Program Teaching Factory (TeFa) yang diterapkan dalam sistem pembelajaran di tingkat sekokah menengah kejuruan (SMK), akan mempersiapkan siswa untuk memiliki kemampuan kewirausahaan dan memiliki usaha kecil menengah (UKM) sesuai potensi ekonomi lokal. TeFa merupakan program tambahan selama satu tahun setelah kelulusan dari SMK.
"Salah satu kendala TeFa adalah masih adanya mindset yang kuat dari pihak orangtua, yang lebih menginginkan anaknya langsung bekerja selepas lulus SMK. Padahal kita menginginkan dapat mencetak lebih banyak wirausahawan muda," terang Kristanto.
Siswa binaan mulai tingkatan SD hingga SMK di Gedangsari Kabupaten Gunungkidul telah difokuskan pada industri fesyen batik. Mereka telah menggerakkan ekonomi kerakyatan bersama pelaku UKM Batik Gedangsari mewujudkan Kampung Batik. Karya batik para siswa telah dapat berkiprah dalam berbagai pameran dan promosi fesyen di tingkat daerah, nasional dan internasional. Â
Salah satu keunggulan UKM Batik Gedangsari adalah penyediaan fasilitas laboratorium zat pewarna alam, sebagai wujud upaya meningkatkan pelestarian batik. Setelah keberhasilan mewujudkan Kampung Batik, Astra melalui YPA-MDR berusaha meluaskan jangkauan ekonomi kerakyatan dengan rintisan desa wisata budaya Gedangsari.Â
Dalam peluncuran rintisan wisata tersebut yang diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada 30/08/2017 lalu, ditampilkan parade seni budaya, pameran kerajinan dan makanan olahan lokal khas Gedangsari. Daya tarik utamanya adalah pagelaran busana karya batik siswa SMKN 2 Gedangsari yang berkolaborasi desainer top Indonesia Fashion Chamber (IFC). Pagelaran busana di dalam area hutan Wanajati ini memecahkan rekor Museum MURI sebagai yang pertama di Indonesia. Rekor MURI lainnya adalah membatik lintas generasi/usia (mulai murid SD hingga lansia) pertama di dunia.
"Event wisata ini diharapkan akan menjadi agenda tahunan kedepannya," kata Kristanto dengan optimis.
Kini seiring adanya potensi kawasan wisata baru, maka telah dimulai rintisan TeFa di SMKN 1 dan SMKN 2 Gedangsari dalam bidang perbengkelan sepeda motor roda dua. Rintisan ini akan mendapatkan dukungan penuh dari Astra Motor Jakarta dan PT Astra Honda Motor.Â
SMK Negeri 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor berfokus pada mencetak ahli di bidang industri agribisnis. Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian(APHP) telah dirintis sejak tahun 2011. YPA-MDR sangat serius dengan baru saja meresmikan gedung sekolah SMKN 1 dengan berbagai fasilitas pendukungnya pada 12 Juli 2017 lalu, yang total biaya pembangunannya menelan anggaran Rp. 27 miliar. Wow, SMKN 1 Leuwiliang telah menjadi sekolah menengah kejuruan dengan fasilitas terlengkap dan terbaik di Indonesia.
Ternyata SMKN 1 Leuwiliang yang telah berstandar ISO 9000, akan dipersiapkan menjadi Information Communication Technology (ICT) Based  School dimana pemanfaatan teknologi berbasis IT akan diterapkan dalam kurikulum sekolah. Pengadaan dan instalasi sarana laboratorium dan perangkat lunak (software) akan melibatkan kolaborasi Politeknik Manufaktur (Polman) Astra dan PT Astragraphia Information Technology (AGIT).
Sementara itu SMKN 2 Donorojo Kabupaten Pacitan diproyeksikan akan mencetak ahli pertanian, melalui pembinaan kejuruan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Kejuruan APHP kelak akan juga diterapkan pada sekolah binaan di Kabupaten Lampung Selatan. Untuk potensi tenun ikat yang khas NTT, tengah dipersiapkan bagi kejuruan binaan di Kupang NTT.