"Ada sebuah industri kecil menengah (IKM) berbasis manufaktur mebel di Nagoya Jepang yang memiliki nama dan filosofi yang unik. NY Manufacturing ini memakai nama usaha yang tak identik dengan yang berbau Jepang. NoYes, begitulah nama perusahaan ini, yang juga merupakan filosofi yang dianut oleh sang pemilik usaha (owner). Sang owner mengatakan jika ada perusahaan lain berkata "No", maka perusahaan kami akan berani berkata "Yes".
Sementara itu masih ada beberapa IKM yang dikunjungi peserta Batch 5 di Osaka dan Nagoya, termasuk pula dua manufaktur industri besar di Nagoya yaitu Kubota dan Toyota Motor Corporation.
Pekerjaan rumah besar bagi pengembangan UMKM di Indonesia, dapat dilakukan dengan mengadopsi perilaku manajemen UKM serta industri besar di Jepang.
Hal teknis yang dipelajari antara lain filosofi perusahaan, manajemen usaha khususnya dalam proses produksi. Dalam hal non teknis, kita dapat melihat kedisiplinan perilaku dan waktu.
Beruntung sekali dapat melihat keberlangsungan UKM di Jepang, Â yang kini dikelola oleh generasi kedua. Saya yang juga sebagai generasi kedua di perusahaan, dapat turut mempelajari filosofi dan pengalaman UMKM generasi kedua di Jepang dalam mengembangkan usaha yang lebih produktif pasca menerima tongkat estafet dari generasi pertama".
Demikianlah pernyataan dari Yulius Handaru Pradipto (Deputy DirectorPT Galih Ayom Paramesti), ketika bertestimoni pada saat acara pelepasan peserta IDCM Batch 6 tahun 2017 di kantor YDBA Sunter Jakarta Utara pada 11 September 2017 kemarin. Yulius Handaru Pradipto berkesempatan mewakili perusahaannya yang merupakan UMKM mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), untuk mengikuti pelatihan The Program on Corporate Management for Indonesia (IDCM) Batch 5 ke Jepang pada tahun 2016.
Pelatihan IDCM yang telah berlangsung sejak tahun 2013, merupakan program kolaborasi antara YDBA, Association for Overseas Technical Cooperation & Sustainable Partnerships (AOTS), serta Himpunan Alumni AOTS Indonesia (HAAI). Oh ternyata, AOTS itu merupakan organisasi internasional yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia negara-negara berkembang, yang bernaung dalam Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang. AOTS akan mempromosikan kerjasama teknis melalui pelatihan, pengiriman pakar, serta rangkaian program lainnya.
Tercatat ada 24 UMKM sebagai peserta Batch 1 yang diberangkatkan pada tahun 2013. Untuk Batch 2 dan Batch 3 tahun 2014, tercatat total 48 UMKM yang diberangkatkan. Pada Batch 4 tahun 2015, ada 22 UMKM yang diberangkatkan. Sementara pada Batch 5 tahun 2016, telah memberangkatkan 21 UMKM.
Kini di tahun 2017, ada 22 UMKM mitra YDBA yang berkesempatan mengikuti IDCM di Kansai Kenshu Center, Osaka, Jepang. Mereka telah diseleksi secara administratif dengan melihat berbagai aspek pertimbangan seperti profil & struktur organisasi perusahaan, serta bidang usaha yang dijalani UMKM.
Wah peserta Batch 6 akan mengikuti pelatihan di Jepang selama 13 - 26 September 2017, yang didampingi oleh instruktur terbaik pasca karyawan YDBA tahun ini yaitu Yusuf Parna. Beliau yang telah purnabhakti dari PT Astra Daihatsu Motor ini, merupakan instruktur yang memiliki kecakapan dalam bidang quality control circle (QCC), lean production system (LPS), total productive maintenance (TPM).
Pius Cahyo Ardi Andono (Manajer InjeksiPT Yogya Presisi Tehnikatama Industri), yang mewakili peserta Batch 6, menyatakan bahwa upgrade materi pelatihan & pendampingan ala YDBA telah begitu banyak memberikan manfaat bagi daya saing serta keberlanjutan UMKM. Tak hanya dirasakan oleh pemilik usaha, namun juga peningkatan kompetensi para pekerjanya.
Andono berharap agar pelaku UMKM dapat menyelam sambil minum air plus sekalian mengail ikan di kolam besar yang bernama Indonesia. Kelak dapat berdiri di kaki sendiri, sambil menegakkan Merah Putih di negeri sendiri.