PT ASTRA International Tbk yang memiliki kode emiten ASII dalam lantai Bursa Efek Indonesia, tak terasa akan berusia 60 tahun pada 20 Februari 2017 mendatang. Didirikan oleh William Soeryadjaya yang dalam manajemen usaha diibaratkan sebagai pedal gas sebuah mobil, sementara sang adik yaitu Tjia Kian Tie berfungsi sebagai kopling dan Benjamin Suriadjaja berfungsi sebagai pedal rem. Berawal dari rintisan tiga serangkai ini, sekarang ASTRA telah tumbuh dan berkembang dengan tujuh lini bisnis (otomotif, jasa keuangan, alat berat & pertambangan, agribisnis, infrastruktur & logistik, teknologi informasi, properti), 202 perusahaan, 213.175 karyawan. Filosofi ASTRA adalah Sejahtera Bersama Bangsa seperti yang tercantum dalam empat butir Catur Dharma ASTRA.Â
Kontribusi sosial didukung dengan sebuah divisi bernama Tanggungjawab Sosial & Lingkungan (Environment & Social Responsibility) serta sembilan yayasan, dalam mendukung empat pilar tanggung jawab sosial yaitu Pendidikan, Kesehatan, pengembangan UKM dan Lingkungan. Divisi ESR tersebut dikelola secara profesional oleh 31 talenta berlatar belakang pengetahuan mumpuni mengenai tanggung jawab sosial, yang mendapatkan gaji plus berbagai remunerasi dalam merancang seluruh program tanggung jawab sosial dalam seluruh yayasan dan Grup ASTRA. Program SATU Indonesia (Semangat ASTRA Terpadu Untuk Indonesia) Â merupakan payung utama berbagai entitas ASTRA (portofolio bisnis, people, kontribusi masyarakat), yang sejak tahun 2010 Â telah mewujudkan penghargaan bagi program insan muda mudi Indonesia dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, UKM, Teknologi.Â
Semua perjalanan inspirasi menjelang 60 tahun Astra ini disampaikan oleh Yulian Warman (Head of Public Relations PT Astra International Tbk) dalam Blogger Gathering SATU Indonesia yang diselenggarakan pada 23 Desember 2016 lalu di MidTown Cafe Jakarta Selatan. Dalam diskusi interaktif ini juga menghadirkan pembicara Maharani (Penerima SATU Indonesia Awards 2014 Kategori Lingkungan), Wicaksono (Blogger, Jurnalis & Penulis Buku), Arbain Rambey (Jurnalis Foto Harian Kompas), dengan moderator Regina Panontongan.Â
Maharani yang berasal dari Lombok Nusa Tenggara Barat merupakan pembudidaya tanaman gaharu, yang dapat melihat potensi besar namun masih banyak warga setempat yang sangat meragukan pada awalnya. Â Dimulai tahun 2009 mulai mengajak warga lokal untuk pelestarian lingkungan, setelah melihat lahan kritis & kerusakan lingkungan akibat pembukaan (alih fungsi) lahan pertanian secara masif di wilayah Lombok.Â
Tercetus menanam gaharu yang merupakan tanaman hutan berumur ratusan tahun dengan potensi ekonomi sangat luar biasa fantastis dan tetap dapat menjaga kelestarian lingkungan, yang dapat menghasilkan pendapatan hingga satu milyar rupiah per kilogram khusus hasil alam di hutan. Gaharu merupakan bahan baku utama pembuatan parfum/ minyak wangi. Ada anggapan masyarakat bahwa gaharu sebagai tanaman mistis dengan berbagai faktor, serta butuh waktu lama dalam pemanenan.Â
Gaharu dapat ditanam di pekarangan/ halaman depan rumah cukup lima pohon saja. Dengan teknologi injeksi khusus maka gaharu dapat dipanen lebih cepat dengan hasil hingga 10 juta per kilogram, dimana satu pohon dapat menghasilkan 3 hingga 4 kilogram. Tak hanya sebagai pembuatan parfum, namun gaharu telah dapat dikembangkan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan, bahkan daun gaharu dapat dibuat teh.Â
Wicaksono yang dikenal dengan nama digital @Ndorokakung, lebih menyukai penyebutan  content creator untuk aktivitas yang dilakukan seorang blogger. Trend 2017 dalam perkembangan platform media sosial, masih menunjukkan dominasi kuat diantara Facebook, Instagram, Snapchat, YouTube, Twitter. Namun ada kecenderungan akan saling membaur ciri khasnya diantara mereka. Akan ada kemiripan antara Snapchat & Instagram Live, Facebook & Snapchat, Facebook & Twitter, YouTube & Facebook. Ini seiring masing-masing para raksasa media sosial dunia tersebut sangat rajin akuisisi media sosial lainnya serta berbagai macam startup digital, untuk melengkapi perangkat (tools) aplikasi dalam mengantisipasi perluasan kebutuhan warna warni platform.Â
Perkembangan fotografi saat ini sungguh telah berevolusi seiring berkembangnya jurnalis warga (citizen journalism), dengan pemakaian kamera ponsel pintar yang hasil jepretannya nyaris setara dengan DSLR. Arbain Rambey kemudian menunjukkan beberapa fakta bahwa New York Times di Januari 2015 pernah memasang foto headline selama lima hari berturut-turut yang berasal dari foto di akun instagram, headline Harian Kompas di tahun 2012 pernah memakai foto dari Blackberry, Oktober 2015 Â iPhone4.Â
Foto termahal di dunia seharga 4,2 juta dolar AS. Ketika foto kategori seni dapat dihargai dengan nilai angka fantastis, maka kemungkinan itu tergantung siapa yang memotretnya. Misalnya jika ada foto karya Basuki Abdullah & Arbain Rambey, maka ada kecenderungan foto Basuki Abdullah akan dianggap paling menarik & dapat dihargai mahal.Â
Sejak tahun 2003 Arbain Rambey telah tidak memakai manual lagi, Â tapi memanfaatkan auto hingga kini. Auto yang dibuat oleh para ahlinya dalam kamera mahal biarkanlah bekerja cerdas dengan sendirinya, bagian kita adalah cerdas memikirkan hal non teknis lainnya. Sebuah foto dapat memiliki kekuatan dahsyat hanya dengan menggeser posisi dari fotografer lainnya.Â
Saat rapat kabinet membahas perekonomian gejolak rupiah tahun 2004, dengan hanya menggeser posisi didapat momen pidato Presiden SBY berlatar belakang foto Megawati tersenyum, hingga pihak Istana mempertanyakan maksud dari foto ini. Kemudian saat Presiden Megawati pada masa itu sempat "konflik" dengan suami Taufik Kemas, dengan ide jahil & menunggu momen fotografer berhasil memotret mereka berdua saat saling membelakangi.