Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerih Payah Mencapai Bintang Tanpa Pernah Melihat Bintang

30 Desember 2017   21:10 Diperbarui: 30 Desember 2017   21:34 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapto Kridayanto (kiri) dalam Program BRAVE-PermatahatiCSR [Foto:antaranews.com]

Sapto mengalami kebutaan total pada tahun 1996, saat masih sekolah di tingkat SMP. Suatu waktu Sapto beserta temannya sedang main tembak-tembakan menggunakan peluru karet. Malang tak dapat ditolak, salah satu mata Sapto terkena muntahan peluru. Ketika awal pemeriksaan di rumah sakit serta menjalani pengobatan berikutnya, Sapto telah dianggap tak mengalami gangguan penglihatan yang berarti. Karena menganggap telah sembuh dan dalam kondisi keterbatasan ekonomi, maka Sapto tak melanjutkan pemeriksaan ulang setiap dua minggu.

Ketika mengikuti ujian sekolah selang enam bulan kemudian, Sapto merasa matanya semakin lama semakin tak dapat berfungsi dengan baik. Akhirnya mengalami kebutaan total hingga kini. Namun beruntunglah ketika bersekolah di SLB Pembina Jakarta Selatan, mendapatkan pendidikan terbaik bagi kaum disabilitas. Sapto tak pernah menyesali kondisi yang harus diterimanya. Sapto juga aktif di komunitas bagi difabel netra, untuk terus belajar serta tentunya membagi inspirasi bagi yang lain.

Beristrikan orang yang memiliki penglihatan sempurna, kini Sapto telah dikaruniai dua orang anak. Di rumahnya sendiri di kawasan Bojongsari Depok, telah membuka usaha Rumah Massage Tuna Netra Sapto Kridayanto. Tak hanya itu, Sapto juga berkiprah sebagai kontributor bagi media online Kartunet(dot)com. Berbagai artikel terutama motivasi kehidupan, Sapto kirimkan untuk memenuhi kebutuhan informasi difabel netra. Ada beberapa kalimat bijak yang sempat menjadi cuitan Sapto di akun Twitter-nya.

Ga penting dari mana asal kita, yang penting ke mana arah dan tujuan kita..
Ga penting siapa kita, yang penting dampak dari siapa kita...
Ga penting penghasilan tetap, yang penting tetap berpenghasilan....
Ga penting berkata setia, yang penting ga mendua.....

Twitter @SaptoKridayanto 24 Februari 2014

Katanya jangan kita merasa tertinggal ketika orang lain berlari lebih cepat...

Karena yang ia kejar belum tentu baik untuk kita....

Twitter @SaptoKridayanto 23 Agustus 2017

Rakyat jelata diPeras Koruptor...
Rakyat Jelita diPelihara Koruptor....

Twitter @SaptoKridayanto 25 Februari 2014

Pengrajin difabel binaan ADCP di Pameran Kriyanusa 2107 [Foto:Instagram @ydba_astra]
Pengrajin difabel binaan ADCP di Pameran Kriyanusa 2107 [Foto:Instagram @ydba_astra]
Program PermataHati CSR dari PermataBank yang berhubungan dengan pendidikan dan khususnya pemberdayaan bagi kaum disabilitas, selaras dengan program Tanggung Jawab Sosial (CSR) yang diusung oleh PT. Astra International Tbk. Program CSRAstra yang bernama Astra Disability Connection Program (ADCP) ini, adalah upaya Grup Astra dalam memberdayakan penyandang disabilitas untuk mencapai kemandirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun