Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terbang bersama Gus Dur

29 Maret 2018   23:58 Diperbarui: 30 Maret 2018   00:11 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:Instagram @alvinlie21

26 Agustus 1994... Iya ini lagi Zaman Old, Zaman Orde Baru. Menjelang sore hari pada saat itu, mendapatkan kabar duka dari Yogyakarta bahwa ayah dari bapakku (eyang) telah wafat. Setelah rembugan keluarga diputuskan diriku menemani bapak untuk berangkat ke Yogya keesokannya menggunakan pesawat terbang dari Bandara Soekarno Hatta (CGK). 

Akhirnya siap membawa pakaian secukupnya dalam dua tas koper sedang, dengan bawaan barang yang tak menyalahi aturan dalam penerbangan. Seyogyanya dalam pemilihan tas atau koper, hendaknya memiliki warna mencolok atau bentuk unik yang dapat menjadi ciri identitas kepemilikan. Usahakan untuk mendaftarkan benda tajam yang memang harus dibawa, untuk dicatatkan sebagai bagasi resmi. 

Barang yang dikategorikan barang yang dilarang (prohibited items)  dalam penerbangan, akan tak diizinkan masuk dalam kabin pesawat. Memang barang itu sangat sepele (seperti gunting kuku, pisau cukur, pinset alis), namun perlakuan khusus tersebut untuk menjamin keselamatan penerbangan. Apalagi jika membawa kapak, pedang, keris dan sejenisnya. 

Keberadaan powerbank (bank daya) dan baterai lithium sebagai bekal cadangan pengisian daya perangkat ponsel maupun laptop, sudah menjadi kebutuhan primer yang tak dapat ditawar lagi. Namun peristiwa meledaknya powerbank di tas jinjing dalam sebuah maskapai penerbangan negeri Tiongkok, telah menjadi peringatan keras bagi potensi ancaman keselamatan penerbangan dimanapun. Langkah pencegahan merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi. 

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI selaku regulator penerbangan nasional, telah mengeluarkan Surat Edaran Keselamatan (SE No.015 Tahun 2018) tentang aturan membawa powerbank dan baterai lithium cadangan dalam pesawat udara.  


Perjalanan sebelum subuh dari rumah ke bandara sekitar 45 menit menggunakan taksi si burung biru. Setiba di bandara langsung menuju konter loket Garuda Indonesia, dan bersyukur masih mendapatkan tiket pesawat. Padahal terhitung akhir pekan lho. Ada hampir dua jam berada di ruang tunggu keberangkatan, setelah melakukan check-in. 

Agar nyaman dan tak terburu-buru sebelum melakukan penerbangan , usahakan lakukan langkah 3-2-1. Langkah apaan ya? Datanglah ke bandara 3 jam lebih awal, lalukan check-in  2 jam sebelum jadwal penerbangan, dan pastikan 1 jam di dalam ruang tunggu menjelang waktu naik pesawat. 


Setelah itu kami duduk dengan santai di ruang tunggu keberangkatan. Tak lama kemudian ada sesosok yang telah cukup familiar bagi publik tanah air datang dan duduk di sudut lain. Siapa Dia Ya? KH. Abdurrahman Wahid. Beliau yang akrab dengan panggilan Gus Dur, sekarang terlihat duduk sendirian. Tadi tak sempat memperhatikan orang yang mengantarkannya ke kursi. Sepertinya sih petugas bandara. Sambil memperhatikan gerak-gerik Gus Dur, sebenarnya ingin menyapanya. Tapi Takut!!! Lho? 

Walaupun masih usia belia saat itu, tapi pengetahuanku akan kondisi perpolitikan tanah air cukup mengertilah. Santapan harian dan mingguan saja seperti Harian Kompas, Majalah Tempo, Majalah Gatra, dan lainnya. Ternyata tak berani mendekati Gus Dur, yang merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Takut tercyduk  oleh intel-intel Orba, yang pastinya telah menjadikan Gus Dur dalam radar pengawasan.  Maklumlah saat itu Gus Dur telah menginisiasi Forum Demokrasi yang sangat kritis terhadap pemerintah, yang masih kokoh dibentengi barisan para jenderal. 

Mulai terdengar bahwa penumpang tujuan Palembang telah dapat untuk melakukan persiapan menuju ke dalam pesawat. Tak lama kemudian terlihat Adnan Buyung Nasution masuk ruang tunggu keberangkatan, dan ketika melihat Gus Dur langsung menghampiri dan menyapanya. Hanya sebentar saja bertegur sapa, Adnan Buyung segera menuju ke pesawat yang akan membawanya ke Palembang.

Foto:Instagram @alvinlie21
Foto:Instagram @alvinlie21
Akhirnya penantian para penumpang yang  ke Yogyakarta tiba. Segera para penumpang menyiapkan diri untuk menuju ke pesawat. Pasti banyak yang bertanya, mengapa ketika naik pesawat seringkali berada di sisi kiri. Mengapa bukan sisi kanan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun