"Dalam menjalankan bisnis, kualitas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar. Hal ini sangat penting mengingat kualitas sangat berhubungan dengan kepuasan pelanggan," ujar Henry C Widjaja dalam kata sambutannya.
Kickoff Konvensi QCC yang telah dimulai dari 3 April 2017 lalu, dengan rangkaian penyeleksian serta pendampingan intensif oleh mentor YDBA dalam kategori tiga wilayah. Setelah dilakukan penyaringan yang ketat kembali, akhirnya terpilih tiga finalis yang berhak melakukan presentasi dalam Konvensi QCC.
Karakter yang harus dimiliki seorang driver antara lain pembawaan diri dan berkomunikasi yang baik, pelayanan kebutuhan pelanggan, mengerti biaya yang kompetitif  memahami teknologi. Ini nantinya akan berguna ketika mengelola pengetahuan, kemampuan dan sikap orang disekitarnya, yang akan merupakan kunci perbaikan terus menerus secara berkelanjutan.
Potensi penurunan produktivitas dan pendapatan bagi perusahaan, dapat diminimalkan dengan tingginya kapabilitas driver. QCC yang telah diterapkan perusahaan, akan menjadi budaya kerja serta memudahkan perusahaan melakukan regenerasi serta reorganisasi yang cepat & terarah.
Seusai sesi sharing penerapan QCC, maka ketiga finalis Konvensi QCC melakukan presentasi dari kegiatan QCC yang telah dilakukan di masing-masing perusahaan. Finalis pertama yaitu PT Rachmat Perdana Adhimetal (RPA) memaparkan permasalahan QCC "Menghilangkan Delay Persiapan Delivery Plate Setting K15". PT RPA yang didirikan oleh Syaiful Munir pada tahun 1997 ini, bergerak dalam jasa metal stamping, welding, serta pembuatan dies & jig fixture. Atas kompetensinya yang terus terjaga, PT RPA telah menjadi salah satu 1st tier supplier bagi PT Astra Honda Motor serta beberapa anak usaha Grup Astra lainnya.
Finalis kedua yaitu PT Bakom Metal Industri (BMI), yang berdiri pada tahun 2004 dan berambisi menjadi manufaktur piston terbesar di tanah air serta benua Asia. PT BMI memaparkan permasalahan QCC "Menurunkan Defect Pin Hole Nokari Produksi Machining Line 2". Usaha permesinan ini, kini telah menjadi supplier bagi beberapa anak usaha PT Astra Otoparts Tbk.
Finalis ketiga yaitu PT ATMI Solo, yang bergerak dalam bidang pembuatan mold, komponen otomotif & non-otomotif, serta pengembangan mesin. Perusahaan yang dahulu dikenal sebagai Akademi Teknik Mesin Industri ini, memaparkan permasalahan QCC "Meningkatkan Produktivitas Assembly Hospital Bed 3 Crank'. Kepercayaan terhadap PT ATMI Solo akan produksi serta pengembangan peralatan mesin, telah diberikan oleh industri makanan minuman, otomotif hingga rumah sakit.
Sementara itu dalam perhelatan GIIAS 2017, YDBA turut menghadirkan #HebatnyaUKM melalui dua booth yaitu yang berada di Hall 2 No 2x dan Prefunction Hall 3A. Ada tiga UMKM kerajinan, dua UMKM perbengkelan serta tujuh UMKM manufaktur.