Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerih Payah Mencapai Bintang Tanpa Pernah Melihat Bintang

30 Desember 2017   21:10 Diperbarui: 30 Desember 2017   21:34 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrajin difabel binaan ADCP di Pameran Kriyanusa 2107 [Foto:Instagram @ydba_astra]

Tak terasa telah 15 tahun PermataBank melayani keluarga Indonesia pada 27 September 2017. Badai yang sempat menghunjam Permatabank di tahun 2016, justru semakin menguatkan diri untuk selalu dapat memberikan layanan yang terbaik. 

PT Astra International Tbk (ASII) sebagai salah satu pemilik saham utama PT Bank Permata Tbk (BNLI), tetap berkomitmen dalam menyediakan layanan finansial dalam salah satu lini usahanya. Ini dibuktikan bersama Standard Chartered, yang juga sebagai pemilik saham utama, dengan upaya penyelamatan kondisi negatif keuangan pada tahun 2016 dan 2017. Kedua korporasi ini masih menaruh harapan besar akan pengembangan Permatabank kedepannya.

"Perlahan pencapaian baik saat ini, membuktikan PermataBank tetap mampu berkompetisi dengan perbankan lainnya," ungkap Ridha Wirakusumah (Direktur Utama PT Bank Permata Tbk), di sela kegiatan "CERITA" (Cinta & Empati daRI kiTA) PermataHati pada 6 Oktober 2017 lalu di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Pembina dan SDLB Negeri 01 Jakarta Selatan. 

Dalam mendukung bulan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mewujudkan akses keuangan yang lebih luas bagi semua golongan masyarakat, PermataBank menginisiasi 'CERITA PermataHati'secara serentak di 50 kota seluruh Indonesia. Kegiatan berdimensi tanggung jawab sosial perusahaan (PermataHati CSR) ini, untuk memperluas edukasi literasi keuangan secara komprehensif ke sekolah mulai tingkat TK hingga SMA.

Ada yang spesial dalam agenda tahunan 'CERITA PermataHati' edisi kedua ini. Kali ini kegiatan edukasi literasi keuangan turut melibatkan siswa siswi SDLB. Dari 50 kota pelaksana 'CERITA PermataHati', hanya delapan kota yang akan terlibat bersama SDLB, yaitu Pangkal Pinang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Tulungagung, Surabaya dan Jakarta. 

Ridha Wirakusumah berkesempatan hadir langsung secara istimewa ke SDLB yang berlokasi di kawasan Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan. Didampingi partisipan Employee Volunteers (EVO) PermataBankers, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut sangat antusias dalam pengenalan bagaimana mengakses layanan finansial melalui MODul FinansiAL (MODAL) edisi khusus Braille. 


Ridha sangat mengapresiasi atas tingginya partisipasi EVO PermataBankers. Ketika dirinya masuk PermataBank, Ridha telah melihat semangat berkarya karyawan PermataBank dalam menjalankan berbagai kegiatan CSR PermataHati sebagai relawan. Maka hal ini sangat membantu jajaran manajemen untuk menggerakkan program kegiatan CSR dengan rasa kebersamaan.

"Sudah ada program pemerintah, yang menginginkan adanya satu persen kaum disabilitas dari keseluruhan karyawan sebuah perusahaan. Namun ketika kami melakukan riset, ternyata masih banyak kurangnya bentuk perhatian pada kaum disabilitas," ujar Ridha lebih lanjut mengenai kegiatan edukasi di Sekolah Luar Biasa (SLB). Ridha melihat kaum disabilitas memiliki semangat yang luar biasa. Harapannya gerakan ini kelak dapat menjadi gerakan perbankan untuk berbagi dan peduli terhadap difabel. Saat ini karyawan tuna netra (Tunet) PermataBank berjumlah 10 orang, yang lebih banyak berkarya dalam tim Telemarketing. PermataBank menargetkan penerimaan hingga 85 karyawan difabel lainnya dalam dua tahun kedepan.

"Salah satu karyawan Telesales Difabel PermataBank yang bernama Sapto Kridayanto, merupakan alumni dari SLB Pembina. Dalam kendala dan keterbatasan, Sapto telah menginspirasi agar karyawan difabel dapat setara dengan karyawan non-difabel," jelas Ridha mengenai skill difabelyang ternyata dapat setara dengan karyawan non-difabel.


Sapto Kridayanto (kiri) dalam Program BRAVE-PermatahatiCSR [Foto:antaranews.com]
Sapto Kridayanto (kiri) dalam Program BRAVE-PermatahatiCSR [Foto:antaranews.com]
Sapto Kridayanto sendiri menyempatkan hadir pada 20 Juni 2017 lalu, sebagai salah satu narasumber pada Program BRAVE: Because EveRyone is Able & CreatiVE di Kantor Pusat PermataBank Jakarta. Sapto telah mulai bekerja di PermataBank sejak tahun 2010, dengan posisi sebagai telesales. Tugasnya adalah menghubungi calon nasabah melalui saluran telepon dan komputer. Hingga saat ini telah ada 11 insan Difabel Netra yang telah berkarya sebagai telesales PermataBank.

"Saya sebisa mungkin harus bekerja melebihi ekspetasi perusahaan," kata Sapto dengan mantap. Sapto dan rekan Difabel Netra menyadari  pastinya harus bekerja ekstra keras berkali lipat dari karyawan yang normal.

Sapto mengalami kebutaan total pada tahun 1996, saat masih sekolah di tingkat SMP. Suatu waktu Sapto beserta temannya sedang main tembak-tembakan menggunakan peluru karet. Malang tak dapat ditolak, salah satu mata Sapto terkena muntahan peluru. Ketika awal pemeriksaan di rumah sakit serta menjalani pengobatan berikutnya, Sapto telah dianggap tak mengalami gangguan penglihatan yang berarti. Karena menganggap telah sembuh dan dalam kondisi keterbatasan ekonomi, maka Sapto tak melanjutkan pemeriksaan ulang setiap dua minggu.

Ketika mengikuti ujian sekolah selang enam bulan kemudian, Sapto merasa matanya semakin lama semakin tak dapat berfungsi dengan baik. Akhirnya mengalami kebutaan total hingga kini. Namun beruntunglah ketika bersekolah di SLB Pembina Jakarta Selatan, mendapatkan pendidikan terbaik bagi kaum disabilitas. Sapto tak pernah menyesali kondisi yang harus diterimanya. Sapto juga aktif di komunitas bagi difabel netra, untuk terus belajar serta tentunya membagi inspirasi bagi yang lain.

Beristrikan orang yang memiliki penglihatan sempurna, kini Sapto telah dikaruniai dua orang anak. Di rumahnya sendiri di kawasan Bojongsari Depok, telah membuka usaha Rumah Massage Tuna Netra Sapto Kridayanto. Tak hanya itu, Sapto juga berkiprah sebagai kontributor bagi media online Kartunet(dot)com. Berbagai artikel terutama motivasi kehidupan, Sapto kirimkan untuk memenuhi kebutuhan informasi difabel netra. Ada beberapa kalimat bijak yang sempat menjadi cuitan Sapto di akun Twitter-nya.

Ga penting dari mana asal kita, yang penting ke mana arah dan tujuan kita..
Ga penting siapa kita, yang penting dampak dari siapa kita...
Ga penting penghasilan tetap, yang penting tetap berpenghasilan....
Ga penting berkata setia, yang penting ga mendua.....

Twitter @SaptoKridayanto 24 Februari 2014

Katanya jangan kita merasa tertinggal ketika orang lain berlari lebih cepat...

Karena yang ia kejar belum tentu baik untuk kita....

Twitter @SaptoKridayanto 23 Agustus 2017

Rakyat jelata diPeras Koruptor...
Rakyat Jelita diPelihara Koruptor....

Twitter @SaptoKridayanto 25 Februari 2014

Pengrajin difabel binaan ADCP di Pameran Kriyanusa 2107 [Foto:Instagram @ydba_astra]
Pengrajin difabel binaan ADCP di Pameran Kriyanusa 2107 [Foto:Instagram @ydba_astra]
Program PermataHati CSR dari PermataBank yang berhubungan dengan pendidikan dan khususnya pemberdayaan bagi kaum disabilitas, selaras dengan program Tanggung Jawab Sosial (CSR) yang diusung oleh PT. Astra International Tbk. Program CSRAstra yang bernama Astra Disability Connection Program (ADCP) ini, adalah upaya Grup Astra dalam memberdayakan penyandang disabilitas untuk mencapai kemandirian.

Berkolaborasi dengan beberapa Panti Sosial di Indonesia, Astra memberikan pelatihan bagi instruktur dalam bidang kewirausahaan dan pemasaran produk karya penyandang disabilitas. Astra turut membantu pemasaran produk agar dikenal secara luas. Hingga tahun 2016, Astra telah menopang berbagai kegiatan pemberdayaan bagi 200 penyandang disabilitas.



Siswa Difabel Netra SLB Pembina Jakarta Selatan sempat memperlihatkan aksi bernyanyi dengan suara memukau sebelum seremonial kunjungan Ridha DM Wirakusumah. Beberapa lagu antara lain Surat Cinta Untuk Starla-nya The Virgoun, Hening-nya Chrisye hingga Mimpi-nya Anggun.

Mata tak dapat melihat itu bukanlah pilihan hidup, baik waktu terlahir maupun seiring kecelakaan dalam perjalanan hidup. Bintang yang banyak bertebaran di langit, tak dapat dilihat lagi oleh mata. Banyak impian yang harus terpendam menjadi mimpi. Lagu Mimpi yang dibawakan oleh Zi Zi yang memiliki nama lengkap Allafta Hirazi Sodiq sangat memiliki getaran yang berbeda. Talenta bersenandung yang istimewa, telah mengantarkan Zi Zi menyabet Medali Emas dalam ajang Festival Art 2017  tingkat Asia di Singapura. Zi Zi juga menyabet Juara Pertama Nasional FLSZN 2017 Dit PKLK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kota Surabaya. Namun Zi Zi mampu tegar saat mengalami kegagalan dalam ajang pencarian bakat "The Voice Kids Indonesia 2017". "Tanpa patah semangat,"  kata Zi Zi, ketika mengingat peristiwa tersebut.

"Per Aspera Ad Astra"  yang memiliki makna semangat berjuang dan menembus segala tantangan, merupakan motto Grup Astra yang selalu dapat tertanam dalam diri setiap insan Astra di tiap lintasan zaman. Namun Difabel Netra seperti  Zi Zi dan Sapto Kridayanto, telah juga memiliki semangat jerih payah dalam mencapai bintang tanpa pernah melihat bintang. 

Dalam kesunyian dengan goresan luka hati dan hempasan keras gelombang, masih mampu menebarkan benih kasih yang sangat menginspirasi. Melambung jauh terbang tinggi menggapai segala impiannya. Mereka memang tak dapat melihat namun percaya bintang akan menyinari dalam setiap langkah untuk melewati sang waktu. 

Referensi Pustaka:

  • Dokumentasi Pribadi Rekaman Suara dan Video CERITA PermataHati di SLB Pembina Jakarta Selatan
  • Liman, Yakub. Astra International. "ASTRA on Becoming Pride of The Nation". Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2017.
  • Instagram @PermatahatiCSR @valdijohan @agussnadi
  • Astra Magz Edisi September 2016
  • PressRelease PermataBank, 6 Oktober 2017
  • SLBPembina(dot)net
  • Inspirasi Mutiara Kebanggaan Bangsa
  • Inspirasi Astra Mencapai Bintang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun