuat jatuh miskin. Lihat saja Matahari, yang tetap selalu berkelimpahan meskipun setiap hari membagikan sinar kehidupannya.Â
Seminar Makro Ekonomi yang dihadiri oleh para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mitra YDBA ini, memberikan pengetahuan situasi telah datangnya disrupsi di era digital. Disrupsi?Â
Disrupsi dideskripsikan sebagai gangguan  akibat adanya penemuan teknologi baru yang memiliki dampak tak dapat berjalannya industri seperti biasanya. Perkembangan pesat penggunaan ponsel pintar (smarphone) sangat mempengaruhi perubahan pola bisnis sejumlah industri seperti ritel, media, perbankan, perhotelan hingga transportasi. Transformasi bisnis transportasi dapat dilihat dengan perkembangan pesat transportasi online.Â
Dalam melakukan transaksi offline atau online, pembeli B2B menginginkan adanya respon yang cepat, kemudahan dalam mencari informasi, tingkat akurasi informasi, serta relevansi informasi apakah sesuai dengan kebutuhan. Respon yang lambat menjadi penyebab utama pembeli pindah ke supplier lain. Nah yang menjadi pertanyaan, apakah Go Digital itu menguntungkan bagi B2B?
Namun di tahun 2018 ekonomi global akan membaik dengan adanya perbaikan investasi, produksi manufaktur & perdagangan, harga komoditas dan minyak membaik. Perdagangan dunia diprediksi meningkat seiring membaiknya perekonomian kawasan negara maju seperti AS, Eropa, Tiongkok dan Jepang.Â
Trend pertumbuhan PDB Indonesia yang menurun karena krisis global, diperkirakan akan membaik di tahun 2018. Kontribusi besar pertumbuhan ekonomi masih berasal dari Jawa, meski sebagian besar daerah mengalami pertumbuhan di tahun 2017.Â