Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menggelorakan Semangat Tak Pupus oleh Lupus

31 Desember 2017   23:15 Diperbarui: 1 Januari 2018   22:30 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa Malari (Lima Belas Januari 1974) telah menimbulkan banyak korban termasuk motor dan mobil milik pelanggan dan diler rekanannya. Tercatat ada 187 sepeda motor dan 807 mobil dibakar oleh ribuan massa. William membuat keputusan mencengangkan, berani menggantinya dengan kendaraan yang baru. Kepuasan pelanggan adalah nomor satu, yang dilandasi falsafah tak ingin merugikan orang lain. [Puas! Puas!, kalo katanya si Tukul Arwana]

William menyadari segala kebodohannya, maka dibutuhkanlah banyak orang pinter tapi tak minteri. [Istilah kerennya sih orang berkompetensi teruji dengan karakter integritas terpuji].  Dilakukanlah pengembangan candradimuka para eksekutif Astra melalui pendirian Astra Education Training Center - AETC (sekarang Astra Management Development Institute - AMDI) yang kurikulumnya dirancang oleh para profesor sekolah bisnis INSEAD. William rela merogoh kocek dalam-dalam, agar insan Astra dapat memiliki kompetensi terbaik dalam menghasilkan produk berkualitas prima. 

Hingga pada akhirnya pada tahun 1992, Om William rela melepaskan kepemilikan Astra dari genggaman tangan dalam usia masa senjanya. Ini sebagai bentuk tanggung jawab penuh atas kerugian besar akibat kesalahan pengelolaan Bank Summa yang dijalankan oleh salah seorang putranya.

Namun segala warisan budaya perusahaan tak pernah hilang ditelan waktu. Hal inilah yang dapat menyelamatkan Astra dari keterpurukan krisis ekonomi terdahsyat tahun 1998. Kantor Pusat Astra yang berlokasi di Jalan Juanda Jakarta Pusat saat itu, harus rela boyongan ke Sunter yang dikenal dalam obrolan warung kopi sebagai kawasan jin buang anak. Neraca keuangan minus berdarah-darah. Tingkat utang bersih 14 kali lebih besar dari ekuitas dan kinerja perusahaan dalam keadaan merugi.

Diibaratkan berbagai jenis penyakit autoimun yang menyerang pondasi keuangan Grup Astra dapat dinetralisir dengan tepat, sehingga masa pemulihan dalam waktu tak terlalu lama dapat terealisasi. Tahun 1999 tingkat utang bersih hanya lima kali ekuitas perusahaan. Portofolio usaha Grup Astra yang memang didesain untuk investasi jangka panjang, akan dapat lentur mengikuti gelombang badai perekonomian dalam setiap lintasan zaman.

Menara Astra [Foto: Astra]
Menara Astra [Foto: Astra]
Kini tak lama lagi Menara Astra di jantung pusat bisnis utama Jakarta akan selesai pembangunannya pada tahun 2018. Astra akan kembali boyongan besar kantor pusat dari Sunter ke kawasan Sudirman. Tentu saja hal itu bukanlah yang menjadi tujuan dan kebanggaan utama. Nama besar Astra bukan dilihat pada jumlah profit maupun inovasi teknologi baru yang dihasilkan. Kebesaran Astra terletak ketika bisnis baru dan lapangan kerja terus tercipta.

Goal Astra 2020 Pride of The Nation yang digelorakan sejak tahun 2010, akan menumbuhkan kebanggaan yang harus dapat memberikan multiplier effect bagi pembangunan bangsa yang berkarakter. Ini sesuai filosofi poin ke-3 Catur Dharma Astra, "Menghargai Individu dan Membina Kerjasama".

Referensi Pustaka:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun