"Berbicara tentang kualitas adalah berbicara tentang kerinduan. Kerinduan bahwa seharusnya hidup saya, lingkungan saya, kerja saya, seharusnya bisa lebih baik dari sekarang.
Kerinduan karena memang Sang Semesta menanamkan Kebaikan dalam diri setiap ciptaan-Nya, yang memang mengetuk-ngetuk nurani untuk diwujudkan.
Setiap dari kita ibarat keping dari sebuah puzzle yang besar. Sebuah keping yang mencari temannya untuk membentuk sebuah gambar, sebuah cita-cita besar.
Karenanya, setiap keping-keping itu saling berbeda, dan mereka saling merindukan. Keping yang satu rindu kepada keping yang lain yang membawa gambar yang berbeda. Karena gambar yang sama hanya menghasilkan gambar yang begitu-begitu saja, alias mandek, Â alias 4L Lu Lagi Lu Lagi
Keping keping itu menyimpan kerinduan untuk bersatu bukan untuk bertikai, untuk saling memberi bukan saling mem-bully, untuk bekerjasama bukan sekedar sama-sama bekerja.
Dan disitulah QCC memberi sarana, memberi metode, bagaimana hidup dan kerja yang berkualitas bisa diwujudkan.
Bagaimana Kebaikan dalam diri setiap ciptaan-Nya bisa dimunculkan. Bagaimana gambar yang berbeda dari setiap keping puzzle itu bisa bersatu, menjadi gambar dari cita-cita besar, yang menjadi kenyaataan.
Mari kita melihat QCC bukan tentang kewajiban, bukan tentang tugas, bukan tentang perlombaan, bukan tentang hadiah, tetapi memang inilah sarana untuk menunaikan kerinduan untuk membuat hidup kita, kerja kita, lingkungan kita menjadi lebih baik, kerinduan setiap insan"
~Henry C Widjaja~
--------
Demikianlah rangkaian kalimat khas nan puitis dari Henry C Widjaja (Ketua Pengurus YDBA ~ Yayasan Dharma Bhakti Astra), yang dibawakannya ketika membuka Konvensi Quality Control Circle (QCC) bagi UMKM mitra YDBA pada 12 Agustus 2017 lalu di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 ICE-BSDCity Tangerang Selatan.
"Dalam menjalankan bisnis, kualitas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar. Hal ini sangat penting mengingat kualitas sangat berhubungan dengan kepuasan pelanggan," ujar Henry C Widjaja dalam kata sambutannya.
Kickoff Konvensi QCC yang telah dimulai dari 3 April 2017 lalu, dengan rangkaian penyeleksian serta pendampingan intensif oleh mentor YDBA dalam kategori tiga wilayah. Setelah dilakukan penyaringan yang ketat kembali, akhirnya terpilih tiga finalis yang berhak melakukan presentasi dalam Konvensi QCC.
Karakter yang harus dimiliki seorang driver antara lain pembawaan diri dan berkomunikasi yang baik, pelayanan kebutuhan pelanggan, mengerti biaya yang kompetitif  memahami teknologi. Ini nantinya akan berguna ketika mengelola pengetahuan, kemampuan dan sikap orang disekitarnya, yang akan merupakan kunci perbaikan terus menerus secara berkelanjutan.
Potensi penurunan produktivitas dan pendapatan bagi perusahaan, dapat diminimalkan dengan tingginya kapabilitas driver. QCC yang telah diterapkan perusahaan, akan menjadi budaya kerja serta memudahkan perusahaan melakukan regenerasi serta reorganisasi yang cepat & terarah.
Seusai sesi sharing penerapan QCC, maka ketiga finalis Konvensi QCC melakukan presentasi dari kegiatan QCC yang telah dilakukan di masing-masing perusahaan. Finalis pertama yaitu PT Rachmat Perdana Adhimetal (RPA) memaparkan permasalahan QCC "Menghilangkan Delay Persiapan Delivery Plate Setting K15". PT RPA yang didirikan oleh Syaiful Munir pada tahun 1997 ini, bergerak dalam jasa metal stamping, welding, serta pembuatan dies & jig fixture. Atas kompetensinya yang terus terjaga, PT RPA telah menjadi salah satu 1st tier supplier bagi PT Astra Honda Motor serta beberapa anak usaha Grup Astra lainnya.
Finalis kedua yaitu PT Bakom Metal Industri (BMI), yang berdiri pada tahun 2004 dan berambisi menjadi manufaktur piston terbesar di tanah air serta benua Asia. PT BMI memaparkan permasalahan QCC "Menurunkan Defect Pin Hole Nokari Produksi Machining Line 2". Usaha permesinan ini, kini telah menjadi supplier bagi beberapa anak usaha PT Astra Otoparts Tbk.
Finalis ketiga yaitu PT ATMI Solo, yang bergerak dalam bidang pembuatan mold, komponen otomotif & non-otomotif, serta pengembangan mesin. Perusahaan yang dahulu dikenal sebagai Akademi Teknik Mesin Industri ini, memaparkan permasalahan QCC "Meningkatkan Produktivitas Assembly Hospital Bed 3 Crank'. Kepercayaan terhadap PT ATMI Solo akan produksi serta pengembangan peralatan mesin, telah diberikan oleh industri makanan minuman, otomotif hingga rumah sakit.
Sementara itu dalam perhelatan GIIAS 2017, YDBA turut menghadirkan #HebatnyaUKM melalui dua booth yaitu yang berada di Hall 2 No 2x dan Prefunction Hall 3A. Ada tiga UMKM kerajinan, dua UMKM perbengkelan serta tujuh UMKM manufaktur.
"QCC merupakan Tools efektif untuk melibatkan karyawan dalam proses kerja lebih baik di lingkungan perusahaan. Tanpa perlu menunggu perintah atasan, setiap karyawan akan memiliki kepuasan kerja. Dalam setiap langkah QCC, sudah ada sistematika yang mudah diikuti untuk menemukan penyebab masalah yang mendasar," kata Henry C Widjaja seusai penutupan Konvensi QCC, ketika ditanyakan harapan atas kegiatan ber-Kaizen dan ber-QCC ini.
Mari ber-Kaizen dan be-QCC, menuju kemandirian agar #HebatnyaUKM dapat naik kelas serta awet secara berkelanjutan.
Yuk NgImprove!
Yuk Mandiri!
Artikel terkait YDBA:
Maju UKM-nya Bahagia Bangsanya
Mengaktifkan Gelombang Kaizen Dalam Detak Kehidupan Hebatnya UKM
Selebrasi "Unboxing Future HebatnyaUKM[dot]org
Sudah Seharusnya UKM Naik Kelas & Mencapai Pertumbuhan Berkelanjutan
Konvensi QCC Mewujudkan Kompetensi UKM Mitra YDBA